Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
KEKERASAN seksual masih menyelimuti Indonesia, terutama kekerasan seksual kepada anak. Menurut data dari Januari sampai Juli 2022, terdapat 7.691 kasus kekerasan terhadap anak secara umum.
Tindakan preventif sudah coba dilakukan, tetapi ada beberapa hal yang menyebabkan hal tersebut dinilai gagal mengatasi maraknya kekerasan seksual di masyarakat.
Deputi Perlindungan Khusus Anak KPPPA Nahar menjelaskan penyebab tindakan preventif yang sudah dilakukan tapi masih mengalami kegagalan.
"Pertama adalah faktor sosial ekonomi budaya. Ini yang memicu dan membenarkan digunakannya kekerasan dan menghalangi anak mengungkapkan kekerasan serta mencari bantuan. Faktor ekonomi sosial budaya ini akan mempengaruhi norma sosial yang membahayakan dan melestarikan kekerasan," ujar Nahar, Sabtu (3/9).
"Penyebab yang kedua adalah tata kelola sistem dan layanan perlindungan anak yang terfragmentasi dan tidak didukung kebijakan, sumber daya serta data yang memadai. Ini dapat menyebabkan anak-anak yang menjadi korban tidak memiliki akses pada bantuan formal dan informal. Akan berlanjut ke korban tidak bisa mencari dan mendapatkan bantuan," ungkapnya.
Baca juga: KemenPPPA Desak Polisi Tangkap 8 Pelaku Kekerasan Seksual terhadap Anak di Bogor
Ketiga soal pemahaman dan sikap jejaring sosial, keluarga, komunitas, teman sebaya, penyedia layanan di sekitar anak yang tidak mendukung pencegahan dan kekerasan terhadap anak. Sehingga tidak bisa dilakukan upaya penanganan cepat, apalagi penanganan komprehensif dan terpadu antarberbagai sektor kepada korban.
Lalu keempat terkait perkembangan teknologi, kasus-kasus yang terjadi itu mereka menganggap anak baik-baik saja, tapi saat anak ke dalam kamar ternyata ada orang jahat yang mengendalikan anak melalui hp.
Keempat hal inilah yang menyebabkan kekerasan seksual kepada anak sulit dicegah dan ditangani. Pencegahan masih kebobolan, tapi masih ada benteng kedua yaitu penanganan. Jadi penanganan yang tepat, komprehensif dan terpadu inilah yang akan mencegah keberulangan dan mencegah dampak yang dialami oleh korban lebih buruk lagi.(OL-5)
UPAYA yang terukur untuk mewujudkan gerakan mengatasi kondisi darurat kekerasan terhadap perempuan dan anak harus segera direalisasikan.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukan pencegahan terhadap terjadinya tindak kekerasan kepada anak secara berulang atau reviktimasi.
Hampir setengah anak di Indonesia mengalami kekerasan. Temukan fakta penting tentang perlindungan anak dan langkah untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka.
POLISI masih menelusuri keberadaan orangtua anak berusia 7 tahun berinisial MK, yang ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di Pasar Kebayoran Lama beberapa waktu lalu.
Berikut fakta-fakta kondisi terkini MK, anak perempuan 7 Tahun yang diduga dianiaya dan dibuang ayahnya di Pasar Kebayoran Lama, Jaksel
KPAI berkoordinasi dengan Tim Subdit Anak Direktorat PPA dan PPO Bareskrim Polri terkait anak yang ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
DPRD Jawa Barat mengkritik kinerja Pemerintah Provinsi Jabar akibat tidak berhasil meraih predikat provinsi layak anak oleh Kementerian PPPA
Wali Kota Jaya Negara menyampaikan, Kota Denpasar terus konsisten menjamin pemenuhan dan perlindungan hak-hak anak secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan
Kuatkan Ekosistem Perlindungan Perempuan dan Anak di Jawa Timur Lewat Kerja Sama Multisektor
ANAK-anak yang bahagia dan canda tawa mereka mewarnai dunia. Momen Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli 2025 memberikan ruang untuk merayakan dengan kegiatan yang seru.
Berdasarkan hasil survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja 2024, kekerasan kepada anak baik fisik, digital, hingga seksual masih menjadi masalah yang harus ditangani.
Kementerian PPPA juga dikatakan sudah berkolaborasi dan bersinergi dengan seluruh kementerian dan lembaga untuk bersama-sama mendukung pelaksanaan Hari Anak Nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved