Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
UNIVERSITAS Negeri Jakarta (UNJ) kembali menggelar acara pengukuhan guru besar di Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika, Kampus A UNJ, Selasa (5/7). Acara pengukuhan tiga Guru Besar dari Fakultas Ekonomi (FE) dilakukan secara hybrid dan disiarkan lewat kanal YouTube Edura TV UNJ.
Ketiga guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Dr. I Ketut R. Sudiardhita, MP. CPHCM, CIQnR sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, Prof. Usep Suhud, M.Si., Ph.D dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pemasaran, dan Prof. Dr. Saparuddin M, M.Si dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan.
Rektor UNJ, Prof. Komarudin dalam sambutan acara mengapresiasi setinggi-tingginya kepada ketiga Guru Besar dari FE atas kontribusi keilmuan dan pencapaian jabatan akademik tertinggi dalam dunia pendidikan. Menjadi seorang Guru Besar, tentunya bukan akhir dari pencapaian karier seorang dosen, tetapi justru menjadikan gelar ini sebagai spirit yang senantiasa membangkitkan motivasi, inspirasi baru berupa karya, dan kontribusi bagi UNJ, masyarakat, bangsa, dan negara.
"Dengan bertambahnya tiga Guru Besar dari FE diharapkan dapat menambah kontribusi keilmuan di bidang ekonomi dan manajemen, serta mewujudkan visi dan misi UNJ yang unggul dan bereputasi di skala nasional maupun dunia," ujar Prof. Komarudin.
Prof. Ahman Sya, Sekretaris Senat UNJ yang mewakili Ketua Senat UNJ, dalam sambutannya menyampaikan harapan semoga segala pencapaian yang sudah diraih para Guru Besar yang dikukuhkan hari ini membawa kemaslahatan bagi kita semua, dan khususnya UNJ. "Semoga bertambahnya guru besar UNJ dapat lebih meningkatkan kualitas UNJ untuk menjadi kampus yang terbaik di tingkat nasional dan dunia," ungkap Ahman Sya.
Di sisi lain, dalam orasinya berjudul 'Model Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia dalam Era Global Berbasis Kearifan Lokal (Local Wisdom)', Prof Ketut menyampaikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi, dan internasionalisasi turut memengaruhi tatanan dunia, lingkungan kerja, dan pola perilaku kehidupan masyarakat. Untuk itulah, diperlukan model pengembangan kompetensi SDM yang adaptif dengan perkembangan global dengan tetap berpijak pada kearifan lokal (local wisdom).
Dalam konteks ini, Prof. Ketut mengetengahkan konsep Tri Kaya Parisudha sebagai basis karakter dan pengembangan kompetensi SDM guna menghadapi era global. Konsep ini merepresentasikan kompetensi SDM yang Manacika (berpikir yang benar), Wacika (berkata yang benar) dan Kayika (berbuat yang benar). Dengan berpegang kepada “Tri Kaya Parisudha” yang diharapkan tercipta SDM berkualitas-beretika di tengah tata pergaulan global.
Sedangkan Prof. Usep Suhud menyampaikan orasi ilmiah berjudul “We are Cyborgs: Peran Media Sosial dalam Membentuk Narsisme Konsumen”. Dalam orasinya ini, Prof. Usep Suhud menjelaskan bahwa media sosial berperan signifikan dalam membentuk perilaku narsisme konsumen dan mengarahkannya menjadi Cyborgs (Cybernetic organism). Dalam konteks pemasaran, consumer cyborg merujuk pada konsumen yang disadari atau tanpa disadari, telah attach dan tergantung dengan media sosial.
"Bagi pelaku bisnis, hal ini adalah sebuah keberhasilan, membuat para konsumen tergantung pada apa yang mereka pasarkan. Dari ketergantungan itu, produk seperti apa pun akan lebih mudah untuk dijual. Namun, di sisi lain, kondisi ini mengantarkan kita pada kecanduan media sosial dan de-humanisasi," jelasnya.
Sedangan Prof. Saparuddin menyampaikan orasi orasi berjudul 'Desain Model Pengembangan UMKM di Indonesia'. Menurutnya, UMKM mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia. Akan tetapi, pengembangan UMKM di Indonesia masih memiliki beberapa permasalahan, di antaranya: sumber daya manusia, produksi dan pemasaran, pembiayaan, dan kelembagaan. "Untuk itulah dibutuhkan desain model pengembangan UMKM di Indonesia," ujarnya. (RO/OL-15)
Diperlukan formula hukum pemberantasan melalui penegakan hukum terhadap mafia tanah, penguatan peran satgas mafia tanah dan KPK, serta pembentukan pengadilan khusus pertanahan.
Riset Akademik dalam Olahraga Prestasi Studi yang dilakukan Reilly, Bangsbo, dan Franks (2000) mencatat bahwa olahraga prestasi tidak lagi sekadar ajang unjuk kekuatan fisik dan bakat alami.
Sebelumnya, 372 guru besar Fakultas Kedokteran dari 23 universitas di Indonesia mendeklarasikan ketidakpercayaannya kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pekan lalu.
Program BPJS Hewan ini dirancang Pemprov DKI Jakarta untuk membantu pemilik hewan dari kalangan kurang mampu agar tetap dapat mengakses layanan kesehatan hewan.
Bencana adalah fenomena kompleks yang tidak bisa ditangani oleh satu disiplin ilmu saja.
BELAKANGAN banyak universitas menyuarakan kritik kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait kondisi layanan kesehatan hingga UU Kesehatan.
Rektor UII mengingatkan kalangan mahasiswa agar selalu menjaga integritas akademik. Dunia pendidikan, ujarnya, merupakan bisnis kejujuran.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Setelah melewati babak penjurian yang sengit, keempat tim tersebut berhak mendapatkan pendanaan untuk menjalankan program pengabdian berdasarkan proposal mereka.
Di era transformasi digital yang menuntut adaptasi cepat dalam dunia pendidikan, kehadiran sistem pembelajaran yang fleksibel dan dapat diakses dari mana saja menjadi kebutuhan mendesak.
INDONESIA mencatat lonjakan peringkat perguruan tinggi dalam QS World University Ranking sebesar 46 persen tahun ini.
Dari total 17,9 juta penyandang disabilitas hanya 2,8%-nya yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved