Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

UNJ Kukuhkan Tiga Guru Besar Fakultas Ekonomi

Widhoroso
05/7/2022 16:52
UNJ Kukuhkan Tiga Guru Besar Fakultas Ekonomi
Acara pengukuhkan tiga Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.(DOK UNJ)

UNIVERSITAS Negeri Jakarta (UNJ) kembali menggelar acara pengukuhan guru besar di Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika, Kampus A UNJ, Selasa (5/7). Acara pengukuhan tiga Guru Besar dari Fakultas Ekonomi (FE) dilakukan secara hybrid dan disiarkan lewat kanal YouTube Edura TV UNJ.

Ketiga guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Dr. I Ketut R. Sudiardhita, MP. CPHCM, CIQnR sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, Prof. Usep Suhud, M.Si., Ph.D dikukuhkan sebagai Guru Besar  Bidang  Ilmu  Manajemen Pemasaran, dan Prof. Dr. Saparuddin M, M.Si dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan.

Rektor UNJ, Prof. Komarudin dalam sambutan acara mengapresiasi setinggi-tingginya kepada ketiga Guru Besar dari FE atas kontribusi keilmuan dan pencapaian jabatan akademik tertinggi dalam dunia pendidikan. Menjadi seorang Guru Besar, tentunya bukan akhir dari pencapaian karier seorang dosen, tetapi justru menjadikan gelar ini sebagai spirit yang senantiasa membangkitkan motivasi, inspirasi baru berupa karya, dan kontribusi bagi UNJ, masyarakat, bangsa, dan negara.

"Dengan bertambahnya tiga Guru Besar dari FE diharapkan dapat menambah kontribusi keilmuan di bidang ekonomi dan manajemen, serta mewujudkan visi dan misi UNJ yang unggul dan bereputasi di skala nasional maupun dunia," ujar Prof. Komarudin.

Prof. Ahman Sya, Sekretaris Senat UNJ yang mewakili Ketua Senat UNJ, dalam sambutannya menyampaikan harapan semoga segala pencapaian yang sudah diraih para Guru Besar yang dikukuhkan hari ini membawa kemaslahatan bagi kita semua, dan khususnya UNJ. "Semoga bertambahnya guru besar UNJ dapat lebih meningkatkan kualitas UNJ untuk menjadi kampus yang terbaik di tingkat nasional dan dunia," ungkap Ahman Sya.

Di sisi lain, dalam orasinya berjudul 'Model Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia dalam Era Global Berbasis Kearifan Lokal (Local Wisdom)', Prof Ketut menyampaikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi, dan internasionalisasi turut memengaruhi tatanan dunia, lingkungan kerja, dan pola perilaku kehidupan masyarakat. Untuk itulah, diperlukan model pengembangan kompetensi SDM yang adaptif dengan perkembangan global dengan tetap berpijak pada kearifan lokal (local wisdom).

Dalam konteks ini, Prof. Ketut mengetengahkan konsep Tri Kaya Parisudha sebagai basis karakter dan pengembangan kompetensi SDM guna menghadapi era global. Konsep ini merepresentasikan kompetensi SDM yang Manacika (berpikir yang benar), Wacika (berkata yang benar) dan Kayika (berbuat yang benar). Dengan berpegang kepada “Tri Kaya Parisudha” yang diharapkan tercipta SDM berkualitas-beretika di tengah tata pergaulan global.

Sedangkan Prof. Usep Suhud menyampaikan orasi ilmiah berjudul “We are Cyborgs: Peran Media Sosial dalam Membentuk Narsisme Konsumen”. Dalam orasinya ini, Prof. Usep Suhud menjelaskan bahwa media sosial berperan signifikan dalam membentuk perilaku narsisme konsumen dan mengarahkannya menjadi Cyborgs (Cybernetic organism). Dalam konteks pemasaran, consumer cyborg merujuk pada konsumen yang disadari atau tanpa disadari, telah attach dan tergantung dengan media sosial.

"Bagi pelaku bisnis, hal ini adalah sebuah keberhasilan, membuat para konsumen tergantung pada apa yang mereka pasarkan. Dari ketergantungan itu, produk seperti apa pun akan lebih mudah untuk dijual. Namun, di sisi lain, kondisi ini mengantarkan kita pada kecanduan media sosial dan de-humanisasi," jelasnya.

Sedangan Prof. Saparuddin menyampaikan orasi orasi berjudul 'Desain Model Pengembangan UMKM di Indonesia'. Menurutnya, UMKM mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia. Akan tetapi, pengembangan UMKM di Indonesia masih memiliki beberapa permasalahan, di antaranya: sumber daya manusia, produksi dan pemasaran, pembiayaan, dan kelembagaan. "Untuk itulah dibutuhkan desain model pengembangan UMKM di Indonesia," ujarnya. (RO/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya