Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PSIKOLOG anak dari Universitas Indonesia Anastasia Satriyo mengatakan alergi yang dialami anak bukan hanya mempengaruhi kesehatan fisik, namun juga mempengaruhi kondisi psikologis anak dan orangtua.
"Dari penelitian yang ada, anak yang alergi ini lebih rentan mengalami kecemasan. Merasa badannya merasa ringkih, karena makan ini teman-teman lain enggak apa-apa, kok aku apa-apa. Dia cemas. Aku boleh enggak ya makan ini. Isunya akan lebih banyak ketika dia keluar rumah," kata Anastasia dalam sebuah webinar, Selasa (23/8).
Meski demikian, Anastasia menegaskan kecemasan pada anak juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan pengaruh dari lingkungan sosialnya.
Baca juga: Dokter: Kenali Faktor Pemicu Asma Cegah Radang saat Kambuh
"Anak yang lahir dengan isu alergi, pasti orangtuanya lebih cemas dan itu menjadi aksi-reaksi pada anak," ujar Anastasia.
Dalam aspek perkembangan anak, Anastasia mengatakan, menurut penelitian, gangguan alergi dapat membawa dampak pada fisik, sosial, dan kognitif.
Adapun kondisi psikologis yang mungkin terjadi pada anak-anak dengan alergi mulai dari gangguan daya ingat, kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hiperaktif, dan lemas.
Kemudian, saat memasuki usia sekolah, anak yang menderita alergi, dikatakan Anastasia, rentan mengalami pengucilan atau isolasi sosial karena tidak bisa beraktivitas seperti teman-teman sebayanya.
"Ini terkait juga dengan isu bullying, misalnya enggak asik ah kamu enggak bisa makan ini, enggak bisa main kayak gini," imbuh Anastasia.
Sementara dari sisi orangtua, ketika memiliki anak yang menderita alergi, mereka juga sering kali mengalami kecemasan. Bahkan, kondisi kecemasannya justru lebih serius daripada alergi itu sendiri.
"Hal ini tergambar dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa 41% orangtua yang memiliki anak dengan kondisi alergi melaporkan dampak yang signifikan pada tingkat stres mereka," tutur Anastasia.
Untuk mengatasinya, Anastasia mengatakan penting bagi orangtua agar tidak panik saat reaksi alergi pada anak muncul. Orangtua juga perlu menciptakan suasana hangat yang mampu memberikan rasa aman secara emosi pada anak.
"Ini dapat membantu pemulihan anak dengan alergi karena alergi rentan terpicu oleh stres emosi-psikologis," imbuhnya.
Anastasia juga mengingatkan pentingnya untuk berkonsultasi pada dokter ahli guna mengetahui penyebab alergi pada si kecil dan mengupayakan agar tidak terjadi dampak yang buruk.
"Orangtua dengan anak yang memiliki kondisi alergi juga harus tetap bisa mendukung anak dengan golden stimulation atau memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan tahapan pertumbuhan anak agar anak dapat tumbuh menjadi anak hebat," pungkasnya. (Ant/OL-1)
Praktik hipnoterapi yang diimplementasikan secara tepat dapat menyembuhkan trauma yang disebabkan oleh perundungan dan meningkatkan prestasi anak di sekolah.
UPAYA memperkuat perlindungan perempuan dan anak dari ancaman tindak kekerasan melalui pengintegrasian sistem antarlembaga terkait harus mendapat dukungan semua pihak.
Pada usia 5 tahun, koneksi yang dibentuk oleh pengalaman sehari-hari dalam bermain, eksplorasi, belajar, akan secara harfiah membangun arsitektur otak mereka.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Muklay menyampaikan bahwa seni sebaiknya dipahami sebagai ruang ekspresi, bukan sebagai sarana mencari keuntungan materi semata.
Cacingan umum terjadi pada anak usia 5–10 tahun. Kenali gejala, cara mengobati, dan langkah pencegahan untuk melindungi anak dari infeksi cacing.
Guru membagikan enam kebiasaan penting yang bisa diterapkan orang tua dan siswa di bulan pertama sekolah.
Muklay menyampaikan bahwa seni sebaiknya dipahami sebagai ruang ekspresi, bukan sebagai sarana mencari keuntungan materi semata.
Upaya untuk membiasakan anak menerapkan pola makan sehat bisa mulai dilakukan pada masa pengenalan MPASI, ketika anak berusia sekitar enam bulan.
Makan bersama keluarga secara rutin penting untuk membangun kebiasaan makan sehat sekaligus mempererat ikatan keluarga.
Para orangtua disarankan menghindari penggunaan disinfektan dan antiseptik secara berlebihan di rumah dan fokus pada upaya kebersihan fungsional, bukan sterilisasi berlebihan.
Penelitian terbaru mengungkap lima kebohongan kecil yang sering dilakukan orangtua kepada anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved