Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PERUM Perhutani mengembangkan proyek Natured Based Solution (NBS) di sembilan lokasi hutan, bermitra dengan Pertamina Power Indonesia sebagai Subholding Power & New Renewable Energy (Pertamina NRE).
Proyek NBS berpotensi menghasilkan kredit karbon 11,6 juta CO2 per tahun untuk mengintensifkan pelestarian hutan guna mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor kehutanan
Upaya tersebut juga bertujuan mempercepatan pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia tahun 2030 dan visi Net Zero Emission 2060 di lingkup Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Baca juga : Pertamina - JOGMEC Perkuat Komitmen Transisi dan Keamanan Energi
Seperti diketahui. melalui dokumen long term strategy – low carbon and climate resilience (LTS – LTCCR), Indonesia telah menargetkan untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih awal.
Indonesia didorong untuk menurunkan emisi, dengan target sampai dengan 29% dalam waktu 10 tahun di 2030 nantinya.
Untuk itu, Pertamina NRE bersinergi mendorong percepatan pencapaian Nationally Determined Contribution Indonesia tahun 2030 serta visi NZE di lingkup Kementerian BUMN dengan mengembangkan proyek Nature Based Solution (NBS) salah satunya melalui skema reduced emission from deforestation and forest degradation (REDD).
Baca juga : Green Fuel Project, Inisiatif Pertamina Patra Niaga Dukung Indonesia Net Zero Emission
“Proyek ini bertujuan untuk mengintensifkan kegiatan pelestarian hutan guna mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan serta memberikan dampak positif bagi penyerapan emisi karbon dan keanekaragaman lingkungan.” jelas Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury dalam keterangan pers, Rabu (22/6)
Wakil Menteri I BUMN Pahala juga menghadiri penandatanganan Head of Agreement (HoA) Kerja sama Pengembangan Proyek NBS oleh Direktur Utama Perum Perhutani diwakili Direktur Operasi Natalas Anis Harjanto dan CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro di Sentul Eco Edu Tourism Forest, Kabupaten Bogor pada Senin (20/06).
Penandatanganan HoA disaksikan oleh Wamen I BUMN Pahala Nugraha Mansury, dan Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero) Mulyono.
Baca juga : Pertamina Patra Niaga Kolaborasi Kembangkan Bisnis dengan Pertamina Group
Kerja sama ini diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada Desember 2021 lalu, kemudian ditindaklanjuti dengan serangkaian pengerjaan Pra-Feasibility Study (FS) pada Februari-Mei 2022, dan dilanjutkan audiensi dengan KLHK pada 7 Juni 2022 serta konsultasi regulasi melalui Focus Group Discussion dengan KLHK pada 15 Juni 2022 lalu.
Karbon Kredit 11,6 juta ton CO2/tahun
Direktur Operasi Perhutani Natalas Ari Haryanto menyampaikan selain menekan laju deforestasi, tujuan kerjasama tersebut adalah memperluas tutupan lahan yang akan meningkatkan kemampuan kawasan hutan untuk menyerap emisi gas rumah kaca.
Baca juga : PIS dan Karpowership Jalin Kerja sama Kembangkan Infrastruktur Energi Bersih
“Kami sudah mengidentifikasi 9 calon lokasi di wilayah kawasan hutan milik Perhutani Group yang akan menjadi objek dan lokasi dari proyek ini," jelasnya.
"Sembilan calon lokasi ini lebih lanjut akan dilakukan studi kelayakan untk mengetahui kelayakan proyek dari khususnya terkait dampak terhadap lingkungan serta sisi finansial maupun operasional,” ujar Natalas.
Dia menambahkan bahwa berdasarkan hasil Pra Studi Kelayakan, NBS Project pada ke-9 lokasi ini akan mampu menghasilkan kredit kabon (carbon credit) lebih dari 11,6 juta ton CO2 per tahun.
Baca juga : Genjot Investasi Kapal Baru, PIS Kerja Sama dengan Dua Lembaga Keuangan Korsel
Dengan skema bisnis yang tepat, maka proyek ini akan mampu menjadi bisnis baru yang memberikan nilai tambah pada kedua belah pihak.
Sementara itu, sejumlah upaya dekarbonisasi yang akan dilaksanakan oleh Perum Perhutani, lanjut Natalas, di antaranya menekan atau mengurangi kerusakan hutan dan meningkatkan rehabilitasi lahan, menekan kebakaran hutan, mengganti penggunaan Marine Fuel Oil (MFO) menjadi Compressed Nature Gas (CNG) pada industri hasil hutan.
Selain itu, di bidang tanaman Perhutani juga mengurangi penggunaan pupuk anorganik.
Baca juga : Pertamina NRE dan VKTR Kerja Sama Percepat Transisi EV di Indonesia
Untuk Nature Based Solutions (NBS) merupakan salah satu solusi yang mengacu pada pengelolaan dan optimasi sumberdaya alam yang berkelanjutan melalui rekonfigurasi pengelolaan.
Pahala juga menyampaikan bahwa Pembentukan perusahaan NBS dan kerjasama antara Perhutani dan Pertamina NRE ini merupakan satu dari inisiatif strategis Kementerian BUMN untuk mendukung dekarbonisasi.
“Dengan adanya NBS, kita berharap bisa menjaga lingkungan di sekitar BUMN mendorong adanya energi baru terbarukan, yang berkaitan dengan sektror energi mengingat sebagai salah satu penghasil emisi terbesar.”
Dia berharap proyek NBS dapat memanfaatkan, mengelola, serta melestarikan wilayah hutan dengan potensi pengembangannya.
Perhutani beserta anak perusahaannya berperan sebagai penyedia lahan (land co) sementara Pertamina NRE sebagai pengelola bisnis NBS melalui NBS co. (RO/OL-09)
Lifting perdana produk bahan bakar minyak berupa Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur dengan campuran minyak jelantah dari Kilang Cilacap menjadi kado HUT ke-80 RI dari Pertamina.
Salah satu program unggulan yang diterapkan di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang bernama Nona Nori, yang fokus pada pengelolaan potensi lokal berbasis rumput laut.
Kinerja Pertamina pada semester I 2025 dinilai sejalan dengan semangat HUT ke-80 Republik Indonesia. Capaian positif itu juga disebut sangat mendukung upaya pencapaian swasembada energi.
SKK Migas menyoroti capaian progres proyek yang ditargetkan menembus angka 70% pada kuartal I 2026.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap mencatat sejarah baru dengan mengirimkan perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berbahan baku minyak jelantah
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah menyelesaikan tahapan pemasangan jacket dan topside anjungan lepas pantai OOA.
Aspek yang menjadi penilaian antara lain aspek kualitas produk yang dinyatakan tidak mengandung bahan metal berbahaya seperti logam berat dan timbal.
Kaltim berhasil mendapat insentif sekitar US$100 juta karena berhasil menurunkan emisi untuk waktu lima tahun
PLTS terapung Cirata menjadi tonggak akselerasi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya berskala besar di Indonesia yang praktis mati suri sejak 2020.
Nantinya akan ada wakil dari kehadiran PLN EPI di IT PLN yaitu artefak gambar atom dengan tiga bidang edar.
CXR merupakan platform yang bertujuan memfasilitasi dan mendemokratisasi perdagangan karbon, guna mengoptimalkan potensi pasar karbon di Indonesia.
BEBERAPA perusahaan terpantau telah aktif membeli Unit Karbon pada perdagangan perdana IDXCarbon, dan didominasi oleh perbankan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved