Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
KETERBATASAN tenaga terapis wicara mulai disoroti secara serius oleh komponen penting di Indonesia, termasuk pemerintah.
Hal inilah yang membuat Ikatan Terapis Wicara Indonesia (IKATWI) menyelenggarakan acara bertajuk "Webinar Internasional Terapi Wicara" secara daring pada Minggu (13/11).
Webinar dengan ini dihadiri 1.000 peserta yang terdiri terapis wicara yang tersebar di seluruh Indonesia.
Acara dengan narasumber internasional maupun nasional ini bertujuan untuk memberikan pembinaan dan penyediaan, khususnya terapis wicara yang sangat dibutuhkan di Indonesia.
Sayangnya, kebutuhan tersebut tidak seimbang dengan sumber daya manusia di bidang terapis wicara yang belum merata di seluruh Indonesia.
Maka, keterbatasan inilah yang menjadi sorotan bagi Dra. Oos Fatimah, M.Kes selaku Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Pada webinar tersebut, Oos menyampaikan bahwa kasus kematian tertinggi masih diakibatkan penyakit tidak menular, termasuk penyakit stroke serta kesehatan ibu dan anak.
Baca juga: Kemensos dan Stafsus Presiden Siapkan Modul untuk Tuna Rungu
Pada kategori dua penyakit tersebut, memang ada kaitannya dengan bahasa dan bicara seseorang. Termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang sangat membutuhkan pendampingan dari terapis wicara untuk kehidupan sosial maupun kesehatannya.
Salah satu faktor terbatasnya SDM terapis wicara yaitu minimnya institusi pendidikan jurusan terapi wicara di Indonesia.
Hingga saat ini hanya terdapat 4 institusi pendidikan yang mempunyai jurusan terapis wicara, di antaranya Solo, Padang, Jakarta dan Bandung.
Maka, pada tahun 2023 Kemenkes merencanakan akan menambah lagi institusi jurusan terapis wicara sebanyak 12 institusi. Penambahan ini diharapkan bisa tersebar di seluruh Indonesia, terutama bagian timur.
“Pada tahun 2021, dari 3565 lulusan tenaga keterapian fisik dan hanya ada 264 tenaga terapis wicara. Maka kami dari Kemenkes akan merencanakan 9 strategi transformasi penyelenggaraan pendidikan tinggi kesehatan," jelasnya.
"Karena dari segi terapis wicara masih kurang dan hanya tersedia di wilayah Jawa saja, sedangkan di indonesia timur masih kurang. maka kita akan lakukan pemerataan kualitas lulusan dari terapis wicara,“ ujar Oos.
Dengan tersedianya 264 terapis wicara, angka tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan pendamping gangguan bahasa dan bicara masyarakat di Indonesia.
Kemenkes mengharapkan peran dan kerjasama IKATWI dan institusi terkait dalam pembukaan program studi dan pembinaan serta peningkatan mutu tenaga kerja untuk mengejar kekurangan tersebut.
Selaras dengan pernyataan Direktur penyediaan Tenaga Kesehatan, dokter spesialis anak, dr. Ajeng Indriastari,Sp.A. selaku perwakilan dari Generos mengungkapkan bahwa peran terapis wicara memang sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa dan bicara anak, khususnya yang mengalami gangguan speech delay atau terlambat bicara.
Gangguan keterlambatan bicara dan bahasa memang bisa disebabkan oleh genetik, seperti down syndrome dan autis.
Tetapi, akibat pandemi yang melanda Indonesia tahun 2020, banyaknya orang tua yang menerapkan electronik parenting alias pola asuh berbasis elektronik.
"Efeknya, anak hanya mendapatkan komunikasi satu arah dan sosialisasi yang kurang dengan orang sekitarnya. Alhasil berdampak pada perkembangan Bahasa dan bicaranya," jelasnya.
“Kasus speech delay ternyata semakin meningkat akibat pandemi. Karena adanya parenting gadget. Orang tua banyak mengajarkan anak lewat gadget,” ujar dr. Ajeng
dr. Ajeng menambahkan bahwa penting sekali lingkungan sekitar anak mendukung tumbuh kembangnya, yang paling utamanya dari orang tua. Sebab, faktor lingkunganlah yang memberikan dampak terhadap stimulasi, pola asuh dan nutrisi.
“Kurangnya stimulasi bicara bukan hanya masalah genetik. Tapi adanya pengaruh dari lingkungan keluarga. Termasuk kekurangan nutrisi dan pengetahuan orang tua yang minim," kata dr.Ajeng.
"Keterbatasan inilah yang masih banyak dialami oleh masyarakat Indonesia sehingga kasus speech delay meningkat,” imbuhnya
Faktor lainnya dalam menunjang perkembangan bahasa dan bicara anak ialah nutrisi. Salah satunya kebutuhan protein dan zat besi yang berpengaruh terhadap kecerdasan otak anak.
“Nutrisi juga sangat penting. Dengan kearifan dan keberagaman pangan di Indonesia. orang tua gak perlu mematok protein hanya dari ikan salmon saja," ucapnya.
"Tapi bisa dengan ikan tongkol, kembung, dan belut atau ikan sidat. Bahkan dalam olahan tepung ikan sidat mengandung protein tinggi dan zat besi. Ikan sidat ini lah yang bisa menunjang Kesehatan dan kecerdasan otak anak," imbuh dr.Ajeng.
Pada webinar ini juga diadakan kelas terapis bahasa dan bicara bersama Khairy Anuar Moch Khairuddin yang merupakan Speech Pathology Program dari Universitas Sains Malaysia.
Webinar Internasional Terapis wicara merupakan bagian dari rangkaian acara sebelum acara puncak Musyawarah Nasional (Mennas) V IKATWI.
Mengingat masih minimnya SDM di bidang terapis wicara Indonesia, Generos sebagai suplemen anak sangat mendukung penyediaan dan pembinaan terapis wicara.
Sebab, peran terapis wicara merupakan peran penting dalam kebutuhan bahasa dan bicara untuk anak-anak maupun dewasa. Maka, semua pihak harus saling bekerja sama satu dengan lainnya. (Nik/OL-09)
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kesejahteraan secara fisik, mental, dan spiritual sebagai bagian integral dari gaya hidup yang sehat dan seimbang.
Jika orangtua mulai merasa ada masalah pada perkembangan wicara dan bahasa anak, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak untuk mengetahui apakah anak memerlukan terapi wicara.
"Psikoterapi dianjurkan bagi pasien yang memiliki keinginan untuk berubah lebih baik dari dalam dirinya."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved