Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PAKAR pendidikan Najelaa Shihab mengatakan minat dan bakat anak akan tumbuh seiring dengan eksplorasi yang dilakukan sejak usia dini.
"Ini proses yang amat sangat jangka panjang, ada minat yang muncul dari eksplorasi dan baru muncul di tingkat sekolah menengah, ada juga yang tumbuh sejak usia dini, ada yang butuh paparan dulu baru bakatnya semakin kuat," ujar Najelaa dalam diskusi daring, dikutip Rabu (21/9).
Lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu mengatakan bakat bukanlah takdir yang muncul bersamaan saat anak lahir ke dunia. Perlu berbagai pengalaman dan eksplorasi yang dilakukan sejak pendidikan usia dini (PAUD) untuk dapat mengenali minat dan bakat.
Baca juga: Anak Anda Alami Gangguan Makan? Bisa Jadi karena Stres
Anak harus diberi ruang eksplorasi sebanyak mungkin agar memiliki banyak pengalaman dan pilihan dalam mengembangkan minat. Ketika sudah memasuki Sekolah Menengah Atas, anak akan lebih siap dalam memilih apa yang menjadi minat dan perhatiannya.
Menurut Najelaa, orangtua dan pendidik tidak perlu membentuk minat anak dengan mengarahkan harus bisa pada bidang tertentu. Anak yang diberi kebebasan dalam mengeksplorasi banyak hal akan lebih mudah mengenali minat dan bakatnya.
"Minat bakat anak itu bukan perlu dites oleh orang lain tapi anak perlu dikasih ruang untuk bisa mengenali minatnya sendiri, agar dia bisa mendapat pengalaman dan menentukan apa yang paling disuka dan paling cocok untuk dirinya," kata Najelaa.
Lebih lanjut, Najelaa mengatakan anak-anak perlu melewati berbagai proses untuk bisa menentukan apa yang paling diminati. Pengalaman ini pun tidak bisa didapat hanya dalam waktu 1-2 bulan.
Selain itu, orangtua juga diharapkan bisa menerima aspirasi sang anak dalam menentukan cita-citanya dan tidak membandingkan dengan anak lain.
"Tugas kita adalah membuat anak-anak ini punya aspirasi tinggi dan cita-cita yang beragam," ujar Najelaa. (Ant/OL-1)
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orangtua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
Yuks mengenal lebih dekat apa itu helicopter parenting dan dampaknya.
alah satu alasan anak mengalami tantrum yakni kesulitan mengekspresikan keinginannya
Sebuah studi dari University of Plymouth menemukan bahwa mencoret-coret bisa meningkatkan daya ingat anak.
Presiden Emmanuel Macron pada Rabu (12/8) mengatakan bahwa Prancis akan meningkatkan kehadiran militernya di Mediterania timur.
Perusahaan Gochin dari Tiongkok telah menjalin kontrak dengan Kementerian Pertambangan dan Perminyakan Afghanistan sebesar USD 10 miliar untuk mengelola litium Afganistan
PM Inggris Rishi Sunak tetap mendukung eksplorasi bahan bakar fosil di lepas pantai Britania, meski mendapatkan penolakan dari aktivis lingkungan.
Venezuela melakukan pemungutan suara untuk memperkuat klaim wilayag Essequibo yang kaya minyak yang saat ini dikuasai Guyana.
Keluarga tersebut membayar mereka hanya US$8 untuk bekerja selama 18 jam sehari, kurang dari sepersepuluh dari jumlah yang diwajibkan menurut aturan di Swiss.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved