Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
DICERITAKAN satu ketika Nabi Isa alaihissalam melakukan perjalanan. Di tengah perjalanan, ia melihat gunung yang tinggi. Ia pun ingin mendakinya.
Setelah mencapai puncak, ia dikagetkan oleh batu besar berwarna putih, lebih putih daripada susu. Ia berjalan di sekeliling batu tersebut dan ia terkagum-kagum dengan keelokan batu itu. Kemudian Allah SWT menurunkan wahyu untuk Nabi Isa, "Wahai Isa, apakah kamu senang Aku pertunjukkan sesuatu lebih mengagumkan daripada pemandangan yang kamu lihat yang saat ini?"
"Ya, wahai Tuhanku," jawab Nabi Isa.
Baca juga : Malam Nisfu Syaban Baca Yasin Tiga Kali, Bolehkah dan Bagaimana Caranya?
Kemudian batu tersebut terbelah oleh seorang tua yang sebagian kepalanya berambut putih. Ia berada di atasnya sambil memegang tongkat berwarna hijau. Di depan kedua matanya terdapat hidangan buah anggur dan ia sedang berdiri melaksanakan salat.
Nabi Isa takjub melihat pemandangan ini. "Wahai syekh, apa yang aku lihat ini?" tanya Nabi Isa kepada orang tua itu.
"Ini rezekiku setiap hari," jawab orang tua tersebut.
Baca juga : Tiga Peristiwa Penting yang Terjadi pada Bulan Sya'ban
"Selama berapa tahun engkau beribadah kepada Allah di atas batu ini?" tanya Nabi Isa.
"Empat ratus tahun," jawab kakek itu.
Nabi Isa berkata, "Wahai Tuhan dan junjunganku, Engkau tidak menciptakan seseorang yang lebih utama dari ia."
Baca juga : Khutbah Jumat: Lima Hal yang Perlu Dilakukan pada Bulan Sya'ban
Kemudian Allah Swt menurunkan wahyu kepada Nabi Isa AS, "Sesungguhnya seseorang dari umat Muhammad SAW yang menemui bulan Sya'ban dan melaksanakan salat pada malam pertengahan bulan Sya'ban (malam nisfu Sya'ban) bagi-Ku itu lebih utama daripada ibadah selama 400 tahun ini."
"Semoga saja aku menjadi umat Nabi Muhammad SAW," kata Nabi Isa AS setelah mendengar keutamaan malam pertengahan bulan Sya'ban bagi umat Nabi Muhammad SAW.
Kisah hikmah itu tertulis dalam kitab An-Nawadir al-Qalyubi halaman 22-23 karya Syekh Syihabuddin al-Qalyubi. Cerita tersebut dikutip dari @gubukilmuaswaja di Instagram.
Baca juga : Kapan Malam Nisfu Syaban 2024? Catat Tanggalnya
Begitulah, menurut kisah hikmah itu, Nabi Isa AS ingin menjadi umat Nabi Muhammad yang lebih mulia karena beribadah pada malam nisfu Sya'ban daripada orang beribadah 400 tahun. Yuk kita perbanyak ibadah pada malam ini, Rabu (7/3), karena sekarang malam nisfu Sya'ban. (Z-2)
Berikut amalan yang dapat dilakukan umat Islam pada malam nisfu Syakban yaitu setelah masuk waktu maghrib sampai sebelum masuk waktu subuh. Ini dilansir dari PP Darussa'adah Lirboyo.
PARA ulama menekankan umat Islam agar memperhatikan kemuliaan malam nisfu Sya'ban. Di antara para ulama itu ialah Imam Syafii dan Ibnu Taimiyah.
Tahun ini, malam nisfu Syaʼban akan jatuh pada Kamis malam Jumat, 13 Februari 2025. Karenanya, khatib perlu mencerahkan jemaah salat Jumat dengan khutbah mengenai keutamaan nisfu Sya'ban.
TANGGAL 1 Syakban pada 2025 jatuh pada Jumat 31 Januari. Lantas apa saja amalan untuk menyambut bulan Syakban?
Bulan Syaban menandakan Ramadan semakin dekat. Syaban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah. Apabila dikonversikan dalam kalender Masehi, kapan 1 Syaban 1446 H?
Salah satu amalan dalam malam nisfu Syaban yaitu membaca surat Yasin sebanyak tiga kali. Bagaimanakah hukumnya menurut ulama?
Pada peringatan Malam Nisfu Syaban, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang mengajak masyarakat memperbanyak amalan ibadah dan mempererat kerukunan.
Malam ini dikenal sebagai malam pengampunan, di mana Allah SWT membuka pintu rahmat dan ampunan bagi hamba-hamba-Nya.
Malam Nisfu Syaban merupakan momen istimewa dalam kalender Islam yang jatuh pada tanggal 15 Syaban. Pada malam penuh berkah ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah
SATU pendapat menganjurkan salat nisfu Sya'ban sebanyak 100 rakaat. Bagaimana pendapat ulama tentang hal ini?
Apa saja hadis-hadis yang dapat digunakan sebagai dalil terkait amalan di malam nisfu Sya'ban? Berikut uraiannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved