Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Tingkatkan Fasilitas Kesehatan di Hulu Tekan Angka Kematian Ibu

M. Iqbal Al Machmudi
12/2/2023 22:20
Tingkatkan Fasilitas Kesehatan di Hulu Tekan Angka Kematian Ibu
Ilustrasi. Penggunaan USG dari Kemenkes.(MI/M. Iqbal Al Machmudi)

DALAM upaya menekan kematian ibu hamil perlu dilakukan sejak di hulu atau dilakukan di tingkat puskesmas. Angka Kematian Ibu (AKI) secara nasional berada di kisaran 305 per 100 ribu Kelahiran Hidup.

Upaya dari hulu juga dilakukan oleh Puskesmas Sedayu 1 Kabupaten Bantul, Yogyakarta dengan pemeriksaan USG yang diberikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Kami sudah memakai USG yang masuk sejak Oktober 2022dan kita pakai. Semoga bisa mengurangi AKI di Bantul," kata Kepala Puskesmas 1 Sedayu dr Sistia Utami, di Puskesmas Sedayu 1, Bantul, Jumat (10/2).

Baca juga: Kembangkan Teknologi AI untuk Penanganan Malaria, Korika Jajaki Kerja Sama Global

Baca juga: Vaksin HPV untuk Anak Efektif Cegah Kanker Serviks

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Bantul Siti Marlina mengatakan ketika belum ada USG maka ibu hamil akan melakukan pengecekan di puskesmas yang sudah memiliki USG dengan pendampingan dokter spesialis obgyn.

'Puskesmas yang tidak punya, dirujuk ke puskesmas yang punya USG. Memang ada kasus kematian ibu hamil memang terjadi. Karena penyakit jantung," ujar Lina.

Pemeriksaan ibu hamil dilakukan setiap triwulan sekali dengan mengundang ibu-ibu yang ekonomi lemah untuk periksa USG sehingga bisa mendeteksi kondisi ibu hamil.

Sebelumnya Angka kematian ibu di Kabupaten Bantul turun dari 44 kasus menjadi 16 kasus.

"AKI di 2021 sebanyak 44 menjadi nomor 2 di Provinsi DIY, kejadiannya pada Juli karena Delta. Kemudian pada 2022 sudah turun jadi 16 kasus AKI tapi tetap nomor 1 dari 13 ribu ibu hamil," jelasnya.

Cegah stunting dari posyandu

Upaya pencegahan stunting juga terus dilakukan seperti dengan melakukan pengukuran tinggi badan, lingkar lengan serta kepala, dan berat badan yang menggunakan antropometri. Sayangnya di Kabupaten Bantul masih kurang 510 antropometri untu 1.100 posyandu.

"Posyandu yang belum memiliki antropometri maka meminjam ke puskesmas dengan jadwal-jadwal," kata Siti.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 prevalensi stunting di Kabupaten Bantul 14,9%.

"Kami menargetkan tiap tahunnya prevalensi di Kabupaten Bantul ini turun 3,8 persen setiap tahunnya," ujarnya.

Pemeriksaan perkembangan kesehatan anak juga dilakukan oleh Posyandu Mawar Merah Dusun Klangon Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul yang rutin tiap bulannya melakukan pemeriksaan anak untuk cegah stunting.

Posyandu Mawar Merah melakukan pemeriksaan ini dengan antropometri yang bantuan dari Kemenkes. Alat yang tersedia seperti alat ukur kepala, standing weight, baby scale, papan ukur panjang badan bayi, stadiometer, dan pita ukur.

Ngatiem, 39, salah satu ibu yang mengecekkan perkembangan anaknya secara rutin tiap bulannya melakukan pemeriksaan di posyandu tersebut. Suasana yang nyaman dan banyak anak-anak membuat Rizal Ihsan hidayat merasa senang pada saat pemeriksaan tinggi badan.

"Tadi dilakukan timbangan, ukur kepala dan lengan, diberikan vitamin A, dan dapat PMT (pemberian makanan tambahan) berupa nasi, soto, semangka. Pengukuran dilakukan pada tanggal 9 atau 10 tiap bulannya," kata Ngatiem.

Ngatiem berharap anaknya yang berusia 2,5 tahun tersebut tetap sehat dan jauh dari kata stunting.

"Pemeriksaan kesehatan agar anak sehat, gizi baik, dan bertumbuh dengan pokoknya tidak stunting. Berat tadi ditimbang 12,5 kg Alhamdulillah baik normal. Mudah-mudahan bikin anak sehat, pintar, tidak stunting saja," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya