Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Pengamat pendidikan Doni Koesuma menilai model sistem Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) yang telah ditetapkan tahun ini berpotensi memunculkan masalah.
Pada jalur ini peserta yang akan masuk ke perguruan tinggi negeri tertentu akan dites melalui ujian literasi, numerasi, penalaran dan bahasa Inggris. Hal itu, kata Doni akan memunculkan masalah ketidaksesuaian penerimaan mahasiswa.
“Model seperti ini buruk sekali. Kalau tesnya hanya berdasarkan literasi, numerasi dan penalaran, misalnya ada anak IPS mendaftar masuk ITB atau IPB. Bisa saja dia masuk. Karena yang dipakai nilai matematikanya. Karena di dalam keputusan menteri terakhir terkait mata pelajaran pendukung itu yang menetapkan kan menteri,” kata Doni kepada Media Indonesia, Kamis, (23/3).
Baca juga: Seleksi Nasional Berbadasar Tes 2023 Dibuka, Ini Bedanya dengan SBMPTN
“Masa fair sih matematika anak IPS dibandingkan dengan anak IPA, yang mana itu sains murni. Nanti anak IPA sains murni tidak diterima, kemudian anak IPS diterima kan tidak adil. Sementara dari sisi kekokohan keilmuannya anak IPA lebih banyak dapat ilmunya ketimbang dari IPS,” tambah Doni.
Doni mengungkapkan sejak dulu, dirinya telah meminta ujian tertulis SNBT itu direvisi. Namun, kenyataannya sistem itu tetap saja diberlakukan. Dia juga meminta agar Kemendikbud-Ristek dapat membuat sistem seleksi yang mewadahi calon mahasiswa dengan fundamental keilmuan yang kuat.
Baca juga: LLDIKTI : Tangkap dan Bersihkan Oknum yang Cederai Sistem dan Regulasi di PTN
“Harus tetap ada ujian yang berbasis mata pelajaran fundamental, mata pelajaran dasarnya. Kalau ini dihilangkan, nanti yang terjadi universitas gagal menyeleksi mahasiswa yang memang pantas masuk prodi itu. Sehingga kampus mendapatkan mahasiswa yang tidak kompeten. Karena sistem seleksinya itu memungkinkan model seperti tadi itu,” pungkasnya. (Dis/Z-7)
Selain memberikan akses pendidikan tinggi, Perguruan Tinggi memiliki peranan untuk membawa angin perubahan di dalam masyarakat yang tentunya melalui karya
Universitas Widyatama (UTama) memberikan kesempatan kepada hampir 1.000 siswa SMA dan SMK dari sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) ikuti program Trial Class “Satu Hari Menjadi Mahasiswa”.
Kawasan Metropolitan Rebana adalah wilayah tujuh kota/kabupaten yang terdiri dari Kabupaten Subang, Indramayu, Majalengka, Sumedang, Cirebon, Kuningan, dan Kota Cirebon.
UPI meraih peringkat 5 tertinggi dari 21 perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia dalam kategori Liga PTN Badan Hukum.
Banyak kampus terbaik berdiri di Jawa Barat. Kami berharap mereka memberi kontribusi dalam pembangunan di daerah tempatnya berada
INDONESIA memiliki potensi produk invensi dan inovasi yang sangat besar. Namun sayangnya, banyak diantaranya hanya berujung pada purwa rupa dan jurnal ilmiah.
Cara belajar matematika yang seragam seperti yang selama ini diterapkan bisa menimbulkan tekanan dan menurunkan motivasi anak.
Prisma segitiga sendiri terbagi menjadi tiga, yakni tegak, sama kaki dan siku-siku. Untuk bisa menghitung rumus ini kalian harus melalui beberapa tahap rumus terlebih dahulu.
Salah satunya adalah rumus keliling lingkaran. Rumus keliling lingkaran ini terbilang cukup sering keluar dalam pelajaran matematika.
Luas segitiga ini ditempati oleh tiga sisi 2 dimensi. Segitiga sendiri adalah bangun yang memiliki tiga buah sudut dan sisi.
Untuk menghitung luas permukaan kubus ini kalian bisa mempelajarinya dengan contoh-contoh soal. Untuk luas permukaan kubus ini kalian adalah luas seluruh sisi pada kubus.
Produk VM ditujukan bagi siswa sekolah pada jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved