Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Lansia di Indonesia Masih belum Bisa Hidup Mandiri

Atalya Puspa
15/11/2022 16:56
Lansia di Indonesia Masih belum Bisa Hidup Mandiri
Lansia di Panti Werdha(ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)

STUDI yang dilakukan Care Network of Older People in Indonesia di lima wilayah Indonesia, Jakarta, Sumatra Barat, Yogyakarta, Jawa Timur dan NTT menyatakan sebagian besar lansia mengalami ketergantungan karena keterbatasan fisik.

Temuan utama yang menjadi perhatian adalah kenyataan saat ini lansia yang mengalami ketergantungan atau tidak dapat keluar dari rumah (housebound), mengalami penurunan akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

"Kurangnya transportasi, kekhawatiran tentang biaya, dan salah satu hal yang fatal yaitu adanya anggapan masalah kesehatan lansia hanya sakit tua yang tidak ada obatnya. Semuanya menjadi konspirasi yang membuat lansia mengalami ketergantungan atau bahkan dalam kasus tertentu mencegah lansia mendapatkan perawatan dokter atau mengunjungi puskesmas atau rumah sakit. Kurangnya perhatian medis mengurangi kualitas hidup lansia dan mempercepat kematian mereka," kata Peneliti Elisabeth Schroeder Butterfill, Selasa (15/11).

Ia menyatakan, seringkali lansia memiliki masalah kesehatan yang kompleks dan memerlukan perhatian medis. Lansia yang mengalami kesedihan, lansia yang memiliki sifat keras kepala atau lansia yang melakukan tindakan berulang yang membahayakan dirinya sendiri, dapat membuat pengasuh menjadi frustrasi. Usaha pengasuh untuk menghindari terjadinya luka baring (dekubitus), memindahkan lansia dari tempat tidur ke kursi dan mendorong lansia untuk makan dapat menjadi beban pengasuh.

"Hal yang sama juga terjadi ketika lansia membutuhkan perawatan jangka panjang, khususnya pada keluarga yang menghadapi kesulitan keuangan, atau pengasuh yang sudah tua dan kurang sehat. Persoalan ini dapat mengakibatkan pengasuh merasa terbebani dan kewalahan," tuturnya.

Seringkali, ujar Elisabeth, dukungan yang dibutuhkan keluarga didapat dari kader Posyandu Lansia/Posbindu. Kader melakukan pemeriksaan kesehatan setiap bulan pada lansia. Mereka memberikan saran untuk lansia agar tetap sehat dan aktif. Mereka mendorong lansia untuk menggunakan layanan kesehatan dan kadang-kadang mereka juga membantu mengatur atau mendistribusikan dukungan pemerintah.

"Bahkan kader sering melakukan upaya lebih dari tupoksi (tugas pokok dan fungsi) resminya, seperti ditemukan dari hasil studi kami di Kelurahan Kalianyar," ucapnya.

Baca juga: Saran untuk Lansia tentang Lama Mandi dan Penggunaan Sabun

Misalnya, saat lockdown akibat pandemi covid-19, kader memberikan nasehat kepada lansia, membantu pembagian masker, mendorong lansia untuk vaksinasi, dan berbagi resep jamu untuk mencegah covid-19. Jika pengasuh keluarga lansia tidak ada, kadang-kadang kader akan mengunjungi lansia di rumah untuk memantau kondisi kesehatan mereka.

"Singkatnya, kader adalah penghubung utama dalam jaringan perawatan lansia, menghubungkan lansia dengan layanan kesehatan, dan memperkuat upaya keluarga dalam merawat lansia," beber dia.

Untuk mengatasi permasalahan lansia yang didapatkan dari hasil studi itu, Elisabeth membeberkan sejumlah rekomendasi. Di antaranya meningkatkan kapasitas kader dengan memberikan pelatihan tentang perawatan lansia.

Selain itu, dibutuhkan juga adanya kunjungan ke rumah lansia yang sudah tidak dapat keluar dari rumah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

"Pendekatan seperti itu juga dilaksanakan dalam Proyek Percontohan Perawatan Jangka Panjang di Yogyakarta dan Bali oleh BAPPENAS bersama SurveyMeter. Pendekatan yang sama perlu dilakukan di seluruh Indonesia," imbuh dia.

Di samping itu, lansia di Indonesia membutuhkan dukungan finansial dalam jumlah minimal setiap bulan yang dapat diandalkan dari pemerintah. Hal ini akan memudahkan keluarga, terutama mereka yang miskin atau berpenghasilan kecil, ntuk mendapatkan perawatan kesehatan dan nutrisi yang berkualitas baik.

Lansia dengan ketergantungan dalam kebutuhan perawatan harus diperhatikan di masyarakat dan para pembuat kebijakan. Saat ini lansia lebih sering digambarkan sebagai orang yang aktif, sehat, mampu berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan sosial.

Dengan kata lain, gambaran lansia di Indonesia adalah lansia berpotensi atau tangguh. Namun dalam kenyataannya, tidak semua lansia dapat memenuhi harapan ini.

"Selain itu, kita semua, jika beruntung, akan berumur panjang dan dapat mengalami ketergantungan dalam hidup kita kelak sebagai lansia. Memberi dan menerima perawatan adalah bagian dari kondisi manusia yang perlu diperhatikan dan diperlihatkan, bukan sesuatu yang harus diberikan cap buruk atau stigmatisasi," pungkas dia.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya