Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PSIKOLOG perkembangan anak, remaja, dan pendidikan T Novi Poespita Candra mengatakan anak bisa dilatih mengelola keuangan sendiri, salah satunya dengan pendekatan kognitif seperti diskusi.
"Mendiskusikan dahulu mengapa jika kita punya uang harus dikelola dengan baik. Apa manfaatnya jika mereka bisa mengelola," ucap Novi, Rabu (5/4).
Psikolog lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) itu menambahkan pendekatan kognitif pada anak dapat menumbuhkan pemahaman pada anak mengenai pentingnya mengelola uang yang mereka miliki, seperti uang Tunjangan Hari Raya (THR).
Baca juga: Kemenkes Tegaskan Sufor tidak Sebabkan Diabetes Pada Anak
Selain itu, orangtua juga bisa memberikan edukasi dan keterampilan bahwa uang bisa dijadikan alat transaksi, ditabung, dan bisa diputar kembali. Anak juga bisa diajarkan cara mencatat pengeluaran termasuk dari hasil THR yang ia dapat.
"Mungkin mereka diajarkan untuk mencatat atau merencanakan penggunaan hasil tabungan mereka termasuk hasil THR mereka," kata psikolog yang juga pengarang buku pendidikan ini.
Cara lain yang lebih mudah dilakukan orangtua jika ingin memberikan edukasi tentang pengelolaan uang adalah dengan memberikan contoh pada anak sejak kecil.
Baca juga: Mudik Membawa Anak, Ini yang Perlu Disiapkan
Novi mengatakan anak butuh contoh nyata terkait pengelolaan uang dan pemanfaatan uang secara bijaksana.
"Jadi, berdasar teori social learning, anak-anak perlu melihat contoh-contoh agar mereka paham mengenai pemanfaatan keuangan secara bijaksana," ungkap Novi.
Tentu saja, orangtua harus terus mendampingi anak dalam pemahaman pengelolaan keuangan. Jika sudah mengerti konsep menabung, bisa dibuatkan rekening tabungan, biasanya jika anak di bawah 17 tahun masih atas nama orangtua.
Sehingga, anak dan orangtua bisa berdiskusi mengenai kegunaan uang dan kapan uang tersebut bisa dibelanjakan. (Ant/Z-1)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved