Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Main Engklek Sambil Berhitung: Cara Guru di Siak Ajarkan Matematika yang Menyenangkan 

Media Indonesia
30/6/2025 11:26
Main Engklek Sambil Berhitung: Cara Guru di Siak Ajarkan Matematika yang Menyenangkan 
Guru SDN 08 Kampung Rempak, Siak, Riau, mengajarkan matematika dengan permainan tradisional engklek sebagai bagian dari pembelajaran numerasi kontekstual.(Tanoto Foundation)

Suasana kelas di SDN 08 Kampung Rempak, Kabupaten Siak, Riau, tampak berbeda dari biasanya. Alih-alih duduk diam mengerjakan soal di buku, para murid justru bermain engklek sambil menjawab pertanyaan matematika.
Permainan tradisional itu menjadi bagian dari pembelajaran numerasi yang dirancang Roliah, guru di sekolah tersebut. 

“Hari ini kita jadi pengolah data, ya. Kita bermain engklek sambil berhitung,” ujarnya semangat, disambut sorak para siswa.

Dalam permainan, dua tim saling bergiliran menjawab kuis numerasi saat berada di tengah-tengah kotak engklek. Skor dicatat dan dianalisis. Anak-anak belajar berhitung tanpa sadar sedang belajar. 

“Mereka lebih semangat karena merasa sedang bermain, bukan belajar matematika,” jelas Roliah.

Inovasi ini bermula dari keterlibatan Roliah dalam program Fasilitator Daerah Perubahan, yang didampingi oleh Tanoto Foundation. Melalui metode lesson study, ia bersama guru lain merefleksikan hasil belajar siswa, termasuk rendahnya capaian numerasi dalam Rapor Pendidikan sekolah.

“Melihat Rapor Pendidikan sekolah kami yang menunjukkan angka numerasi masih rendah, saya dan guru-guru lain menyadari bahwa murid-murid kesulitan memahami konsep bilangan dan operasi hitung karena mereka tidak melihat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari,” ujar Roliah.

Dari situlah lahir ide untuk mengembangkan pendekatan numerasi kontekstual. Ia merancang permainan peran, aktivitas keseharian, hingga permainan dan kesenian lokal yang disisipi soal hitung-hitungan agar matematika tak lagi terasa menakutkan.

Inovasi ini tidak berhenti di kelasnya saja. Roliah mulai berbagi praktik baik melalui kegiatan komunitas belajar (Kombel) di sekolah. Ia juga mengundang rekan-rekan guru untuk mengamati proses belajar di kelasnya, lalu bersama-sama melakukan refleksi dan pengembangan materi.

Bahkan, inovasi ini mendorongnya untuk lebih mendalami secara akademik melalui pendidikan pascasarjana. 

Roliah mengangkat metode pengajaran kreatif ini sebagai tesis pascasarjana di Universitas Lancang Kuning dengan judul “Penerapan Lesson Study untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Permainan Tradisional.”
“Semoga praktik ini bisa direplikasi di sekolah lain. Matematika tidak harus ditakuti. Kalau jadi bagian dari cerita hidup anak-anak, mereka akan lebih mudah memahaminya,”pungkasnya.  (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik