Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PERUM Perhutani mengembangkan proyek Natured Based Solution (NBS) di sembilan lokasi hutan, bermitra dengan Pertamina Power Indonesia sebagai Subholding Power & New Renewable Energy (Pertamina NRE).
Proyek NBS berpotensi menghasilkan kredit karbon 11,6 juta CO2 per tahun untuk mengintensifkan pelestarian hutan guna mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor kehutanan
Upaya tersebut juga bertujuan mempercepatan pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia tahun 2030 dan visi Net Zero Emission 2060 di lingkup Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Baca juga : Pertamina - JOGMEC Perkuat Komitmen Transisi dan Keamanan Energi
Seperti diketahui. melalui dokumen long term strategy – low carbon and climate resilience (LTS – LTCCR), Indonesia telah menargetkan untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih awal.
Indonesia didorong untuk menurunkan emisi, dengan target sampai dengan 29% dalam waktu 10 tahun di 2030 nantinya.
Untuk itu, Pertamina NRE bersinergi mendorong percepatan pencapaian Nationally Determined Contribution Indonesia tahun 2030 serta visi NZE di lingkup Kementerian BUMN dengan mengembangkan proyek Nature Based Solution (NBS) salah satunya melalui skema reduced emission from deforestation and forest degradation (REDD).
Baca juga : Green Fuel Project, Inisiatif Pertamina Patra Niaga Dukung Indonesia Net Zero Emission
“Proyek ini bertujuan untuk mengintensifkan kegiatan pelestarian hutan guna mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan serta memberikan dampak positif bagi penyerapan emisi karbon dan keanekaragaman lingkungan.” jelas Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury dalam keterangan pers, Rabu (22/6)
Wakil Menteri I BUMN Pahala juga menghadiri penandatanganan Head of Agreement (HoA) Kerja sama Pengembangan Proyek NBS oleh Direktur Utama Perum Perhutani diwakili Direktur Operasi Natalas Anis Harjanto dan CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro di Sentul Eco Edu Tourism Forest, Kabupaten Bogor pada Senin (20/06).
Penandatanganan HoA disaksikan oleh Wamen I BUMN Pahala Nugraha Mansury, dan Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero) Mulyono.
Baca juga : Pertamina Patra Niaga Kolaborasi Kembangkan Bisnis dengan Pertamina Group
Kerja sama ini diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada Desember 2021 lalu, kemudian ditindaklanjuti dengan serangkaian pengerjaan Pra-Feasibility Study (FS) pada Februari-Mei 2022, dan dilanjutkan audiensi dengan KLHK pada 7 Juni 2022 serta konsultasi regulasi melalui Focus Group Discussion dengan KLHK pada 15 Juni 2022 lalu.
Karbon Kredit 11,6 juta ton CO2/tahun
Direktur Operasi Perhutani Natalas Ari Haryanto menyampaikan selain menekan laju deforestasi, tujuan kerjasama tersebut adalah memperluas tutupan lahan yang akan meningkatkan kemampuan kawasan hutan untuk menyerap emisi gas rumah kaca.
Baca juga : PIS dan Karpowership Jalin Kerja sama Kembangkan Infrastruktur Energi Bersih
“Kami sudah mengidentifikasi 9 calon lokasi di wilayah kawasan hutan milik Perhutani Group yang akan menjadi objek dan lokasi dari proyek ini," jelasnya.
"Sembilan calon lokasi ini lebih lanjut akan dilakukan studi kelayakan untk mengetahui kelayakan proyek dari khususnya terkait dampak terhadap lingkungan serta sisi finansial maupun operasional,” ujar Natalas.
Dia menambahkan bahwa berdasarkan hasil Pra Studi Kelayakan, NBS Project pada ke-9 lokasi ini akan mampu menghasilkan kredit kabon (carbon credit) lebih dari 11,6 juta ton CO2 per tahun.
Baca juga : Genjot Investasi Kapal Baru, PIS Kerja Sama dengan Dua Lembaga Keuangan Korsel
Dengan skema bisnis yang tepat, maka proyek ini akan mampu menjadi bisnis baru yang memberikan nilai tambah pada kedua belah pihak.
Sementara itu, sejumlah upaya dekarbonisasi yang akan dilaksanakan oleh Perum Perhutani, lanjut Natalas, di antaranya menekan atau mengurangi kerusakan hutan dan meningkatkan rehabilitasi lahan, menekan kebakaran hutan, mengganti penggunaan Marine Fuel Oil (MFO) menjadi Compressed Nature Gas (CNG) pada industri hasil hutan.
Selain itu, di bidang tanaman Perhutani juga mengurangi penggunaan pupuk anorganik.
Baca juga : Pertamina NRE dan VKTR Kerja Sama Percepat Transisi EV di Indonesia
Untuk Nature Based Solutions (NBS) merupakan salah satu solusi yang mengacu pada pengelolaan dan optimasi sumberdaya alam yang berkelanjutan melalui rekonfigurasi pengelolaan.
Pahala juga menyampaikan bahwa Pembentukan perusahaan NBS dan kerjasama antara Perhutani dan Pertamina NRE ini merupakan satu dari inisiatif strategis Kementerian BUMN untuk mendukung dekarbonisasi.
“Dengan adanya NBS, kita berharap bisa menjaga lingkungan di sekitar BUMN mendorong adanya energi baru terbarukan, yang berkaitan dengan sektror energi mengingat sebagai salah satu penghasil emisi terbesar.”
Dia berharap proyek NBS dapat memanfaatkan, mengelola, serta melestarikan wilayah hutan dengan potensi pengembangannya.
Perhutani beserta anak perusahaannya berperan sebagai penyedia lahan (land co) sementara Pertamina NRE sebagai pengelola bisnis NBS melalui NBS co. (RO/OL-09)
Pertamina berencana melakukan pergeseran (shifting) sumber impor minyak mentah (crude) dari beberapa negara ke Amerika Serikat.
Pemerintah masih mengkaji lebih lanjut negara mana saja yang impornya akan dialihkan ke AS.
Berbagai inovasi yang dilakukan PT Pertamina (Persero) membuktikan BUMN tersebut terdepan dalam transisi energi dan dekarbonisasi.
Upaya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang agresif melakukan eksplorasi sumur migas diapresiasi. Itu bisa menjadi bekal ketahanan energi nasional.
Dengan penambahan ini, Pertamina yakin bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, baik yang tengah melakukan perjalanan ataupun tinggal di rumah
Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus telah menyiapkan penyaluran fakultatif lebih dari 107% dari rata-rata penyaluran harian dengan jumlah 160.120 tabung untuk seluruh wilayah NTB.
Aspek yang menjadi penilaian antara lain aspek kualitas produk yang dinyatakan tidak mengandung bahan metal berbahaya seperti logam berat dan timbal.
PLTS terapung Cirata menjadi tonggak akselerasi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya berskala besar di Indonesia yang praktis mati suri sejak 2020.
BEBERAPA perusahaan terpantau telah aktif membeli Unit Karbon pada perdagangan perdana IDXCarbon, dan didominasi oleh perbankan.
PRESIDEN RI Joko Widodo mengatakan diresmikannya Bursa Karbon di Indonesia merupakan kontribusi nyata Indonesia untuk berjuang bersama dunia untuk melawan krisis iklim.
Upaya untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati bukan hanya tugas pemerintah saja, namun butuh dukungan aktif semua pihak termasuk sektor swasta dan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved