Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Bulan Bahasa dan Sastra: Perkuat Bahasa, Gelorakan Sastra

Arbida Nila Hastika
14/10/2022 07:57
Bulan Bahasa dan Sastra: Perkuat Bahasa, Gelorakan Sastra
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Endang Aminuddin Aziz(Dok MI)

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) mengadakan webinar dalam memperingati Bulan Bahasa dan Sastra di bulan Oktober ini. Webinar ini berjudul Silaturahmi Merdeka Belajar dengan tema “Bulan Bahasa dan Sastra: Perkuat Bahasa, Gelorakan Sastra”.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz menyebutkan langkah mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia dengan kampanye positif. Upaya tersebut pernah dilakukan saat menyebarkan informasi Covid-19 ke dalam lebih dari 100 bahasa daerah.

“Ketika bahasa dimengerti maka mereka akan ikut di dalam kampanye itu. (Jika) Mereka tidak mengerti bahasa pasti akan cuek saja mengabaikannya,” ujar Aminudin dalam webinar (13/10). 

Baca juga: Penelitian Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ibu-Anak Diperlukan

Aminudin juga berpendapat, masyarakat memberikan resposn sangat positif pada kampanye tersebut. Bahkan, masyarakat ikut menambahkan informasi. Umpan balik baik ini semakin memudahkan pemerintah dalam menyasar masyarakat, supaya mereka tidak mudah terpapar Covid-19.

“Justru mereka menambahkan dengan bahasa mereka sendiri. Apa yang belum tercantum dalam bahasa itu dimasukkan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Duta Bahasa Maluku 2021, Anggelvania L. Kesaulija mengingatkan betapa pentingnya anak muda sadar akan kekayaan Indonesia. Terutama budaya dan penggunaan bahasa.

“Bahwa sebagai anak muda kita harus sadar bahwa kekayaan budaya dan bahasa itu sangat banyak. Yang tak kalah penting sebuah isu bahasa indonesia kurang digunakan di forum-forum,” tuturnya. 

Anggelina mengambil contoh hampir punahnya 10/11 bahasa daerah Maluku. Padahal di Maluku memiliki lebih dari 65 bahasa daerah. Sangat disayangkan adanya status terancam punah dari bahasa daerah yang menjadi kekayaan Indonesia 

“Sayang sekali rasanya kalau begitu banyak kekayaan bahasa yang kita miliki ini tidak dijaga dan tidak disadari penting,” jelasnya. 

Penguatan bahasa dan sastra Indonesia ini juga dilakukan oleh provinsi Sulawesi Selatan. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Setiawan Aswad menyebut siswa/i sekolah wajib menggunakan bahasa daerah pada hari Rabu. 

Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 19 Tahun 2018 tentang Pembinaan Bahasa Daerah. Bahwa berdasarkan pasal 11 disebutkan kewajiban berbahasa daerah setiap hari Rabu sesuai dengan dialek masing-masing di sekolah.

“Dengan (peraturan) itu jadi payung yang mengikat tidak hanya kalangan eksekutif tapi juga legislatif, bagaimana menyediakan alokasi sumber daya yang cukup, sehingga bahasa daerah bisa kita jaga dan kembangakan di Sulawesi Selatan,” pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya