Selasa 14 Maret 2023, 13:00 WIB

Gaya Hidup Sebabkan Adanya Tren Diabetes Tipe 2 pada Anak dan Remaja

Basuki Eka Purnama | Humaniora
Gaya Hidup Sebabkan Adanya Tren Diabetes Tipe 2 pada Anak dan Remaja

Freepik
Ilustrasi

 

KETUA Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengungkapkan adanya tren diabetes tipe dua pada anak dan remaja yang muncul karena faktor gaya hidup yang tidak sehat.

"Sekarang yang mengkhawatirkan adalah tren diabetes tipe 2 pada remaja dan anak. Yang harusnya muncul di usia 40 tahun ke atas, ini sudah ditarik lebih prematur lagi ke anak-anak. Jadi anak-anak sekarang sudah banyak yang diabetes tipe 2," ungkap Piprim, dikutip Selasa (14/3).

"Tipe 2 ini ada faktor genetik sedikit, tapi faktor gaya hidup, faktor pola makan itu yang sangat-sangat penting. Nah pola makan seperti apa? Kalau kita lihat, dasar dari diabetes tipe 2 adalah resisten insulin," sambungnya.

Baca juga: Pentingnya Pengendalian Konsumsi Gula di Masyarakat

Resisten insulin adalah gangguan penyerapan glukosa pada otot dan peningkatan produksi glukosa oleh hati. Penyebab dari resisten insulin adalah karena mengonsumsi makanan yang bersifat manis dan karbohidrat.

Lebih dalam, Piprim mengingatkan bahwa gaya hidup mengonsumsi junk food menjadi salah satu penyebab anak mengalami diabetes tipe 2. Sebab makanan-makanan tersebut mengandung tinggi gula hingga tinggi tepung.

"Tujuh puluh persen anak diabetes itu obesitas. Hanya 30% anak diabetes tipe 2 yang tidak obesitas. Jadi kalau tipe 2 nanti kaitannya dengan obesitas, sindrom metabolik. Tapi tipe 1 biasanya kurus," terangnya.

Baca juga: Cegah Diabetes pada Anak dengan Pola Makan Seimbang dan Batasi Asupan Gula

Piprim juga mengingatkan diabetes memiliki bahaya jangka panjang. Misalnya bisa mengakibatkan gangguan pada mata, diabetic retinopathy yang bisa menyebabkan kebutaan. 

Kemudian bisa juga terkena gagal ginjal kronik, serangan jantung, stroke hingga penyumbatan pembuluh darah di kaki yang berisiko diamputasi."

"Jadi, sekarang, kita harus kembali dengan jargonnya ya. Yang merusak masyarakat itu adalah junk food. Makanan, snack, segala macam yang ada barcodenya. Lawan dari junk food adalah real food, makanan yang tidak punya barcode. Misalnya ikan, telur, ayam, sayuran, tahu dan tempe," katanya.

"Ayo kembali ke real food. Kembali ke makanan Indonesia, makanan tradisional kita, makanan nenek moyang kita itu jauh menyehatkan. Kaya protein hewani dan nabati. Tapi anak-anak, balita khususnya, itu hewaninya dulu yang dipenuhi," pesan Piprim. 

Jadi, untuk terhindar dari diabetes, anak dan remaja harus meninggalkan junk food. (Ant/Z-1)

Baca Juga

Freepik

Tips Menjaga Kesehatan Kulit Selama Puasa

👤Basuki Eka Purnama 🕔Rabu 29 Maret 2023, 06:30 WIB
Selain menggunakan produk perawatan kulit, seseorang juga perlu menjaga kesehatan kulit melalui asupan makanan dan...
Antara/Galih Pradipta

Pemda Diminta Buat Terobosan Cegah Tawuran dan Perang Sarung

👤Mediaindonesia.com 🕔Rabu 29 Maret 2023, 05:21 WIB
KemenPPPA meminta pemerintah daerah melakukan terobosan untuk mencegah kelompok anak dan remaja perang sarung selama...
Antara/Sigid Kurniawan

Erupsi, Gunung Anak Krakatau Lontarkan Abu Setinggi 600 Meter

👤Mediaindonesia.com 🕔Rabu 29 Maret 2023, 03:39 WIB
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam aktivitas vulkanik berupa erupsi di Gunung Anak Krakatau yang berlokasi di...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya