Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kemenkes: Gangguan Ginjal Akut tidak Ada Hubungan dengan Infeksi dan Vaksin Covid-19

M Iqbal Al Machmudi
19/10/2022 08:34
Kemenkes: Gangguan Ginjal Akut tidak Ada Hubungan dengan Infeksi dan Vaksin Covid-19
Ilustrasi(baby center)

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa penyakit gangguan ginjal akut pada anak tidak ada kaitannya dengan vaksinasi maupun infeksi covid-19.

"Sampai saat ini kejadian gangguan ginjal akut tidak ada kaitannya dengan vaksin covid-19 maupun infeksi covid-19," kata Juru Bicara Kemenkes M Syahril, Rabu (19/10).

Hingga kini, Kemenkes, epidemiologi, Badan POM, IDAI, dan Puslabfor masih terus melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti gangguan ginjal akut pada anak.

Baca juga: Gangguan Ginjal Akut Merebak, Waspadai Gejala Sakit Anak Selama 14 Hari

Penyelidikan epidemologi dilakukan dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan untuk mengetahui infeksi-infeksi yang menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak. Pemeriksaan mencakup swab tenggorokan, swab anus, pemeriksaan darah, dan kemungkinan intoksifikasi.

"Saat ini, Kemenkes bersama tim tengah melakukan penyelidikan epidemologi kepada masyarakat. Tim akan menanyakan berbagai jenis obat-obatan yang dikonsumsi maupun penyakit yang pernah diderita selama 10 hari sebelum masuk RS/sakit. Harapannya hasilnya bisa segera kami dapatkan sebagai informasi untuk penanganan selanjutnya," ujar Syahril.

Sembari menunggu hasil investigasi lanjutan, Syahril menyebutkan telah meminta fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap merebaknya gangguan ginjal pada anak dengan aktif melaporkan setiap kasus yang mengarah pada gangguan ginjal akut pada anak.

Lebih lanjut, sebagai bentuk kewaspadaan dini, Kemenkes meminta masyarakat, terutama orangtua yang memiliki anak berusia 0-18 tahun, untuk aktif melakukan pemantauan umum dan gejala yang mengarah kepada gangguan ginjal akut seperti penurunan volume urine yang dikeluarkan, demam selama 14 hari, gejala ISPA, dan gejala infeksi saluran cerna.

"Gangguan ginjal akut pada anak ini memiliki gejala yang khas yakni penurunan volume urine secara tiba-tiba. Bila anak mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut," imbau Syahril.

Selanjutnya, belajar dari kasus yang terjadi di Gambia, Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat dengan baik dan benar sesuai dengan resep dokter maupun informasi yang tertera di kemasan obat.

Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang bisa masyarakat lakukan untuk memastikan konsumsi obat dengan benar dan aman bagi tubuh.

Gunakan obat sesuai aturan pakai, jangan konsumsi obat melebihi dosis yang ditentukan, baca peringatan dalam kemasan obat, pastikan obat tidak kadaluwarsa, jangan mengonsumsi sisa obat sirup yang sudah terbuka dan disimpan lama.

Kemudian, hindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu untuk mencegah terjadinya resistensi,

Laporkan efek samping obat yang Anda rasakan kepada tenaga kesehatan terdekat atau melalui aplikasi layanan BPOM Mobile dan dapatkan obat dari sarana pelayanan kefarmasian yang resmi atau berizin. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya