Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PAKAR Kesehatan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Syamsul Arifin mengingatkan para orangtua agar tidak memberikan makanan cepat saji kepada anak mereka agar terhindar dari risiko terkena diabetes.
"Salah satu jenis makanan pemicu faktor risiko kejadiaan diabetes pada anak adalah konsumsi junk food atau makanan cepat saji yang tinggi gula dan lemak," kata Syamsul, dikutip Jumat (10/2).
Syamsul menjelaskan, kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji saat ini sudah menjadi fenomena mengingat anak-anak sangat suka dengan cita rasa yang kuat.
Baca juga: Jumlah Anak Pengidap Diabetes di Kota Semarang Naik 40 Persen
Rasa-rasa itu sangat berkesan di lidah anak-anak, sehingga mereka merasakan sensasi ketika mencicipi makanan tersebut.
Adapun jenis makanan cepat saji yang menjadi favorit anak-anak seperti chicken nugget, sosis, mi instan, burger, dan sejenisnya.
Syamsul memaparkan beberapa dampak makanan cepat saji terhadap kejadian diabetes mellitus, yaitu efek cepat pada kadar gula darah karena makanan olahan yang tinggi kalori dan rendah vitamin, mineral dan serat cepat rusak di dalam tubuh dan dapat menyebabkan kenaikan kadar gula darah dengan cepat.
Kemudian ukuran porsi yang tidak tepat karena cepat saji biasanya tidak terlalu mengenyangkan dan sering tersedia dalam ukuran porsi yang besar, sehingga dapat terjadi lonjakan gula darah dan penambahan berat badan.
"Kelebihan berat badan menjadi faktor risiko utama menyumbang diabetes tipe 2, termasuk pemicu kadar trigliserida yang mengandung lemak trans dan jenuh tinggi," ujar Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.
Oleh karena itu, Syamsul mengingatkan orangtua agar mempunyai taktik yang bijak menangkal godaan makanan cepat saji untuk anak-anaknya, selain membiasakan anak senang berolahraga sejak dini.
"Sehingga upaya pencegahan terhadap peningkatan kasus diabetes pada anak dapat efektif," katanya.
Ancaman diabetes tidak hanya dihadapi oleh kelompok usia dewasa, tapi penyakit ini juga dapat mengancam anak-anak.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus diabetes pada anak melonjak sampai 70 kali lipat pada 2023, jika dibandingkan dari 2010 yang hanya 0,028 per 100.000, prevalensi pada Januari 2023 adalah 2 per 100.000 jiwa.
Berdasarkan usia, sebaran kasus diabetes pada anak yang paling tinggi berada di usia 10 sampai 14 tahun dengan porsi 46,23%.
Diikuti dengan anak usia 5 sampai 9 tahun sebesar 31,05%, anak usia 0 sampai 4 tahun sebanyak 19%, dan anak usia lebih dari 14 tahun 3%. (Ant/OL-1)
Penemuan ilmiah terbaru mengungkap kenyataan mengejutkan: penyakit jantung, khususnya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), bukanlah momok eksklusif zaman modern
Jaja Mihardja mengalami sejumlah penyakit seperti infeksi pernapasan, infeksi ginjal, dan diabetes.
Selain menyebabkan ruam di kulit, cacar api juga dapat menimbulkan rasa sakit ekstrem seperti terasa tersengat listrik, rasa terbakar, atau tertusuk paku.
Saat ini, covid-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura.
Kemenkes dan AstraZeneca dalam penanganan penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, kanker, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi virus RSV, penyakit ginjal kronis.
MASYARAKAT diajak tanggap terhadap dampak kolesterol yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
dr Ika menghimbau untuk memperhatikan apakah ada luka gores pada kaki sebelum hendak melakukan terapi ikan.
Pola gaya hidup lebih penting untuk dikendalikan daripada hanya mengendalikan faktor genetik karena anak akan mengikuti kebiasaan aktivitas dan apa yang dikonsumsi orangtua.
Sebagai langkah konkret, Dinas Kesehatan Klungkung juga aktif melakukan edukasi ke sekolah-sekolah melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Meski demikian, ia menegaskan bahwa pemeriksaan tersebut masih bersifat awal karena dilakukan dengan metode cek gula darah sewaktu (tanpa puasa).
Diabetic foot dapat menyebabkan infeksi berat, gangren, hingga amputasi jika tidak ditangani dengan tepat.
Frekuensi buang air kecil yang meningkat, terutama pada malam hari, biasanya disebabkan oleh tingginya kadar gula darah pada penderita diabetes.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved