Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KETUA DPR RI Puan Maharani menyampaikan apresiasi kepada Pondok Pesantren (Ponpes) Mahasina Darul Qur'an wal Hadits yang berada di Kota Bekasi, Jawa Barat atas program pendidikan yang memuat penanaman akhlak berbasis Quran-Hadis dan kearifan lokal.
“Lebih menggembirakan lagi, di pesantren ini ada pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan,” ujar Puan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (24/4).
Ponpes asuhan KH Abu Bakar Rahziz dan Nyai Hj Badriyah Fayumi itu memiliki Program “Pendidikan Terintegrasi Kader Ulama Berakhlak Qurani dan Berwawasan Kebangsaan”.
Program pendidikan yang dibuka sejak tahun 2016 itu dilakukan dengan 6 hal, yakni penanaman akhlak atau character building yang berbasis Quran-Hadis dan kearifan lokal, Tahfizhul Quran, Tahfizhul dan Fahmul Hadis, bahasa Arab, bahasa Inggris, dan kepemimpinan.
Puan pun memuji ponpes yang memberikan fasilitas pendidikan untuk semua santri yang memiliki latar belakang beragam, tanpa diskriminasi.
Baca juga: Komisi II DPR RI Minta Cegah Dampak Sengketa Batas Papua Barat
Ia berdiskusi dengan santriwati Balqies Ratu Salimah dan santri Khoirul Ikhsan. Dari diskusi tersebut, terungkap bahwa dua santri ini punya harapan yang sama untuk bisa menggali ilmu agama lebih dalam lagi ke luar negeri.
“Keduanya punya tekad dan semangat yang sama untuk bergotong royong mengabdi dan membangun Indonesia masa depan dengan semangat kebinekaan. Luar biasa!” ujarnya.
Sekretaris Umum (Sekum) Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) pun mengapresiasi kunjungan Puan ke ponpes tersebut. Gus Falah mengungkapkan, Ponpes Mahasina Darul Qur'an wal Hadits memiliki peranan penting dalam membumikan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
“Pendidikan karakter dan kebangsaan di pesantren ini sangat kuat, dan bisa ‘mencetak’ kader-kader santri yang meneruskan kepemimpinan bangsa,” ujar Gus Falah.
Peran strategis ponpes ini dalam membumikan nilai-nilai kebangsaan juga tampak dari kiprah dua pengasuhnya, yakni KH Abu Bakar Rahziz dan Nyai Hj Badriyah Fayumi.
Gus Falah mengungkapkan, KH Abu Bakar Rahziz adalah tokoh ulama yang getol membumikan Islam Wasathiyah. Hal itu menjadikan Sang Kiai dipercaya sebagai Direktur Pendidikan Kader Ulama (PKU) oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi.
Selain itu, kata Gus Falah lagi, Nyai Hj Badriyah Fayumi juga dikenal sebagai tokoh feminis islami yang memperjuangkan gagasan feminisme Islam di jalur kultural, pendidikan, maupun politik.
“Jadi, Kiai dan Nyai ini memang sudah ‘makanan sehari-harinya’ membumikan nilai-nilai Islam Wasathiyah atau moderat. Sehingga sangat layak mendapat apresiasi mbak Puan selaku pimpinan lembaga tinggi negara,” ujar Gus Falah yang juga Ketua Tanfidziyah PBNU itu.
KETUA DPR RI Puan Maharani menyikapi serius lonjakan kasus covid-19 di beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong.
KETUA DPR RI Puan Maharani menegaskan bahwa DPR melalui Komisi VIII akan mengawal penyelesaian persoalan ribuan calon jemaah haji furoda yang gagal berangkat ke Tanah Suci
KETUA DPR RI Puan Maharani mengingatkan pemerintah agar mengambil langkah terukur dalam menyikapi tren peningkatan kasus Covid-19 di kawasan Asia, termasuk di Indonesia.
Cucu Proklamator sekaligus Presiden Pertama RI Soekarno itu menegaskan sebaiknya seluruh pihak menyerahkan proses penilaian kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Puan Maharani merespons rencana pemerintah untuk menulis ulang sejarah nasional, termasuk menghapus istilah "Orde Lama".
Sementara Kuasa Hukum pelapor -- KDR -- Heru Lestarianto, Sabtu (31/5) menjelaskan aksi penganiayaan tersebut tersebut terjadi pada Februari lalu.
Dia juga membangun kedekatan emosional dengan semua santri agar mereka patuh, disiplin dan menjauhi hal negatif yang bisa merusak masa depan mereka.
Langkah konkret memperbaiki sekolah sekaligus minat belajar para santri ini, adalah bagian upaya besar Aice dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi para siswa sekolah.
Santri dan pesantren dinilai sebagai salah satu komponen bangsa yang berkontrubusi dalam kemerdekan Indonesia sehingga harus diberikan kesempatan mengelola sumber daya alam.
IJTI juga memberi pelatihan tentang jurnalistik bagi para santri.
MU akan menjaring 11 pemain muda berbakat Indonesia dalam ajang Ayo Indonesia Bisa Academy 2015 yang digelar di 16 kota
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved