Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Satu dari 10 Orang Indonesia Idap Mental Emotional Disorder

M Iqbal Al Machmudi
24/10/2022 13:05
Satu dari 10 Orang Indonesia Idap Mental Emotional Disorder
Ilustrasi(Antara)

KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan 1 dari 10 calon ayah dan ibu di Indonesia mengalami gangguan mental emosional. Angka ini meningkat signifikan dibanding tahun lalu.

"Data menunjukkan angka mental emotional disorder tahun ini mencapai 9,8 persen, atau meningkat signifikan dibanding tahun 2021 sebesar 6,1 persen," kata Hasto, Senin (24/10).

"Artinya saat ini di antara sepuluh calon ayah ada satu orang yang mengalami gangguan mental emosional, demikian juga bagi calon ibu," tambahnya.

Mental Emotional Disorder atau gangguan emosi mental merupakan masalah serius dan bisa mengancam program kependudukan. Oleh sebab itu memperhatikan kesehatan mental atau kejiwaan calon orang tua, baik calon ibu maupun calon ayah adalah penting bagi tumbuh kembang anak dan pembangunan keluarga.

Oleh karena itu masalah ini menjadi perhatian yang serius karena penderita gangguan emosi mental yang tidak ditangani dengan tepat dapat menjadi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

"Calon ayah dan calon ibu yang mengalami gangguan jiwa tentu tidak akan berhasil membina keluarga yang ideal. Hal ini tentunya dapat mengancam keberhasilan program kependudukan dan keluarga berencana," ungkapnya.

Keluarga adalah embrio dalam sebuah peradaban. Keluarga harus dipersiapkan agar memiliki tata nilai yang baik dan kemampuan dalam mengambil keputusan yang baik. Dari orang tua yang sehat akan lahir anak yang sehat dan terbentuk keluarga yang sehat.

Sementara itu, Kepala Center for Public Mental Health Psikologi UGM, Dr. Diana Setiyawati mengungkapkan banyak survei yang menyatakan tingginya pregnancy stress pada ibu hamil di Indonesia.

Salah satu faktornya adalah kurangnya dukungan dari lingkungan, khususnya suami dan keluarga inti selama proses kehamilan. Diana menjelaskan, kondisi ini yang kemudian berpengaruh juga kepada kondisi janin dalam kandungan dan lebih jauh akan mempengaruhi kondisi kesehatannya pada saat dewasa nanti.

"Ini tugas kita semua, negara dan masyarakat, untuk hadir dan melindungi generasi penerus bangsa. Untuk mendukung nilai-nilai keluarga demi anak-anak kita tumbuh bahagia," ujarnya.

Dirinya menjelaskan, keluarga adalah sumber kekuatan dan pondasi kokoh bagi individu dalam menghadapi berbagai permasalahan kesehatan mental di kemudian hari. (Iam)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya