Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
OSTEOPOROSIS tidak akan menunjukkan gejala jika belum terjadi komplikasi patah tulang. Karenanya, osteoporosis sering kali disebut sebagai silent disease atau penyakit yang tidak disadari.
Medical General Manager Kalbe Esther Kristiningrum dalam siaran resmi, dikutip Kamis (3/11), mengatakan osteoporosis tidak terjadi secara tiba-tiba. Namun, osteoporosis baru akan menunjukkan tanda-tanda saat sudah terjadi patah tulang.
"Patah tulang yang terjadi dapat menyebabkan gejala seperti rasa nyeri, bengkak pada sekitar lokasi patah tulang, atau terjadi perubahan bentuk tulang," ujar Esther.
Baca juga : Kenali Osteoporosis, Silent Disease Tanpa Gejala
Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang sering dialami orang lanjut usia atau usia tua. Namun, anak atau orang yang berusia lebih muda juga bisa mengalaminya.
Esther menjelaskan steoporosis dibagi menjadi dua golongan besar, berdasarkan penyebabnya.
Yang pertama adalah osteoporosis primer, yakni osteoporosis pada perempuan pascamenopause akibat penurunan hormon estrogen.
Baca juga : Keluarga Berperan Penting Tangani Osteoporosis pada Lansia
Penurunan hormon tersebut ternyata berperan dalam pembentukan jaringan tulang dan osteoporosis pada usia lanjut yang disebut juga osteoporosis senilis.
Selanjutnya, osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti penyakit ginjal, infeksi tulang, atau penyakit saluran pencernaan.
Pemakaian obat-obatan jangka panjang seperti obat kortikosteroid atau obat antikejang juga menyebabkan osteoporosis Pasien patah tulang akibat jatuh atau kecelakaan, juga bisa lebih rentan mengalami osteoporosis.
Baca juga : Mengecek Kesehatan Tulang Sejak Dini Bisa Cegah Osteoporosis
Untuk mencegah terjadinya osteoporosis, tulang harus sehat dan kuat. Salah satu caranya adalah dengan menjalankan gaya hidup sehat seperti berolahraga yang teratur 30-45 menit dengan frekuensi sekitar 3-5 kali per minggu.
"Jadi tidak hanya sekali, harus rutin dan teratur. Selain itu perlu rajin memeriksa kepadatan tulang, terutama jika sudah menopause atau usia lanjut," kata Esther.
Jenis olahraga yang dapat dilakukan pun beragam mulai dari jogging, jalan cepat, naik turun tangga, yoga, pilates, tai chi, atau angkat beban sesuai dengan kemampuan.
Baca juga : Kunci Kesehatan Tulang, Sendi, Otot untuk Cegah Osteoporosis
Hindari juga rokok karrna dapat berisiko terjadinya osteoporosis. Selain itu, sangat penting untuk mencukupi kebutuhan zat gizi, khususnya kalsium sebagai bahan baku pembentuk jaringan tulang dan juga vitamin D.
Vitamin D bermanfaat untuk meningkatkan atau mengoptimalisasi penyerapan kalsium dari saluran pencernaan agar bisa dibawa ke tulang untuk membentuk jaringan tulang.
"Sumber kalsium dapat diperoleh dari konsumsi susu, sayur-sayuran hijau, keju, bisa juga dilengkapi dengan suplemen kalsium," ujar Esther. (Ant/OL-1)
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Penyakit mata tiroid, juga dikenal sebagai oftalmopati tiroid atau penyakit Graves, adalah kondisi di mana mata seseorang terpengaruh gangguan pada kelenjar tiroid.
Meskipun tidak ada hubungan langsung, sekitar 30% penderita Graves mengalami TED. Mengubah pola makan dapat menjadi kunci dalam mengelola gejala kedua kondisi ini.
Penyakit Graves dan Struma Basedow merupakan gangguan kelenjar tiroid yang sering kali disamakan. Ini perbedaannya.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Pada perempuan penurunan kadar hormon estrogen ketika menopause jadi salah satu penyebab timbulnya osteoporosis.
Konsumsi Habbatussauda yang memiliki nama spesies Nigella sativa ini pun dapat meningkatkan kapasitas antioksidan total dalam tubuh.
Konsumsi obat-obatan golongan steroid dan beberapa jenis penyakit seperti autoimun, ginjal, hati, radang sendi, serta hipertiroid juga bisa menyebabkan osteoporosis.
NYERI pada sendi lutut dapat dialami setiap orang, tak hanya usia lanjut tetapi orang dewasa. Hal ini pun sering dikaitkan dengan osteoporosis dan osteoarthritis.
OSTEOPOROSIS atau pengeroposan tulang yang banyak dialami kaum perempuan tidak bergejala
Osteoporosis merupakan penyakit yang tersembunti atau silent disease. Untuk mencegahnya lakukan aktivitas olahraga selama 30 menit dan nutrisi kesehatan tulang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved