DIGITALISASI di berbagai sektor bisnis merupakan keniscayaan. Tidak terkecuali di sektor perkopian di Tanah Air. Hal itu pun diakui Founder Kopi Tuku, Andanu Prasetyo.
Dengan berawal dari toko sederhana di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, digitalisasi yang digagas Andanu membantu memperlancar proses bisnis Kopi Tuku. Di awal menyentuh digitalisasi, proses bisnis yang terbantu ialah penjualan dengan memasukkan produk ke platform ojek daring.
“Selanjutnya digitalisasi dilakukan untuk proses branding dan marketing untuk menunjukkan ada toko kopi kecil di Cipete dengan berbagai value dan cerita di media sosial. Untuk mengetahui keseruan nya, semua wajah kehangatan ngobrol di Tuku,” kata Andanu dalam Talk Show Digitalk X Aftertaste, Festival Kopi Nusantara di Kompleks Media Group Network, Jakarta, kemarin.
Teranyar, Andanu mendirikan Kopi Beragam, sister company Kopi Tuku yang bergerak di proses roasting. Lewat hal itu, pihaknya mencoba men cari sebuah sistem yang bisa mengoordinasikan berbagai kebutuhan di proses roasting kopi sampai securing supply.
“Kami tahu ketidakstabilan alam memengaruhi produktivi tas dan kualitas kopi. Kami me nyiapkan sistem khusus untuk membangun ekosistem kopi, value chain proses bisnis Tuku lebih baik lagi,” lanjut Andanu.
Pemberdaya petani lokal NTT sekaligus pendiri Bangflo Coffee, Handrianus Yovin Karwayu, membuat sistem enterprise resource planning (ERP) untuk memelihara sup-ply chain kopi.
“Petani itu kaya, punya aset dan lahan, tetapi 90% petani di database kami belum punya sertifikat. Kami punya data-base untuk membantu, bekerja sama dengan pemerintah, dan memberikan sertifikasi terha dap lahan mereka,” ujar Yovin.
Sementara itu, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Komunikasi dan Informatika Septriana Tang kary menjelaskan pentingnya pelaku usaha, termasuk bisnis kopi, masuk ke ranah digital.
Ia menyebut pada 2020 kontribusi ekonomi digital Indonesia Rp619 triliun dan terus meningkat. “Dari sektor permodalan, ada Digital Kredit UMKM (Digiku) yang memungkinkan semua pengampu kredit di UMKM mendapatkan anggaran Rp4,2 juta. Digiku berkola borasi dengan lokapasar mempermudah pengajuan kredit, hanya 15 menit.” (X-3)