Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KEMAJUAN teknologi yang cepat dan tak terbendung memberikan begitu banyak dampak bagi penggunanya. Selain dampak positif, ada pula dampak negatifnya. Saat ini gadget (gawai) menjadi perangkat yang tidak bisa dipisahkan dari segala kegiatan dan aktivitas kita. Bahkan saat ini banyak dari orangtua yang menjadikan gawai sebagai alat menenangkan anaknya yang sedang rewel.
Penggunaan gawai pada anak tidaklah dibenarkan, apalagi digunakan dalam waktu yang cukup lama. Jika anak dibiarkan menghabiskan waktu yang lama dengan gawai bisa menyebabkan kecanduan. Kecanduan penggunaan gawai pada anak dapat menyebabkan banyak dampak buruk terhadap perkembangan psikologis dan kesehatan mereka.
Psikolog klinis & Director of Alpas.id Olphi Disya Arinda mengimbau orangtua memperhatikan perilaku anak yang menggunakan gawai. "Jika anak mengalami perubahan suasana hati dan menunjukkan tantrum serta hanya fokus pada internet atau medsos, bisa dikatakan anak mengalami gejala kecanduan gadget. Ciri lain ialah sikap menarik diri dan mengabaikan kepentingan sekolah," katanya dalam webinar tentang Deteksi Dini Adiktif Gadget pada Anak yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi pada Rabu (9/11).
Jika terus dibiarkan, anak dapat mengalami berbagai gangguan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. "Anak yang kecanduan gadget dapat mengalami masalah dalam perkembangan otaknya. Selain itu, hal tersebut memengaruhi aspek fisik, sosial, relasi, dan emosi mereka. Oleh karena itu lebih baik mencegah anak dari kecanduan dan pengaruh negatif gadget," jelasnya.
Praktisi Pendidikan & Pembicara Publik Ita Sembiring mengimbau orangtua untuk terlebih dahulu menjadi pengguna gadget yang beretika. "Jadilah orangtua yang paham akan dampak dan ancaman serta bahaya dari penggunaan gadget yang berlebihan. Jika kita telah paham akan semua itu, baru kita bisa mengajak dan menjadi contoh yang baik bagi anak dalam menggunakan gadget," terangnya.
Ita juga mengajak orangtua menjadi navigasi bagi anak dalam penggunaan gawai dan ruang digital. "Kenali perilaku anak kita yang menggunakan gadget dan ajak mereka diskusi agar tidak selalu berlarut dalam menggunakan gadget. Selanjutnya edukasi anak tentang penggunaan dan risiko yang dapat terjadi di ruang digital," jelasnya.
Sociopreneur praktisi pendidikan Kristiyuana menekankan kepada orangtua agar membangun ruang digital yang aman buat anak. "Mari menjadi orangtua yang belajar mengikuti perkembangan zaman dan mengajak anak-anak untuk menggunakan internet sebagai tempat belajar yang aman dan nyaman," katanya.
Ia menghimbau orangtua berhati-hati agar anak tidak menjadi korban kejahatan di ruang digital. "Modus kejahatan dengan memanfaatkan layanan internet untuk menipu dan mengambil keuntungan dari orang lain saat ini makin banyak terjadi. Bentuk penipuan berupa phising dan scam sangat mudah terjadi kepada anak jika kita sebagai orangtua tidak mengawasi anak dalam menggunakan gadget," katanya.
Terakhir kreator konten Teuku Daffa mengajak orangtua untuk siap dalam menghadapi perubahan dan perkembangan teknologi. "Tugas orangtua mempersiapkan anak menghadapi zamannya. Sebagai orangtua, mari kita lebih dahulu paham dan kenal akan kemajuan era digital saat ini dan era ke depan agar anak kita nanti tidak tertinggal jauh," jelasnya. (RO/OL-14)
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved