Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
LAPORAN dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), baru-baru ini, menyebutkan adanya peningkatan jumlah penderita Diabetes Melitus pada anak. Peningkatan ini sebanyak 70 kali lipat per Januari 2023 dibandingkan 2010. Dari sejumlah anak penderita Diabetes Melitus tersebut, paling banyak adalah pada rentang usia 10-14 tahun (46,23%).
Menanggapi hal tersebut dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Tarumanegara (Untar) Naomi Esthernita F Dewanto menyatakan penyebab anak menderita Diabetes Melitus ada beberapa faktor yaitu kecenderungan genetik, faktor lingkungan, sistem imun dan gangguan sel beta pankreas.
Menurutnya, para orangtua harus mengetahui gejala anak penderita Diabetes Melitus sejak dini agar dapat diambil tindakan pencegahan.
Baca juga: Tidak Konsumsi Makanan Cepat Saji Bisa Bantu Anak Terhindar dari Diabetes
Gejala yang harus diperhatikan adalah anak banyak makan dan banyak minum, serta sering buang air kecil atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan 3 P yaitu polyphagi, polidipsi, poliuri. Selain itu dapat dilihat dari berat badan yang tambah kurus dan cepat lelah.
“Bagi yang anaknya terkena Diabetes Melitus sebaiknya orangtua rutin memeriksa gula darah anaknya, melakukan pengobatan dengan benar misalnya mendampingi anaknya saat terapi insulin, perhatikan asupan makanan dan minuman serta rajin berolahraga,” jelas dokter spesialis anak itu.
Ditambahkannya, penyakit ini memang tidak dapat disembuhkan namun anak dapat menjalani hidup normal seperti anak lainnya bila kadar gula darah dapat terkontrol.
Naomi menyarankan agar orangtua dapat mencegah anaknya terkena Diabetes Melitus dengan mengawasi pola makan dan minum serta jangan terlalu banyak makan makanan yang mengandung karbohidrat dan manis.
“Sebaiknya pilih makanan yang berserat tinggi dan perbanyak buah, sayur serta biji-bijian," pungkasnya. (RO/OL-1)
Jika keluhan rasa lelah tak kunjung membaik, hal tersebut dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Konsumsi sekedar satu potong daging olahan atau sekaleng soda sehari sudah dikaitkan dengan lonjakan resiko penyakit serius.
Herpes zoster biasanya diidentifikasi dengan munculnya rasa nyeri di kulit yang diikuti kemunculan ruam dan lepuhan berisi cairan.
TERAPAN stem cell therapy diklaim mampu mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan konvensional. Ada sejumlah terapi stem cell yang berkembang.
Pneumonia bisa menjadi invasif dan berat bagi orang dewasa, terlebih bagi individu yang memiliki penyakit komorbid misalnya HIV atau penyakit jantung pada usia lanjut.
Gejala pneumonia berbeda dengan flu dan pada kasus berat, penyakit bisa menyebar ke organ tubuh lain.
Paparan cahaya, bahkan dengan intensitas rendah di malam hari, terbukti berdampak negatif terhadap kesehatan jantung dan metabolisme
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik utama pada anak yang sifatnya kronis dan potensial menganggu tumbuh kembang anak.
BANYAK mengonsumsi gula bisa berbahaya bagi tubuh untuk jangka panjang karena bisa terserang berbagai penyakit salah satunya obesitas hingga diabetes melitus.
Kesehatan mulut tak hanya soal gigi bersih. Penyakit gusi bisa memicu diabetes, jantung, infeksi paru, hingga komplikasi kehamilan. Jaga mulut sehat sekarang!
Kasus diabetes pada anak muda makin meningkat akibat pola makan buruk dan gaya hidup pasif. Kenali penyebab, dampak, dan cara pencegahannya sejak dini.
konsumsi gula berlebih tak hanya berdampak pada berat badan, juga bisa memengaruhi energi, suasana hati, metabolisme, hingga keintiman.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved