KOMISI Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) tengah mempersiapkan 4 warisan budaya Indonesia untuk diajukan sebagai warisan budaya UNESCO pada 2023. Keempat warisan budaya tersebut adalah tenun, tempe, jamu dan reog Ponorogo.
Ketua Harian KNIU Itje Chodidjah mengungkapkan bahwa keempat warisan tersebut belum final untuk diajukan. Indonesia akan mengajukan salah satu dari keempat sesuai dengan kelengkapan dokumen atau syarat pengajuan.
"Jadi ini empat budaya yang diajukan nanti untuk 2023. Dari empat itu tidak semua diterima, nanti kita ditawarkan mana yang dahulu dan pemenuhan dokumen-dokumennya," ujarnya belum lama ini.
Dijelaskannya, KNIU berperan sebagai penghubung atau jembatan antara UNESCO dengan Indonesia. Lantas, warisan budaya yang akan diajukan dilakukan melalui KNIU.
Nantinya, bila salah satu dari keempat warisan budaya itu diterima sebagai warisan dunia UNESCO, maka otomatis menjadi milik dunia. Dan Indonesia pun bisa mendapat banyak manfaat seperti dikenal oleh dunia yang kemudian dapat berdampak pada perekonomian.
"Ketika kita sudah mengajukannya maka akan menjadi miliki dunia. Makanya kalau mau bikin apa-apa kita harus melaporkan ke UNESCO," terangnya.
Saat ini, Indonesia memiliki banyak warisan dunia UNESCO. Tugas semua pihak dan masyarakat adalah menjaganya karena itu merupakan bukti penghargaan dunia atas peradaban Indonesia.
Menurut Itje, warisan dunia UNESCO yang tidak dijaga atau dilindungi bisa berujung pada pencabutan status warisan dunia. Salah satu contohnya adalah kota Liverpool di Inggris yang sudah dicabut status warisan dunia sebagai kota industri karena tidak lagi memenuhi syarat-syaratnya.
"Setelah kita mendapat pengakuan masyarakat harus mendapat edukasi. Ini adalah warisan masyarakat kita yang berharga bagi peradaban dunia. Mari kita jaga dan dunia internasional juga ikut jaga," tandasnya.(H-2)