Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
REVOLUSI industri 4.0 menciptakan permintaan yang tinggi terhadap tenaga ahli kelistrikan, otomasi industri, dan energi terbarukan. Untuk memanfaatkan potensi tersebut, Indonesia memiliki peluang yang besar membentuk tenaga ahli di bidang tersebut melalui pendidikan vokasi.
Dalam rangka memperkuat kerja sama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan Kedutaan Prancis, Indonesia mendapat perhatian khusus dari Schneider Electric Global dengan program Centre of Excellence (CoE) melalui Country Visit Indonesia-France Education Partnership.
Kegiatan kerja sama itu ditandai dengan kunjungan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Saryadi, serta Eksekutif Schneider Electric Global Gwenaelle Avice Huet dan Roberto Rossi di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) sebagai tempat fasilitas Centre of Excellence, Cimahi.
Baca juga : Kemendikbudristek Pastikan Guru P1 yang Gagal Dapat Penempatan Diprioritaskan Tahun Ini
Saryadi mengatakan, CoE merupakan bentuk dari kemitraan yang kuat dan solid antara Indonesia dan Prancis.
“CoE ini menjadi gerbang untuk mendukung agenda nasional Making Indonesia 4.0,” tutur Saryadi.
Baca juga : Kemendikbudristek Resmi Buka Pembelajaran Program Pendidikan Kecakapan dan Wirausaha
Saryadi menegaskan, terbentuknya CoE dapat menghadirkan insan yang kompeten dan kecakapan berstandar industri. Hal tersebut bisa menjadi jalan untuk link and match antara pendidikan vokasi dengan industri. Saryadi berharap kerja sama ini dapat meningkatkan komitmen semua pihak yang terlibat untuk memajukan pendidikan vokasi.
CoE merupakan program bantuan dari industri untuk peningkatan mutu dan upskilling siswa dan guru. Pembangunan CoE di BBPPMPV BMTI ini sudah sejak tahun 2017 dan kini menjadi investasi terbesar yang diberikan oleh Schneider Electric Global dalam peningkatan pendidikan vokasi di Indonesia untuk kelistrikan, otomasi industri, dan energi terbarukan.
Dalam penerapan program, pengembangan profesional dipimpin oleh seorang ahli Perancis. Sedangkan untuk kurikulum, diselaraskan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Prancis dan Kemendikbudristek sudah menjalin kerja sama di bidang pendidikan selama lebih dari 50 tahun.
Kerja sama yang terjalin dalam kurun waktu tersebut membawa dampak positif yang luar biasa. Salah satunya diwujudkan melalui kemitraan dengan Schneider Electric yang berinvestasi pada pendidikan vokasi di Indonesia sejak enam tahun lalu.
Kerja sama kolektif tersebut telah merevitalisasi 184 perangkat pelatihan laboratorium SMK. Hasil revitalisasi tersebut berdampak pada 24.800 siswa, 402 guru, dan teknisi yang kini sudah terlatih.
Dalam paparannya, perwakilan dari Schneider Electric Group, Gwenaelle mengatakan, pihaknya telah berinvestasi training kit senilai Rp10 miliar pada fasilitas Center of Excellence di Cimahi yang digunakan untuk membiayai training kit 40 SMK.
“Schneider Electric Global berambisi untuk melatih 1 juta pemuda dalam manajemen energi, otomasi, dan semua soft skills yang relevan untuk mengatasi tantangan di masa depan dan Indonesia adalah CoE terbesar yang kami investasikan dari 11 CoE di dunia,” jelas Gwenaelle dalam sambutannya.
Sejalan dengan tersebut, Kedutaan Prancis turut mendukung CoE secara penuh. Stephane Dovart selaku Konselor Kedutaan Prancis mengatakan, Indonesia memiliki kekuatan dalam bidang industri dan ekonomi. Apalagi dengan jumlah SMK yang cukup banyak, sekitar 14.000.
“Hal itu menandakan sumber daya manusia Indonesia yang banyak dan dapat dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kualitasnya,” ungkap Stephane.
Di sisi lain, Kepala BBPPMPV BMTI, Supriyono, menyambut berbagai bentuk investasi yang diberikan oleh Schneider Electric Global. Menurutnya, dengan fasilitas yang lengkap, BBPPMPV BMTI menjadi tempat pelatihan yang ideal bukan hanya untuk siswa dan guru SMK di Indonesia, tetapi juga untuk teknisi yang berasal dari luar negeri, seperti Thailand, Malaysia, dan negara Asia Tenggara lainnya.
Kegiatan terus berlanjut dengan tur fasilitas CoE yang dipresentasikan oleh perwakilan siswa SMKN 1 Cimahi dan pihak Schneider Electric. Berbagai alat yang dipresentasikan adalah automation solution factory, beverage mixing and filling process.
Selain itu, terdapat juga building and energy management system sebagai upaya otomasi bangunan. Tak kalah memukau, CoE ini pun memiliki fasilitas solar home system dan solar water pumping system yang dapat menjadi solusi untuk tenaga listrik bertenaga energi surya yang berguna untuk pemanfaatan listrik di desa sekitar. (RO/Z-5)
Selama 10 tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mengalami tren peningkatan dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 73,55
Berbagai informasi seputar warisan di sepanjang DAS Citarum melalui kegiatan bernama 'Cerita Citarum'.
Untuk menambah motivasi dan wawasan para peserta, pihaknya sengaja mengundang pelatih dan perwakilan pemain Tim U-16 yaitu Bima Sakti, Ji Da-Bin, dan Figo Dennis.
Biskuat Academy 2022 berhasil meraih 58.766 partisipan anak pada program Sekolah Bola Online dan berhasil memecahkan rekor MURI.
Tujuan: 1. Pendekatan yang dilakukan agar siswa dan mahasiswa dapat memilih pelajaran yang diminati. 2. Tindak lanjut untuk perbaikan Kurikulum 2013.
Gerakan bersama yang mendasari transisi peserta didik PAUD ke SD/MI/ sederajat dengan cara yang menyenangkan dan dimulai sejak tahun ajaran baru 2023.
Menaker Ida Fauziyah mengatakan dengan revolusi industri 4.0 dan dampak pandemi covid-19, maka dibutuhkan transformasi ketenagakerjaan.
Pentingnya bagi generasi muda untuk memiliki karakter dalam mengimplementasikan teknologi secara optimal. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap iklim global di era industri 4.0.
Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang mereka pelajari di berbagai kegiatan industri.
Untuk meningkatkan kompetensi guru di era industri 4.0, IDE yang bergerak di bidang solusi Learning Management System (LMS) berbasis aplikasi telah menggandeng Ikatan Guru Indonesia (IGI).
Dalam menjawab tantangan era Society 5.0, sejumlah perguruan tinggi mempersiapkan mahasiswanya untuk membangun startup.
Para tenaga pendidik pun harus menyesuaikan segala proses pembelajaran dengan perkembangan zaman era industri 4.0 yang telah menjadikan digitalisasi sangat dominan dalam segala aspek.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved