Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
DALAM rangka peringatan Pekan Imunisasi Dunia 2022, Kementerian Kesehatan mengingatkan para orangtua untuk segera melengkapi vaksinasi anak, terutama yang terlewatkan atau tertinggal karena pandemi covid-19. Hal itu agar kekebalan tubuh anak-anak meningkat.
Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine mengatakan, selain kondisi pandemi, tantangan terberat program imunisasi di Indonesia saat ini adalah menangkal berbagai pemberitaan negatif tentang imunisasi yang membuat orangtua enggan memberikan imunisasi kepada anak-anak mereka.
"Imunisasi itu sangat penting buat buah hati kita. Jadi kalau anak Anda belum mendapatkan imunisasi lengkap, segera datang ke tempat pelayanan kesehatan yang memberikan layanan imunisasi dan lengkapi vaksinasinya," ujar Prima dalam webinar Pekan Imunisasi Dunia 2022, dikutip Senin (18/4).
Baca juga: Imunisasi Tertinggal Bisa Dilengkapi Dengan Vaksin Ganda
Imunisasi berguna untuk mencegah penularan penyakit, wabah, sakit berat, cacat hingga kematian bayi dan balita. Imunisasi dasar lengkap dan lanjutan akan mempengaruhi masa depan anak Indonesia.
Saat ini, tersedia berbagai imunisasi yang bermanfaat untuk mencegah lebih dari 20 penyakit yang mengancam jiwa.
Imunisasi saat ini mencegah 2 juta hingga 3 juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak.
Pada 2020-2030, diperkirakan imunisasi akan menyelamatkan lebih dari 32 juta nyawa, dengan 28 juta di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah 5 tahun.
Prima mengatakan orangtua diharapkan bisa memanfaatkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada Mei mendatang untuk mengejar ketertinggalan imunisasi dasar lengkap.
Adapun jenis imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan adalah HB0 1 dosis, BCG 1 dosis, DPT-HB-Hib 3 dosis, polio tetes (OPV) 4 dosis, polio suntik (IPV) 1 dosis, dan campak rubela 1 dosis.
Imunisasi lanjutan pada anak usia 18-24 bulan adalah DPT-HB-Hib 1 dosis dan campak rubela 1 dosis.
Sedangkan imunisasi lanjutan anak sekolah dasar adalah campak rubela dan DT pada anak kelas 1 dan Td pada anak kelas 2 dan5.
"Imunisasi kejar ini kan yang kita berikan OPV, IPV, polio suntikan, polio tetes, kemudian penta (DPT-HB-Hib), kita berikan kepada anak-anak balita di bawah 5 tahun yang belum lengkap atau belum mendapat sama sekali tapi umurnya udah di atas 1 tahun," jelas Prima.
Khusus untuk campak rubela, Kementerian Kesehatan akan memberikan imunisasi kepada anak usia di bawah 12 tahun yang berada di luar Pulau Jawa dan Bali.
Ada lima provinsi yang menjadi perhatian khusus pada imunisasi campak rubela yakni Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, dan Keppri.
"Untuk campak rubela itu khusus, karena campak rubela itu tidak memperhitungkan status imunisasi yang lalu, jadi mulai usia 9 bulan sampai sebelum ulang tahunnya yang ke-12. Khusus lima provinsi itu batasnya sampai 15 tahun. Tapi untuk Jawa-Bali sasarannya hanya balita untuk campak rubela," kata Prima. (Ant/OL-1)
Vaksinasi shingrix terbukti sangat efektif mencegah cacar api dan neuralgia pada pasien yang sudah terkena cacar api.
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
Demam setelah imunisasi pada anak adalah salah satu efek samping yang sering terjadi dan menjadi kekhawatiran banyak orang tua.
Inggris menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi IMS gonorea, yagn difokuskan pada pria gay dan biseksual.
Vaksin HPV memberikan kesempatan bagi tubuh untuk membangun respon imunitas terhadap beberapa tipe HPV.
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada 2024 adalah 87,3% dan antigen baru seperti PCV dan RV adalah 86,6%. Cakupan ini masih di bawah target untuk terbentuknya herd immunity.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Orangtua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi.
Instansi pendidikan berperan dalam menyediakan ruang aman bagi anak untuk dapat mengembangkan diri dan meningkatkan pengetahuan.
Meski berguna untuk hal positif seperti belajar jarak jauh, ponsel ini juga kerap menjadi pintu masuk untuk berbagai masalah terkait dengan era digital ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved