Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KEPALA Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Prof. E. Aminudin Aziz menyebut daya hidup atau vitalitas bahasa daerah di Indonesia terus mengalami penurunan. Bila dulu hanya terjadi pada bahasa-bahasa daerah dari Indonesia timur yang memang jumlah penuturnya sedikit, kini justru terjadi juga pada bahasa daerah dengan penutur yang banyak.
"Lalu tahun lalu 2021 kami mengadakan lagi kajian tentang daya hidup bahasa-bahasa daerah. Nah ternyata ini memang mengkhawatirkan, tidak ada satu pun bahasa kita, bahasa daerah yang daya hidupnya itu naik. Tidak ada. Cenderung turun," ujar Aminudin, Minggu (2/10).
Dijelaskannya, total bahasa daerah di Indonesia adalah 718 bahasa daerah. Berdasarkan kajian, pada 2019, tercatat 11 bahasa daerah yang dinyatakan punah atau tidak ada penuturnya lagi.
Terkait vitalitas bahasa daerah yang terus menurun, imbuh Aminudin, merupakan fenomena global. UNESCO pun mengakui setiap dua minggu ada satu bahasa daerah yang hilang atau punah di dunia.
"Sehingga dalam 30 tahun ini ada 200 bahasa daerah, bahasa ibu seluruh dunia itu hilang," imbuhnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan Badan Bahasa telah melakukan kajian pada tahun 2021 terhadap 24 bahasa daerah dengan jumlah penutur yang besar. Semuanya mengalami pelemahan atau berkurang penutur bahasa daerah.
Baca juga: Cara Kreatif Menguatkan Eksistensi Bahasa Daerah
Bila dulu bahasa yang mengalami pelemahan atau berkurang penuturnya ada di Indonesia bagian timur, saat ini justru terjadi juga di Indonesia bagian barat. Bahasa Jawa yang memiliki penutur sekitar 90 juta, Bahasa Sunda dengan 48 juta penutur dan Bahasa Bali juga mengalami penurunan penuturnya.
"Kalau kehilangan untuk bahasa Sunda statistiknya 10 tahun terakhir itu 2 juta orang. Kehilangan 2 juta dari penutur 48 juta ndak terlalu terasa, tapi bagi bahasa-bahasa kecil yang ada di Indonesia timur, yang penuturnya hanya tinggal 5 ribu orang, kehilangan 500 atau 1000 orang itu mencengangkan, malapetaka," tukas Aminudin.
Penyebab menurunnya vitalitas bahasa daerah di Indonesia terkait dengan sikap penuturnya yang cenderung menggunakan bahasa Indonesia, hingga perkawinan campur antaretnis atau suku yang berbeda bahasa daerah. Di sisi lain, bahasa Indonesia makin mendapat tempatnya sebagai bahasa yang bisa menghubungkan antara masyarakat di seluruh tanah air.
"Dari 24 itu semuanya mengalami kemunduran, yang istilah kami ini mengkhawatirkan, karena zero sum, menaikan popularitas bahasa Indonesia menurunkan bahasa daerah," tukasnya.(OL-5)
Kemendikbudristek sudah terlanjur menganggarkan Rp3,58 triliun untuk proyek TIK ini. Lalu, ada juga pengadaan DAK senilai Rp6,3 triliun.
Dukungan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.
Selama 10 tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mengalami tren peningkatan dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 73,55
Melalui perhelatan tersebut Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbud-Ristek berhasil menunjukkan capaian baik dari karya artistik anak bangsa.
Modena juga telah berupaya untuk mengintegrasikan praktik-praktik bisnis berkelanjutan dengan berinvestasi di berbagai program pengembangan sumber manusia dan pemanfaatan teknologi.
FHI menjadi wadah bagi warga negara asing untuk mengasah kemahiran dan kreativitas mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia. Puncak FHI 2024 yang berlangsung meriah pada Jumat (30/8) di Bali
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved