Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PENGUATAN nilai-nilai revolusi mental melalui media sosial (medsos) sangat penting. Menurut data dari survey Microsoft bertajuk Digital Civility Index (DCI), tingkat keadaban digital masyarakat Indonesia sangat buruk (2021), bahkan terburuk di Asia Tenggara.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Didik Suhardi dalam rapat penguatan diseminasi media Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) bersama Sabrang Mowo Damar Panuluh, inisiator aplikasi media sosial, Symbolic.id.
“Sangat memprihatinkan. Data menyebut 47% media digital digunakan untuk hoaks dan penipuan, 27% untuk ujaran kebencian, dan 13% digunakan untuk diskriminasi. Untuk itu, Mas Sabrang akan memberikan tips peluang memanfaatkan sebuah platform sebagai cara untuk meningkatkan nilai keberadaban media kita,” jelas Didik Suhardi.
Tak dapat dipungkiri, media sosial didesain kebanyakan untuk mencari profit, bukan tertuju pada penggalian nilai-nilai (values). Dunia informasi bergerak dengan cepat dan media sosial menjadikan komunikasi menjadi wadah yang sangat luas.
“Untuk itu perlu social engineering yang tepat yang dibangun dengan panduan nilai kearifan lokal masyarakat kita. Kita punya gotong-royong dan sejalan dengan falsafah Islam fastabiqul khairat,” urai Sabrang seraya menyebutkan Symbolic.id menerapkan algoritma kurasi melalui gotong-royong. Gotong royong dalam ilmu, dana, dan tenaga,” imbuhnya.
Sebagai social engeneering tentu pemerintah hadir dan melibatkan institusi sosial seperti universitas, ormas, dan sebagainya. Diperlukan kolaborasi gotong royong dana dari para pelaku usaha melalui CSR, sponsorship, beasiswa, dan kalangan filantropi.
Diperlukan peran negara untuk menguatkan kembali nilai gotong-royong dengan pengembangan investasi sosial yakni tenaga, dana, dan ilmu.
Baca juga : DPR: Perlu Pengawasan Khusus Cegah Penyelewengan Dana Lembaga Filantropi
“Penguatan gotong-royong dalam struktur sosial melalui komunitas dalam hal ini di media sosial akan menghasilkan mental model. Adanya tanggung jawab komunal tentang pentingnya kerukunan, kebersamaan yang hadir dari pola-pola sosial-budaya yang terjadi berulang,” urai Sabrang.
Harus diakui, imbuh Sabrang, struktur sosial dalam media sosial ditemui dengan hadirnya distribusi kepercayaan dari jumlah follower, like, dan dominasi nilai popularitas.
“Oleh karenanya terbangun mental model perlombaan popularitas, eksitensi lebih penting daripada fungsi,” tuturnya seraya menjelaskan bahwa Symbolic.id menghasilkan pola berulang berupa pertukaran ilmu, trending, dan problem solving.
“Ruang sosial tidak hanya untuk mengobrol, tetapi juga untuk belajar. Penting untuk mengimplementasi nilai gotong royong di sosial media melalui penggunaan investasi keilmuan, pendampingan yang membangun impact terhadap masyarakat. Dan akhirnya terbangun mental model untuk berlomba berbagi manfaat dan dampak,” urainya lagi.
Kegiatan kali ini dihadiri berbagai kalangan. Hadir Kepala Pusat Data dan Teknologi Informatika BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) Jacob, anggota BPIP dan Ketua umum PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Jendral Wisnu Bawa, Perwakilan Permabudhi (Persatuan Umat Buddha Indonesia) Bima, anggota PHDI Nyoman Widia, Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo, dan Perwakilan Ristek Dikti. Sementara hadir secara daring adalah Ketua II Tim Ahli GTN GNRM Arif Budimanta serta Dewan Pembina PGRI Dudung Abdul Qodir.
Dalam kesempatan itu, Didik Suhardi menegaskan, Kemenko PMK akan membahas lebih jauh Sinergi dengan BPIP, Kemendikbudristek, dan Kemenkominfo tindaklanjut hasil rapat hari ini. Diharapkan kolaborasi ini nantinya bisa membangun konsep gotong-royong dalam rangka meningkatkan indeks keadaban digital pada masyarakat.
“Semoga menghindarkan mentalitas-mentalitas negatif masyarakat dalam berperilaku di media sosial. Penguatan nilai-nilai revolusi mental seperti etos kerja, gotong royong, integritas melalui media sangat penting, terlebih dengan potensi bonus demografi dimasa mendatang. Harapannya kita terhindar dari disaster demography,” pungkas Didik. (RO/OL-7)
Pada Juli 2025, unduhan X di Google Play mengalami penurunan yang signifikan menjadi 44% year-on-year di seluruh dunia, sementara unduhan di iOS justru meningkat 15%.
Gedung Putih meluncurkan akun TikTok, di tengah perdebatan mengenai keberadaan aplikasi milik perusahaan Tiongkok, ByteDance, di Amerika Serikat.
Literasi digital, regulasi perlindungan anak, dan penindakan konten berbahaya jadi strategi ciptakan ruang digital yang aman
HANYA dua tahun sejak diluncurkan, sosial media dari Meta, Threads, mencapai 400 juta pengguna aktif bulanan. kepala Instagram Adam Mosseri mengumumkan pada hari Selasa, (12/8)
Istilah married single mom muncul di media sosial. Simak penjelasan fenomena ini berikut.
Kemenko PMK melakukan pendampingan pemerintah daerah dalam penanganan darurat gempabumi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Penguatan AMPD ini selaras dengan Flagship KITATANGGUH yang tengah dikembangkan Kemenko PMK.
Sejak Januari hingga 14 Juni 2025, pelaporan yang masuk di Kementerian PPPA lebih dari 11.800. Kemudian laporan meningkat tajam menjadi sekitar 13 ribu per 7 Juli 2025.
RAN-PK harus menjadi peta jalan konkret untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.
Program Perintis Berdaya 2025 diharapkan menjadi katalisator lahirnya pelaku usaha yang inovatif, adaptif, dan berdaya saing tinggi.
Semangat Kebangkitan Nasional sejak berdirinya Budi Utomo pada 1928, kata menko PMK, adalah tentang kesadaran kolektif untuk bangkit melalui pendidikan, persatuan, dan kebudayaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved