Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
BAGI ibu baru, pengalaman menyusui untuk kali pertama menjadi sebuah tantangan tersendiri, karena ibu harus menyesuaikan diri demi mengetahui posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi, sehingga ASI bisa mengalir lancar ke mulut buah hati.
Dikutip dari siaran resmi Tentang Anak, dokter spesialis anak Dimple Gobind Nagrani mengatakan posisi menyusui yang benar dan nyaman bagi kedua pihak adalah salah satu cara untuk memastikan kalori bayi tercukupi lewat ASI.
Pastikan agar tubuh bayi menghadap ke tubuh ibu dalam satu garis lurus. Kemudian, carilah posisi di mana dagu bayi menempel di payudara ibu dan dada atau perut bayi menempel dengan perut ibu.
Baca juga : Fakta ASI Eksklusif, Satu-Satunya Sumber Nutrisi Selama 6 Bulan Pertama Kehidupan
Ketika menyusui, tangan ibu harus menyangga leher dan punggung bayi, tapi ini tidak berlaku bila bayi disusui dalam posisi tidur. Selain itu, pastikan bayi menyusu dengan posisi mulut terbuka lebar dan dari areola payudara, bukan puting.
Ada kalanya ibu harus memompa ASI untuk mengosongkan payudara. Dimple juga memberikan kiat-kiatnya, di antaranya adalah memakai kompres hangat sebelum memompa. Ibu pun harus dalam posisi yang nyaman saat ingin memompa ASI.
Sebelum proses dimulai, usahakan memijat payudara dan memompa kedua payudara. Urusan teknis yang harus diperhatikan adalah memastikan ukuran cup pompa pas dengan payudara.
Baca juga : Seberapa Petingnya Sih ASI untuk Bayi? Simak Artikel Berikut Ini!
Soal waktu yang tepat untuk memompa ASI, ada sedikit perbedaan tergantung dari apakah ibu memang biasa memberikan ASI perah untuk bayi karena tidak bisa bersama dengan anak sepanjang waktu, atau ibu yang rutin menyusui secara langsung.
Bila ibu memberikan ASI perah, usahakan memompa payudara minimal enam sampai delapan kali sehari. Bila ibu menyusui secara langsung dan memompa ASI, pastikan jarak memompa sekitar 30-60 menit setelah bayi menyusui atau satu jam sebelum bayi menyusui.
Bayi membutuhkan ASI secara ekslusif hingga berusia enam bulan. Ketika sudah menginjak 6 bulan hingga 9 bulan, bayi butuh 70% ASI dan sisanya dipenuhi lewat makanan pendamping ASI.
Baca juga : Inilah 11 Manfaat Asi Buat Tumbuh KembangĀ Anak dan Ibu
Pada usia 9-12 bulan, persentase kebutuhannya bergeser menjadi 50:50, sementara asupan gizi yang dibutuhkan anak di atas 12 bulan berasal dari 30% ASI dan 70% MPASI.
Untuk memonitor pertumbuhan anak di usia dini, setiap bulan, orangtua dapat mengukur berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala menurut umur.
Orangtua bisa mengukur sendiri ataupun dengan bantuan tenaga medis setiap cek secara berkala ke fasilitas kesehatan. Jika pertumbuhan fisik anak kurang, orangtua wajib mengevaluasi bersama ahli untuk mengetahui apakah asupan makanan, kualitas nutrisi, dan asupan susunya cukup.
Baca juga : Durasi Pemberian ASI Pengaruhi Kemampuan Akademik Anak?
Prioritas utama orangtua adalah memastikan bayi sehat dengan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usia.
Orangtua harus realistis mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan anak, jika setelah dievaluasi ternyata ASI kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari anak, maka perlu dilakukan upaya lain sebagai pendukung, seperti susu formula ataupun asupan MPASI sesuai hasil konsultasi dengan dokter. (Ant/OL-1)
Baca juga : Ini Alasan Bayi yang Lahir Caesar Harus Segera Diberi ASI
Karena hormon oksitosin berpengaruh terhadap produksi ASI, ibu perlu merasa nyaman, diterima, dan didukung secara emosional, terutama pada masa menyusui.
Faktor bioaktif dalam ASI itu bukan nilai nutrisi, bukan lemaknya, bukan proteinnya, tapi faktor yang dapat membantu kematangan usus dan sel-sel kekebalan.
Penggunaan ASI booster itu tetap harus ada indikasi medis.
Menyusui adalah salah satu solusi alami yang ramah lingkungan, karena mengurangi ketergantungan terhadap susu formula dan juga kemasan plastik.
Konseling laktasi perlu melibatkan semua anggota keluarga dan tidak membebankan pemberian air susu ibu (ASI) hanya pada ibu saja .
Konselor Laktasi dari Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro Jaya, dr. Nia Wulan Sari, menegaskan bahwa masalah tongue tie dan lip tie pada bayi tidak selalu memerlukan tindakan medis
Karena hormon oksitosin berpengaruh terhadap produksi ASI, ibu perlu merasa nyaman, diterima, dan didukung secara emosional, terutama pada masa menyusui.
Penggunaan ASI booster itu tetap harus ada indikasi medis.
Bingung puting bisa berpotensi menyebabkan masalah termasuk salah satunya menurunkan produksi ASI yang padahal masih dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan.
Memperingati Pekan ASI Sedunia 2025, Kalbe Nutritionals melalui Prenagen kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung ibu menyusui di Indonesia.
Koleksi batik ramah ibu menyusui ditampilkan di panggung peragaan busana JF3 Fashion Festival di di La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading
Pemberian bingkisan secara simbolis diserahkan langsung Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono yang digelar di Puskesmas Pembantu Kejambon, Kecamatan Tegal Timur, Selasa (15/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved