EKSIBISIONIS merupakan gangguan kesehatan berupa dorongan, fantasi, atau tindakan mengekspose alat kelamin seseorang kepada orang yang tidak menginginkannya, terutama orang asing. Kondisi ini dianggap sebagai parafilia yang mengacu pada pola gairah seksual atipikal yang persisten dan intens disertai gangguan secara klinis.
Seseorang yang memiliki gangguan eksibisionis punya preferensi untuk menunjukkan alat kelamin kepada korban, yaitu anak-anak, remaja, orang dewasa, atau keduanya. Gangguan tersebut dapat dikategorikan sebagai gangguan kepribadian, karena ia akan merasakan semangat tinggi saat memperlihatkan alat kelaminnya.
Faktor penyebab gangguan eksibisionis
• Gangguan kepribadian antisosial.
• Penyalahgunaan zat.
• Gangguan parafilia.
Baca juga: Perbedaan antara Asimilasi dan Akulturasi Beserta Contohnya
Ada juga faktor lain yang belum terbukti kebenarannya yaitu pelecehan seksual masa kanak-kanak atau hiperseksualitas sebagai faktor risiko potensial berkembangnya gangguan.
Penyebab eksibisionis murni
Eksibisionis murni ialah rang-orang yang menunjukkan organ seksual mereka kepada orang lain dari kejauhan. Pelaku menganggap bahwa respons terkejut korban sebagai minat seksual.
Baca juga: Pemerintah Diminta Lebih Serius Tekan Prevalensi Perokok Anak
Dalam pikiran pelaku, dia sedang melakukan bentuk flirting (menggoda). Kondisi ini mirip dengan preferensi seksual lain. Ini bisa disebabkan oleh minat seks yang tidak tersalurkan. Namun, umumnya perilaku tersebut dapat berkurang seiring bertambahnya usia.
Penyebab eksibisionis eksklusif
Eksibisionis eksklusif muncul karena keinginan seseorang yang berusaha untuk memiliki hubungan romantis dan mereka yang tidak dapat melakukan hubungan seksual secara normal. Memamerkan alat kelamin adalah cara mereka untuk mendapatkan kepuasan seksual. Namun, jenis gangguan eksibisionis ini kurang umum.
Gejala eksibisionis
Gejala yang paling umum adalah gairah seksual yang sering dan kuat yang dicapai dengan memaparkan alat kelamin kepada orang yang tidak dikenal. Selain itu, gejala lain ialah memuaskan keinginan eksibisionistik dengan orang yang tidak dikenal, memiliki dorongan atau fantasi seksual yang menyebabkan gangguan di tempat kerja atau dalam hubungan sosial, juga individu menjadi bersemangat dengan mengekspose alat kelamin untuk orang dewasa, remaja, anak-anak, atau semua kelompok umur.
Penyembuhan eksibisionis
Pengidap eksibisionis amat disarankan untuk melakukan pengobatan dini agar gangguan tersebut dapat diatasi. Pengobatan eksibisionis biasanya mencakup psikoterapi dan pengobatan medis, seperti pelatihan relaksasi, pelatihan empati, pelatihan keterampilan untuk mengatasi ketika munculnya hasrat seksual, serta restrukturisasi kognitif (mengidentifikasi dan mengubah pikiran yang mengarah pada eksibisionisme).
Penelitian menunjukkan bahwa perawatan terapeutik efektif dalam mengobati gangguan tersebut. Perawatan tersebut dilakukan dengan alat untuk mengontrol impuls pengidap dan menemukan cara yang lebih dapat diterima untuk mengatasi dorongan untuk menunjukkan alat kelamin pada orang lain.
Selain itu, terapi perilaku kognitif dapat mengidentifikasi pemicu yang menyebabkan dorongan pengidap dan kemudian mengelola dorongan tersebut dengan cara yang lebih sehat. Beberapa obat-obatan yang menghambat hormon seksual, yang mengakibatkan penurunan hasrat seksual juga dapat membantu. Beberapa obat yang umum digunakan untuk mengobati depresi dan gangguan suasana juga dapat diberikan untuk mengurangi hasrat seksual. (Z-2)