Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
GURU Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama mengingatkan bahwa para perokok berisiko lebih besar untuk sakit dan mengalami kematian akibat tuberkulosis (TB).
Tjandra, melalui pesan elektronik, yang dikutip Sabtu (10/12), menyebutkan data memperlihatkan satu dari lima pasien TB dunia ternyata berhubungan dengan kebiasaan merokok.
Data Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 menunjukkan ada sekitar 34,5% penduduk Indonesia merokok atau mengonsumsi tembakau dalam berbagai jenisnya.
Baca juga: Rokok Bisa Hambat Tumbuh Kembang Janin
Sekitar 70,2 juta orang dewasa di Indonesia menggunakan produk tembakau (tembakau hisap, tembakau yang dipanaskan, tembakau kunyah) saat ini, baik setiap hari atau kadang-kadang.
Rinciannya, sebanyak 33,5% perokok, 1% pengguna tembakau kunyah, dan 3% pengguna rokok elektronik. Sementara menurut jenis kelamin, 65,5% laki-laki dan 3,3% perempuan Indonesia merokok atau menggunakan produk tembakau.
Tjandra berpendapat, perlu ada integrasi antara program TB dan program rokok dan salah satu bentuk nyatanya yakni setiap pasien TB harus ditanya apakah punya kebiasaan merokok.
Bila pasien mengiyakan maka dia harus segera dimasukkan ke dalam program berhenti merokok di Puskesmas dan Rumah Sakit.
"Saat ini, Kementerian Kesehatan dalam proses akhir penyusunan buku Pedoman Integrasi Layanan Upaya Berhenti Merokok dan Tuberkulosis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, yang mudah-mudah dapat segera diselesaikan dan diterapkan di lapangan," kata dia.
Selain berisiko TB, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu juga mengingatkan kebiasaan merokok merupakan faktor risiko utama penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Saat ini, kata dia, dilakukan uji coba di beberapa kabupaten tentang deteksi PPOK pada perokok dengan kuesioner yang lalu dikonfirmasi melalui spirometri. Para perokok kemudian dimasukkan dalam program berhenti merokok.
"Tahap ini masih dalam bentuk konsultasi tetapi ke depan akan digunakan juga obat dan atau alat tertentu," tutur Tjandra.
Dia melanjutkan, kebiasaan merokok juga berhubungan dengan kejadian stunting.
Data yang dipresentasikan Deputi Kepala BKKBN pada pertemuan ketujuh Walikota/Bupati se Asia Pasifik tentang kesehatan (7th Asia Pacific Summit of Mayors), 2 Desember 2022, di Bali menunjukkan anak yang tinggal dengan orangtua yang tidak merokok tumbuh 1,5 kg lebih berat dan 0,34 cm lebih tinggi daripada anak dengan orangtua perokok.
Data juga memperlihatkan apabila anak-anak tidak terpapar rokok, maka angka stunting dapat turun sampai 1% dan kebiasaan merokok atau menggunakan tembakau pada masa kehamilan akan meningkatkan risiko terjadinya stunting pada anaknya.
Dia menambahkan, orang-orang yang berhenti merokok, selain yang di puskesmas, mereka juga bisa mengikuti program Quitline berhenti merokok dengan menghubungi nomor telepon 08001776565 untuk mendapatkan menghentikan kebiasaan merokok. Rumah Sakit Persahabatan Jakarta juga membuka klinik berhenti merokok. (Ant/OL-1)
Berjalan cepat minimal 15 menit setiap hari dapat menurunkan risiko kematian dini hingga 20%, mengurangi risiko penyakit serius.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perokok mentol cenderung lebih sulit berhenti karena sensasi dingin yang dihasilkan membuat rokok terasa lebih ringan.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Alia Noorayu Laksono, menyoroti minimnya dukungan Pemprov terhadap kader posyandu.
Masker membantu melindungi diri dari polusi dan kuman penyebab penyakit.
Kanker payudara merupakan diagnosis yang menakutkan bagi banyak perempuan. Itu menimbulkan rasa takut dan ketidakpastian.
Sebanyak 54% warga Amerika Serikat yakin konsumsi alkohol berdampak negatif bagi kesehatan.
Sensasi mentol yang dicampur dengan tembakau ternyata dapat menurunkan kepekaan reseptor di saluran pernapasan yang berfungsi mendeteksi iritasi akibat nikotin.
Berbicara mengenai kanker, dikutip dari laman Alodokter kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali di dalam tubuh.
Orangtua perlu membangun komunikasi dalam diskusi yang terbuka, tidak menghakimi, dan tidak langsung marah saat mengetahui anak mencoba merokok.
Rokok tidak hanya berbahaya bagi kesehatan para perokok, tetapi juga bagi kesehatan orang-orang di sekeliling mereka.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Aktivitas ini dilakukan dengan cara membakar salah satu ujung rokok dan mengisap asapnya melalui ujung lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved