Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEMENTERIAN Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA) RI menjalin kerja sama dengan organisasi filantropi Tanoto Foundation.
Kerja sama tersebut merupakan suatu upaya bersama untuk meningkatkan kualitas pengasuhan anak usia dini di Indonesia.
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pengasuhan dan Lingkungan KemenPPPA, Rohika Kurniadi Sari, mengungkapkan bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas pengasuhan anak usia dini, pihaknya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.
Baca juga : Pentingnya Kenali Tanda-Tanda Keterlambatan Bicara pada Anak Usia Dini
Dalam hal ini, Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen melalui program SIGAP (Siapkan Generasi Anak Berprestasi) fokus pada pengasuhan dan pendidikan anak usia dini, sehingga bisa bersinergi dan berkolaborasi bersama
“Tentu kami ingin melibatkan mitra pembangunan khususnya yang bergerak di bidang pengasuhan untuk bisa kami bekerja bersama, bersinergi bersama dalam meningkatkan kualitas pengasuhan anak Indonesia,” ujarnya secara virtual, Selasa (20/12).
Menurut Rohika, kerja sama dengan Tanoto Foundation sebenarnya sudah pernah dilakukan. Akan tetapi, hal itu hanya sebatas kerja sama jangka pendek.
Baca juga : Kemen-PPPA Ajak Wujudkan Lingkungan Sehat dan Aman untuk Anak
Sementara itu, persoalan terkait pengasuhan anak di Indonesia sangat kompleks, sehingga dibutuhkan kerja sama jangka panjang yang lebih komprehensif.
“Bidang pengasuhan ini sangat kompleks dan membutuhkan fokus yang harus dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tentu harus dalam kerja sama yang lebih mengikat dengan rencana aksinya. Maka kami akhirnya tindak lanjuti salah satunya dengan perjanjian kerja sama,” jelasnya.
Senior Technical and Liaison Advisor ECED Tanoto Foundation, Widodo Suhartoyo menjelaskan bahwa anak Indonesia seperti halnya dengan anak-anak di dunia berhak untuk mendapatkan pengasuhan yang layak.
Baca juga : Tanoto Foundation dan Poltekesos Bandung Kerja Sama Program Pencegahan Stunting
Namun, kenyataan yang ada saat ini di berapa provinsi masih banyak anak-anak yang mendapat pengasuhan tidak layak atau di atas rata-rata nasional.
“Oleh sebab itu kami dari Tanoto Foundation sebuah filantropi yang bergerak di bidang pendidikan juga sangat tergerak untuk terlibat secara langsung dalam proses-proses pengasuhan anak di Indonesia,” ucap Widodo.
Dia menegaskan bahwa pengasuhan anak usia dini yang tepat merupakan dasar yang kemudian akan berdampak pada kualitas pendidikan dan juga pembangunan manusia.
Baca juga : Promosi Perilaku Positif, Program Keluarga SIGAP Resmi Diluncurkan
“Bagaimana pun juga pengasuhan yang baik itu sangat mempengaruhi terhadap kualitas pendidikan yang pada ujungnya tentu saja berdampak pada kualitas atau produktivitas manusia Indonesia,” imbuhnya.
Widodo menambahkan bahwa program pengasuhan sebenarnya sudah ada di sejumlah Kementerian/Lembaga terkait. Akan tetapi memerlukan sinergitas, sehingga upaya untuk meningkatkan pengasuhan anak usia dini benar-benar efektif.
Dia pun berharap lewat kerja sama tersebut, KemenPPPA bisa mengkoordinasikan semua kementerian/lembaga terkait yang memiliki program pengasuhan untuk berkolaborasi, bergerak bersama.
Baca juga : Jalin Kerja Sama, BPJS Kesehatan dan HIRA Siap Optimalksan Sistem Jaminan Kesehatan
“Kita melihat bahwa sesuai dengan mandatnya adalah KemenPPPA mempunyai mandat pengasuhan maka kita kerja sama dengan KemenPPPA yang mudah-mudahan bisa mengkoordinasikan Kementerian/Lembaga dalam program-program pengasuhan di Indonesia,” kata Widodo.
Adapun, ruang lingkup kerja sama Kemen-PPPA dan Tanoto Foundation adalah sebagai berikut:
(a) Pemetaan dan penyusunan kerangka kebijakan yang dapat digunakan dalam mendukung program peningkatan kualitas pengasuhan anak usia dini.
Baca juga : Selama 45 Hari, RS Apung PIS dan doctorSHARE Layani 3.370 Pasien di Papua
(b) Pelaksanaan sosialisasi dan advokasi dalam rangka peningkatan kualitas pengasuhan anak usia dini.
(c) Peningkatan kapasitas sumber daya manusia terkait pengasuhan anak usia dini Indonesia,
(d) Penyediaan dan pertukaran data dan informasi terkait pengasuhan anak usia dini Indonesia.
(e) Penyusunan dan penyebarluasan materi komunikasi, informasi dan edukasi tentang pengasuhan anak usia dini.
(f) Pelaksanaan penelitian dan kajian untuk mendukung rekomendasi kebijakan terkait program peningkatan kualitas pengasuhan anak usia dini. (RO/OL-09)
Lulusan perguruan tinggi kini menjadi kelompok dengan angka pengangguran tertinggi, mencerminkan krisis kesiapan menghadapi dunia kerja.
Di Tenggarong, Kalimantan Timur, tepatnya di Desa Ponoragan, berdiri Rumah Anak SIGAP—sebuah ruang aman dan ramah anak yang mendukung tumbuh kembang anak
Belajar bersama anak menjadi wujud cinta seorang ayah di Hari Anak Nasional, menciptakan momen hangat, penuh makna, dan ikatan yang semakin erat.
Pemaparan ini dilakukan dalam Konferensi Regional Jaringan Asia-Pasifik untuk Anak Usia Dini (Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood/ARNEC) 2025 yang baru saja diselenggarakan.
Nitya Ade Santi, doktor termuda IPB University, kembangkan metode deteksi dampak kebakaran hutan menggunakan citra satelit dan analisis multi-waktu.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
ANAK-anak yang bahagia dan canda tawa mereka mewarnai dunia. Momen Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli 2025 memberikan ruang untuk merayakan dengan kegiatan yang seru.
Berdasarkan hasil survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja 2024, kekerasan kepada anak baik fisik, digital, hingga seksual masih menjadi masalah yang harus ditangani.
Kementerian PPPA juga dikatakan sudah berkolaborasi dan bersinergi dengan seluruh kementerian dan lembaga untuk bersama-sama mendukung pelaksanaan Hari Anak Nasional.
MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, memaparkan beberapa dampak buruk penggunaan gawai bagi anak-anak.
Sejak Januari hingga 14 Juni 2025, pelaporan yang masuk di Kementerian PPPA lebih dari 11.800. Kemudian laporan meningkat tajam menjadi sekitar 13 ribu per 7 Juli 2025.
Kemen PPPA menyusun modul edukasi untuk memperkuat peran keluarga mencegah Pemotongan dan Perlukaan Genitalia Perempuan atau sunat perempuan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved