Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
FAHRIZAL Nasution, lelaki berusia 27 tahun yang merupakan bungsu dari tiga bersaudara asal Aceh, telah berhasil meraih beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) batch V yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Ia kini tengah menempuh pendidikan S3 Doktor Ilmu Teknik, Bidang Teknik Kimia di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
Mahasiswa yang bermimpi menjadi seorang peneliti andal yang dapat berkontribusi bagi masyarakat itu mengutarakan, perjuangannya untuk bisa meraih beasiswa PMDSU tidaklah sebentar. Ia bahkan sudah memantau program akselerasi pendidikan S2-S3 tersebut jauh sebelum lulus pendidikan sarjana (S1) jurusan Teknik Kimia di Universitas Syiah Kuala.
Sayang, ketika lulus S1 pada 2018, Pemerintah belum membuka kembali program beasiswa PMDSU yang disasarnya itu. Tak lantas berhenti berharap, pada 2019, Ia pun memperoleh informasi tentang dibukanya program beasiswa PMDSU batch V, dan langsung memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya yang saat itu sebagai pegawai swasta di Jakarta.
“Saat itu juga saya memutuskan untuk resign dan memfokuskan diri untuk memperoleh beasiswa ini dan berharap penuh dapat menjadi bagian dari program PMDSU. Selanjutnya, setelah mengikuti persyaratan dan beberapa rangkaian tes, pada pengumuman yang dilampirkan saya terpilih menjadi salah satu awardee pada program PMDSU dengan promotor Prof. Husni Husin,” papar putra dari pasangan Muslim Nasution dan Lisma Herawati Harahap itu.
Seraya mengenang, Fahrizal mengungkapkan alasan memilih Prof. Dr Husni Husin sebagai promotor lantaran melihat keaktifannya dalam penelitian. Hal itu diharapkan akan semakin memotivasi dirinya yang juga dibimbing oleh promotor lainnya yaitu Prof. Dr. Mahidin dari Universitas Syiah Kuala serta Prof. Dr. Faisal Abnisa dari King Abdulaziz University, Saudi Arabia.
“Setelah mengidentifikasi dengan minat dan bidang yang menarik perhatian saya, akhirnya saya memantapkan diri untuk memilih bidang Teknik Kimia yang berfokus pada Teknik Reaksi dan Katalis untuk aplikasinya di Konversi Energi dari limbah plastik. Sebagaimana diketahui, pengembangan energi dari limbah menjadi topik hangat yang terus menarik perhatian banyak peneliti dan menjadikan bidang ini menantang untuk dilakukan,” kata Fahrizal.
Sepanjang memasuki semester ketujuh PMDSU, lulusan terbaik di Unsyiah periode 2021 (Magister Teknik Kimia) dan paper sebagai first-author telah publish pada jurnal internasional bereputasi, Energy Conversion and Management (Q1) dengan Impact Factor 11.52 itu merasa belum menemui tantangan yang berarti dalam mengikuti perkuliahan secara akademik.
Hingga di akhir 2019 saat era pandemi Covid-19, berbagai kegiatan penting di laboratorium seperti penelitian, pengujian, dan hal teknis lainnya menjadi sulit dilakukan karena protokol yang sangat ketat.
Baca juga : 18 Karya Pemenang Kompetisi IdenTIK Akan Bersaing Di Tingkat ASEAN
Namun jika ditinjau lebih dalam, ungkap Fahrizal, tantangan terbesar baru dirasakan saat menempuh pendidikan S3 adalah ketika harus melakukan observasi (novelty) dari penelitian yang dituangkan ke manuskrip, terutama jika ingin dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi dengan Impact Factor (IF) yang tinggi.
Selain itu, tantangan lainnya yakni harus dapat terus fokus dan memprioritaskan pendidikan mulai dari semester pertama sampai ketiga di program PMDSU sesuai syarat dan ketentuan agar dapat berlanjut ke pendidikan S3. Hal itu karena sebagai awardee PMDSU, Fahrizal memahami bahwa Ia telah berkomitmen untuk menyelesaikan pendidikan di program PMDSU S2 sampai S3.
“Selama mengikuti program PMDSU, sangat banyak dukungan yang saya dapatkan secara khusus dari keluarga, promotor, dan rekan sejawat, mulai dari support moral, mental, semangat, sumber ilmu pengetahuan, sharing pengalaman, dan diskusi yang membangun. Prof. Husni Husin bahkan selalu mengajak saya untuk berkontribusi pada setiap kegiatan penelitian dan publikasi. Saya sering diikutsertakan (dibawa) ke luar negeri (Malaysia) untuk bertemu dan belajar langsung dengan Profesor ternama yang memiliki impact besar pada publikasi sehingga saya dapat memperoleh banyak ilmu yang bermanfaat secara langsung dengan beliau, dan dapat diaplikasikan dengan baik pada penelitian dan publikasi,” ungkap Fahrizal.
Sebagai penerima awardee PMDSU, Fahrizal mengaku telah mendapatkan banyak pelajaran hidup. Ia meyakini bahwa untuk mendapatkan sesuatu hal yang diinginkan maka diperlukan usaha yang cerdas dan optimal. Penolakan yang didapat sesekali bukanlah akhir melainkan awal untuk memperbaiki kekurangan diri yang juga harus disertai kesabaran hingga membuahkan hasil yang positif.
Hingga saat ini, menurutnya, beberapa karakter yang paling melekat adalah kemampuan multitasking, ketelitian, kemampuan observasi dalam melihat sesuatu hal (novelty), kemampuan penulisan, kesabaran, optimis, dan pantang menyerah.
“Untuk dapat menghasilkan publikasi yang berkualitas secara kualitatif maupun kuantitatif, selain manajemen waktu, karakter-karakter itu juga sangat diperlukan. Sedangkan, hal yang terus saya tanamkan dalam diri yaitu berani memulai maka harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Apalagi tidak semua orang akan mendapatkan kesempatan yang sama,” tegasnya.
Di masa depan, Fahrizal berharap dapat memberikan kontribusi di berbagai hal khususnya pada bidang yang ditekuni yaitu Teknik Kimia. Lebih dari itu, penelitian yang sedang ia lakukan yakni konversi limbah plastik menjadi bahan bakar (upgrading kualitas dengan penggunaan katalis proses) dapat diaplikasikan langsung dan dirasakan oleh masyarakat luas terutama dalam mengatasi mahalnya bahan bakar minyak.
Ia merasakan selama menjalani pendidikan dan penelitian telah banyak bantuan yang didapat. Program PMDSU menjadikan mahasiswa dan promotor semakin aktif dalam berkonsultasi dua arah untuk mendapatkan luaran yang maksimal. Ia pun berharap ke depan akan ada gebrakan baru seperti program split-site PMDSU dengan universitas yang ada di luar negeri.
“Melalui program PMDSU, kami tidak saja mendapatkan pengalaman akademik, tetapi juga non-akademik dalam membentuk semangat meneliti dan mendapatkan relasi baru yang positif. Saya berharap program fast-track ini menjadikan kami dapat terus secara langsung mengembangkan pengalaman penelitian pada S1 ke S2 dan S3 tanpa jeda waktu yang besar sehingga ilmu yang didapatkan berkembang secara baik,” tandas Fahrizal. (RO/OL-7)
Laptop itu diadakan untuk menunjang pembelajaran sekolah jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA. Proyek ini menggunakan skema pembayaran APBN dan dana operasional khusus (DAK) daerah
WAKIL Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, meminta korupsi pengadaan chromebook di Kemendikbudristek diusut tuntas.
Beasiswa Unggulan 2025 adalah program bantuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
Kemendikbudristek sudah terlanjur menganggarkan Rp3,58 triliun untuk proyek TIK ini. Lalu, ada juga pengadaan DAK senilai Rp6,3 triliun.
Dukungan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.
Selama 10 tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mengalami tren peningkatan dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 73,55
Para pelaku usaha warung kopi, kafe, hingga restoran diingatkan agar berhati-hati saat mengadakan kegiatan nontong bareng atau nobar pertandingan olahraga, termasuk sepakbola.
SERANGAN hama ulat penggerek daun bawang merah di Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh meluas.
Teknologi ini untuk memantau perkembangan tanaman padi. Metodenya adalah memasang kamera CCTV pada tower khusus di lahan sawah.
Ikan dencis dari biasanya Rp25.000 per kg (kilogram), sekarang naik menjadi Rp45.000 per kg.
Di tengah musim tanam padi gadu (musim tanam kedua), harga gabah di Kabupaten Aceh utara, Aceh, melonjak.
TIADA perbuatan paling indah, kecuali berpuasa A'syura dan menyantuni anak yatim serta bersedekah kepada orang miskin di Hari A'syura, 10 Muharram 1447 H.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved