Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETUA Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (Itagi) Sri Rejeki mengungkapkan bahwa pihaknya masih melakukan pengkajian terkait pemberian vaksinasi covid-19 untuk anak di bawah lima tahun (balita).
"Kita ada kajian untuk memberikan vaksinasi balita. Tapi, sampai saat ini belum putus, karena ada beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan," ujar Sri dalam seminar virtual, Sabtu (25/6).
Menurut dia, kajian yang dilakukan untuk vaksinasi covid-19 pada anak cukup banyak dan pelik. Hal itu berbeda dengan kajian terhadap vaksinasi untuk orang dewasa.
Baca juga: Pandemi Belum Berakhir, Presiden Ajak Masyarakat Lengkapi Dosis Vaksin Covid-19
Misalnya saja, terkait dengan dosis vaksin. Umumnya, anak-anak menggunakan sepertiga dari dosis vaksin yang diberikan kepada orang dewasa. "Jangan sampai diberikan kebanyakan, karena nanti bisa menimbulkan masalah baru," imbuhnya.
Selain itu, aspek lain yang dipertimbangkan ialah ketersediaan dan keamanan vaksin untuk anak-anak. Hal tersebut harus dikaji secara mendalam, agar vaksinasi untuk anak bisa memberikan manfaat yang maksimal.
Baca juga: AS Mulai Suntikkan Vaksin Covid-19 kepada Balita
Di tengah laju kasus covid-19, vaksinasi untuk anak balita menjadi penting. Namun, selagi belum ada keputusan bulat, pihaknya mengimbau agar orang tua memperhatikan protokol kesehatan anak balita. Sebab, anak-anak belum bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik saat keluar rumah.
"Anak balita memang menurut WHO susah untuk memakai masker atau face shield. Untuk itu, jangan dibawa jalan keluar dulu, jangan berkerumun. Itu menjadi penting. Jangan sampai kluster keluarga terjadi," pungkas Sri.(OL-11)
Mencuci tangan pakai sabun berperan penting untuk menghindarkan si kecil dari stunting. Bagaimana kaitan stunting dengan cuci tangan? Mari simak penjelasannya.
Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan, 1 dari 4 anak balita Indonesia mengalami risiko anemia. Cegah dengan kecukupan asupan zat besi.
Sekitar 90% perkembangan otak manusia terjadi di masa balita. Anak memerlukan kecukupan nutrisi dan stimulasi agar proses tersebut berjalan optimal.
Memindahkan pom-pom sesuai warna bisa melatih fokus dan konsentrasi, meningkatkan keterampilan motorik halus, dan melatih koordinasi mata serta tangan.
Penelitian terbaru menunjukkan kecerdasan buatan dapat membantu mengidentifikasi balita yang mungkin autis dengan akurasi sekitar 80%.
Anak usia bawah lima tahun (balita) sangat rentan terkena infeksi virus ringan, dengan kemungkinan terpapar hingga 8-12 kali dalam setahun
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved