VAKSINASI booster kedua yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan kekebalan tubuh atau antibodi masyarakat baru mencapai 0,64% atau 1,5 juta penduduk. Angka tersebut sangat rendah meski saat ini pandemi covid-19 mulai mereda.
Danas, 28, seorang karyawan swasta, mengaku mau menerima booster kedua bila memang disediakan pemerintah. Akan tetapi sejauh ini dirinya tidak mengetahui informasi terkait booster kedua, baik lokasi maupun jadwalnya.
"Kalau saya mau divaksinasi tetapi belum dapat infonya. Kalau dapat info lokasi di mana dan jadwal kapan begitu, pasti mau divaksinasi," ujarnya saat ditemui Media Indonesia, Sabtu (4/2).
Menurutnya, menerima vaksin booster saat ini memang tidak seantusias dulu. Ketika angka penularan masih tinggi, Danas bersama keluarga sering mencari informasi terkait vaksinasi. Di tengah meredanya covid-19 saat ini, menerima vaksin booster, kata Danas, sebatas formalitas. "Lagian gratis juga kan. Kalau takut covid-19 ya enggak terlalu, enggak kayak dulu," ucapnya.
Sandro, 42, juga mengaku belum menerima vaksinasi booster kedua. Bahkan untuk booster pertama saja baru diterima beberapa bulan lalu. "Kalau tidak salah itu November terima booster (pertama)," kata dia.
Sejauh ini yang diketahui Sandro, booster kedua hanya diperuntukkan bagi para tenaga kesehatan. "Bukanya untuk nakes saja? (booster kedua). Kalau ada untuk masyarakat juga kita pasti mau divaksin," tambahnya.
Sebelumnya, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa capaian booster kedua saat ini masih sangat rendah. Tercatat baru 0,64% atau 1,5 juta penduduk Indonesia yang sudah menerima vaksin booster kedua tersebut. "Baru mulai (booster) kedua animo masyarakat juga sudah berkurang karena hoaks dan anggapan covid-19 sudah tidak ada," ujarnya.
Menurut Nadia, booster sangat perlu bagi masyarakat Indonesia bukan hanya tenaga kesehatan. Soalnya, saat ini covid-19 masih ada dan mutasi subvarian pun terus berkembang. (OL-14)