Kamis 13 Oktober 2022, 22:25 WIB

Wabah dan Perubahan Iklim Mengancam, ASEAN Perkuat Kerja Sama Lingkungan

Atalya Puspa | Humaniora
Wabah dan Perubahan Iklim Mengancam, ASEAN Perkuat Kerja Sama Lingkungan

AFP
Infografis

 

PENGELOLAAN lingkungan dan sumber daya alam memainkan peran kunci dalam pembangunan sosial ekonomi regional ASEAN yang berkelanjutan di tengah ancaman eksternal seperti penyakit epidemi, perubahan iklim, dan masalah geopolitik.

"Memperkuat kerja sama lingkungan regional dengan semua pemangku kepentingan merupakan upaya untuk menghadapi tantangan tersebut. Hal itu merupakan poin yang dibahas pada pertemuan ASEAN Senior Officials on Environment (ASOEN) ke-33," ujar Kepala Badan Standardisasi Instrumen LHK (BSILHK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ary Sudijanto selaku ASOEN Chair Indonesia, dalam pernyataannya.

Secara umum, jelasnya, pertemuan ASOEN ke-33 membahas laporan hasil pertemuan 7 working groups dibawah ASOEN, membahas kegiatan/kerja sama terkait dengan ASOEN, dan kerja sama dengan mitra wicara untuk membahas perkembangan eksisting kerja sama dan potensi kerja sama baru bidang lingkungan hidup, serta membahas pergantian chairperson working group ASOEN.

Pertemuan ASOEN ke-33 yang berakhir pada 7 Oktober 2022 itu, menyepakati hal-hal penting antara lain mengesahkan draft ASEAN Joint Statement on Climate Change to COP27 UNFCCC yang akan diadopsi kepala negara pada KTT ASEAN, November 2022, mengesahkan keketuaan 7 working groups lingkungan hidup ASEAN periode 2022-2025, dengan Indonesia mengetuai ASEAN Working Group on Chemicals and Waste, dan mencatat usulan penyusunan ASEAN Strategic Plan on Environment post-2025.

Terkait Indonesia, pertemuan menyepakati 3 hal penting yakni mendukung ketuanrumahan Indonesia untuk 34th ASOEN and related meetings pada 2023, mencatat undangan Indonesia untuk menghadiri 7th ASEAN Heritage Parks (AHP) Conference di Bogor, 30 Oktober-4 November 2022; dan mencatat informasi Indonesia tentang peluang menyelenggarakan capacity-building workshop on marine plastic debris dalam kerangka AOIP pada 2023, selain Indonesia mengetuai ASEAN Working Group on Chemicals and Waste untuk periode 2022-2024.

“Dukungan dari ASOEN ke-33 ini bagi Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan ASOEN ke-34 bersamaan dengan Chairmanship Indonesia pada ASEAN 2023 merupakan momentum penting," ucap Ary.

Hal ini, kata dia, menjadi salah satu sarana untuk menunjukan eksistensi kepemimpinan Indonesia dalam kerja sama pilar sosial budaya ASEAN khususnya bidang lingkungan hidup dan perubahan iklim dengan mendorong isu-isu prioritas yang sejalan dengan kepentingan nasional dan diharapkan dapat menghasilkan monumental achievement.

"BSILHK yang mendapat mandat sebagai national focal point ASOEN bersama para pihak akan memainkan peran strategis untuk mensukseskan agenda ini untuk kemajuan pengelolaan lingkungan hidup regional ASEAN,” jelasnya.

Sementara itu, dalam hal kerja sama ASEAN-mitra, pertemuan ASOEN ke-33 ini menyepakati penyelenggaraan ASEAN-US dan ASEAN-EU Ministerial Dialogue on Environment and Climate Change  akan diselenggarakan back-to-back dengan rangkaian pertemuan ASEAN Ministerial Meeting on the Environment (AMME) ke-17 di Laos pada tahun 2023 dan mendukung penyelenggaraan ASEAN-Japan Ministerial Dialogue on Environment and Climate Change dan ASEAN-Japan Environment Week pada 2023 di Laos serta melanjutkan implementasi ASEAN Plus Three Cooperation Work Plan bidang lingkungan hidup, dengan fokus pada dukungan terhadap ASEAN pada topik marine debris, climate change, environmentally-sustainable cities, dan biodiversity.

Taman nasional
Terkait AHP, pertemuan ini juga merekomendasikan dalam pertemuan AMME ke-17 nanti untuk menetapkan 4 taman nasional di Filipina dan VIetnam sebagai ASEAN Heritage Park. Dengan tambahan tersebut, akan ada 55 taman nasional berstatus AHP di Asia Tenggara. Selain itu, pertemuan juga mendukung usulan perubahan kriteria ASEAN Heritage Parks (AHP) untuk mengakomodasi AMS yang tidak memiliki taman nasional.

Kerja sama ASEAN di bidang lingkungan saat ini didasarkan pada Cetak Biru Masyarakat Sosial Budaya ASEAN (ASCC Blueprint) 2025 yang bertujuan agar terwujud masyarakat ASEAN yang bersifat inklusif, berkelanjutan, tangguh, dan dinamis.

Sesuai dengan Visinya, kerja sama ASEAN di bidang lingkungan hidup terutama berfokus pada aspek sustainability ASCC Blueprint 2025. Di bawah ASCC Blueprint 2025, dikembangkan ASEAN strategic plan on environment yang meliputi tujuh prioritas strategis yaitu perlindungan alam dan keanekaragaman hayati, lingkungan pesisir dan pantai, pengelolaan sumber daya air, perubahan iklim, bahan kimia dan sampah, pendidikan lingkungan hidup dan konsumsi dan produksi berkelanjutan. (H-2)

 

Baca Juga

HO

Tokoh Muda Palopo Ajak Generasi Muda Sukseskan Pemilu 2024

👤Widhoroso 🕔Minggu 24 September 2023, 21:49 WIB
HARI Sumpah Pemuda yang jatuh setiap 28 Oktober merupakan momentum bagi generasi muda untuk memberikan sumbangsih kemajuan...
Dok. Pribadi

Bantu Akses Pendidikan Tinggi, SFD Arie Wibowo Beri Beasiswa ke Warga Daerah Terpencil

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Minggu 24 September 2023, 21:28 WIB
Melalui koordinasi dan kolaborasi yang kuat dengan berbagai sektor, Arie memfasilitasi pemberian beasiswa kepada mereka yang berprestasi...
Ist

Kemendikbudristek Gelar Lomba Perahu Layar Tradisional

👤Mediaindonesia.com 🕔Minggu 24 September 2023, 21:11 WIB
Kemendikbudristek bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut gelar Lomba Perahu Layar di Manado, Sulawesi Utara, pada Minggu...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

  • Presiden PKS Buka-Bukaan Soal Pasangan Amin

    Berikut petikan wawancara khusus wartawan Media Indonesia Ahmad Punto, Henri Salomo, Akhmad Mustain, dan Rifaldi Putra Irianto di kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya