Jumat 03 Februari 2023, 08:45 WIB

Anak Korban Penculikan Rawan Alami Trauma

Basuki Eka Purnama | Humaniora
Anak Korban Penculikan Rawan Alami Trauma

Medcom.id/Syahmaidar.
Ilustrasi

 

PSIKOLOG anak dan remaja dari Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan anak korban penculikan sangat rawan mengalami trauma, mengingat peristiwa tersebut merupakan pengalaman yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.

"Bisa saja anak mengalami trauma karena penculikan merupakan pengalaman yang membawa perubahan drastis dalam hidup anak dan bisa mengancam jiwanya," kata Vera, dikutip Jumat (3/2).

Menurutnya, saat menjadi korban penculikan, anak tentu akan merasa takut, cemas tidak bisa kembali kepada orangtua, dan bingung dengan apa yang dapat dia lakukan untuk menyelamatkan diri.

Baca juga: Kapolres Tegaskan Berita Penculikan Balita Dan Siswa Di Jember Hoaks

Untuk itu, Vera mengatakan, ketika anak korban penculikan kembali kepada orangtua mereka, mereka seharusnya diperiksa secara menyeluruh untuk mengetahui pendampingan apa saja yang perlu dilakukan.

"Yang jelas, anak butuh pendampingan untuk menghilangkan rasa takut dan mengembalikan kepercayaannya pada lingkungan agar dia dapat kembali ke rutinitasnya sebagai anak," ujarnya.

Senada dengan Vera, psikolog dari Universitas Indonesia sekaligus parenting coach Irma Gustiana mengatakan anak korban penculikan akan merasakan trauma yang membuat dia merasa cemas dan tidak aman, sehingga dapat mengganggu kegiatan sehari-harinya baik di sekolah, di rumah, maupun di tempat lainnya.

"Trauma itu bisa terlihat secara langsung atau bisa menjadi respon tunda. Jadi kalau secara langsung itu bisa kita lihat dia menangis, terus kelihatan wajahnya ketakutan, kemudian dia bengong, dan terlihat bingung. Itu adalah bentuk manifestasi dari trauma akibat pengalaman penculikan tadi," imbuh Irma.

Ia kemudian memberi saran, ketika anak kembali bertemu orangtuanya pascapenculikan, hal pertama harus dilakukan orangtua adalah mengecek kondisi fisik anak untuk memastikan apakah ada luka atau tanda-tanda lain yang mencurigakan.

Kemudian, ia melanjutkan, penuhi kebutuhan makanan dan minuman anak, serta hindari bertanya mengenai peristiwa penculikan atau bahkan menyalahkan anak.

"Hindari menanyakan kejadiannya seperti apa atau menyalahkan anak. Itu akan menjadi trigger dan membuat anak menjadi merasa bersalah atau semakin ketakutan," pungkasnya. (Ant/OL-1)

Baca Juga

Metro TV/Asrianto

Infrastruktur Jalan Rusak, Ibu Hamil Di Tutar Melahirkan Di Hutan

👤Asrianto 🕔Kamis 30 Maret 2023, 05:50 WIB
Seorang ibu hamil di Tutar, Polewali Mandar terpaksa melahirkan di tengah hutan saat ditandu ke Puskesmas setempat. Pasien ditandu karena...
Ist

Ajang Prestisius IHRS 2023 Kembali Diadakan pada 19-20 Juni di Bali

👤mediaindonesia.com 🕔Kamis 30 Maret 2023, 05:35 WIB
Tema IHRS 2023 dengan mengusung tema ‘Redefining Human Capital: Inspiring People to Take Action’ (Mendefinisikan Kembali Sumber...
AFP/Maddie Meyer / GETTY IMAGES NORTH AMERICA

Mulai Tahun Ini, Harvard Hadirkan Mata Kuliah Bahasa Indonesia

👤Meilani Teniwut 🕔Kamis 30 Maret 2023, 04:30 WIB
Mata kuliah bahasa Indonesia digelar untuk mengembangkan studi Asia Tenggara di...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya