Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BADAN Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melaporkan bahwa ada 131 perguruan tinggi (PT) dan 370 program studi (prodi) di Indonesia yang tidak terakreditasi. Angka tersebut bisa terus bertambah lantaran prodi dan PT baru juga selalu bertambah.
"Ini biasanya awalnya terakreditasi, setelah itu tidak terurus dan akhirnya tidak terakreditasi, karena tidak memenuhi syarat peringkat, dosennya kurang, mahasiswa menjadi tidak, hingga ada konflik yayasan," ujar Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT Prof. Ari Purbayanto dalam rapat bersama Komisi X DPR RI, Selasa (27/9)
Sedangkan, PT yang terakreditasi baik saat ini berjumlah 1.887 dan prodi 9.230. Begitu PT terakreditasi unggul sebanyak 193 dan prodi 4.910.
Masih banyaknya PT dan prodi yang belum diakreditasi, maka kebijakan pemerintah untuk melebur atau menggabungkan bebera diantaranya menjadi keputusan yang tepat. Sebab, sejauh ini Indonesia masih mengejar kuantitatif bukan kualitas dari pendidikan tinggi tersebut.
Lebih lanjut, Ari menjelaskan bahwa perguruan tinggi di Tanah Air terus bertambah setiap tahunnya. Pada 2019 ada 4.043 PT, kemudian bertambah menjadi 4.220 PT di 2020. Selanjutnya, di 2021 bertambah menjadi 4.404 dan hingga kini do 2022 secara total sudah mencapai 4.562 PT.
Baca juga: Mau Tembus Universitas Top di AS dan Inggris? Jangan Hanya Andalkan Prestasi Akademis
Begitu pula dengan prodi yang terus bertambah hingga secara total sudah berjumlah 40.144. "Kalau kita lihat daya terbaru di PDDIKITI jumlah PT hari ini ada 4.562, program studi sudah menjadi 40.144. Artinya setiap bulan ada prodi baru dibentuk," jelasnya.
Untuk itu, lanjut Ari, kehadiran lembaga akreditasi mandiri atau LAM-PT sebenarnya sangat dibutuhkan. Prodi-prodi baru yang terus bertambah merupakan tugas LAM-PT untuk melakukan akreditasi. "Ini yang akan jadi dilema prodi baru akan ditangani LAM, kalau gak ada LAM ini akan jadi beban kami sendiri," tutupnya.(OL-4)
KEHADIRAN perguruan tinggi berkualitas disebuat membuat nilai sebuah kawasan meningkat. Itu karena kebutuhan dan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan berkualitas semakin meningkat.
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar Peringatan 1 Tahun sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Langkah ini merupakan bentuk investasi jangka panjang untuk mencetak atlet profesional yang dapat mengharumkan nama Kabupaten Tangerang di kancah nasional dan internasional.
Keberhasilan transformasi USNI juga tidak lepas dari pemahaman terhadap mahasiswa yang menjadi subjek utama, yaitu Gen Z yang dikenal penuh semangat dan punya impian besar.
UNIVERSITAS Siber Asia (UNSIA) masuk sebagai 100 besar universitas terdepan dalam bidang inovasi di dunia dalam daftar The World University Rankings for Innovation (WURI) 2025.
Magister Data Sains Universitas Mercu Buana merupakan program unggulan yang adaptif terhadap disrupsi digital dan relevan terhadap kebutuhan industri.
Kebijakan kemandirian keuangan PTN dinilai menciptakan ketimpangan dalam dunia pendidikan tinggi.
LAM-PTKes telah mengembangkan standar mutu pendidikan tenaga kesehatan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) dan ditingkatkan berdasarkan standar global.
Akreditasi dari LAM Teknik bukan sekadar status administratif, tetapi pemicu nyata perubahan mutu pendidikan teknik di Indonesia.
Sebuah tonggak pencapaian yang menunjukkan keunggulan mutu akademik dan relevansi kurikulum di tengah derasnya transformasi digital global.
Konsentrasi pelatihan masih lebih banyak di kota besar, sementara tenaga kesehatan di daerah masih menghadapi keterbatasan akses dan distribusi yang tidak merata.
UNIVERSITAS Syiah Kuala (USK) Aceh, kembali menoreh kemajuan. Kali ini Pusat Riset Hukum, Islam, dan Adat (PRHIA) USK dianggap sebagai pusat riset unik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved