Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Pengamat pendidikan Doni Koesuma menilai model sistem Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) yang telah ditetapkan tahun ini berpotensi memunculkan masalah.
Pada jalur ini peserta yang akan masuk ke perguruan tinggi negeri tertentu akan dites melalui ujian literasi, numerasi, penalaran dan bahasa Inggris. Hal itu, kata Doni akan memunculkan masalah ketidaksesuaian penerimaan mahasiswa.
“Model seperti ini buruk sekali. Kalau tesnya hanya berdasarkan literasi, numerasi dan penalaran, misalnya ada anak IPS mendaftar masuk ITB atau IPB. Bisa saja dia masuk. Karena yang dipakai nilai matematikanya. Karena di dalam keputusan menteri terakhir terkait mata pelajaran pendukung itu yang menetapkan kan menteri,” kata Doni kepada Media Indonesia, Kamis, (23/3).
Baca juga: Seleksi Nasional Berbadasar Tes 2023 Dibuka, Ini Bedanya dengan SBMPTN
“Masa fair sih matematika anak IPS dibandingkan dengan anak IPA, yang mana itu sains murni. Nanti anak IPA sains murni tidak diterima, kemudian anak IPS diterima kan tidak adil. Sementara dari sisi kekokohan keilmuannya anak IPA lebih banyak dapat ilmunya ketimbang dari IPS,” tambah Doni.
Doni mengungkapkan sejak dulu, dirinya telah meminta ujian tertulis SNBT itu direvisi. Namun, kenyataannya sistem itu tetap saja diberlakukan. Dia juga meminta agar Kemendikbud-Ristek dapat membuat sistem seleksi yang mewadahi calon mahasiswa dengan fundamental keilmuan yang kuat.
Baca juga: LLDIKTI : Tangkap dan Bersihkan Oknum yang Cederai Sistem dan Regulasi di PTN
“Harus tetap ada ujian yang berbasis mata pelajaran fundamental, mata pelajaran dasarnya. Kalau ini dihilangkan, nanti yang terjadi universitas gagal menyeleksi mahasiswa yang memang pantas masuk prodi itu. Sehingga kampus mendapatkan mahasiswa yang tidak kompeten. Karena sistem seleksinya itu memungkinkan model seperti tadi itu,” pungkasnya. (Dis/Z-7)
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Di era disrupsi ini, kecerdasan buatan, otomasi, dan teknologi digital telah mengubah peta pekerjaan. Banyak profesi bergeser atau hilang.
Kampus mencari siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter etis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan tangguh dalam menghadapi perubahan.
Ada lima area utama pendekatan pendidikan yang dilakukan Casa Dei Montessori yaitu keterampilan hidup (practical life), sensorial, matematika, bahasa, dan kultural.
Mudah ingat rumus integral & turunan! Pelajari trik simpel, kuasai kalkulus tanpa pusing. Tips ampuh untuk pelajar & mahasiswa. Klik sekarang!
Konversi satuan panjang, berat, waktu mudah! Temukan rumus lengkap & praktis. Pelajari cara mengubah meter ke cm, kg ke gram, jam ke menit di sini!
Selesaikan sistem persamaan linear dengan mudah! Pelajari metode substitusi, eliminasi, & matriks. Kuasai aljabar & raih nilai terbaikmu sekarang!
Hafal rumus matematika dasar dengan cepat! Temukan trik ampuh, metode unik, dan tips jitu agar matematika jadi lebih mudah dan menyenangkan. Klik sekarang!
SAINS tidak harus rumit, teknologi tidak harus mahal, dan matematika tidak harus menakutkan. Justru sebaliknya, semua itu bisa dekat, terjangkau, relevan, dan menyenangkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved