Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Waspada, Ini Bahaya Mengonsumsi Minyak Curah

M. Iqbal Al Machmudi
24/3/2022 07:45
Waspada, Ini Bahaya Mengonsumsi Minyak Curah
Pedagang pengecer mengantre untuk membeli minyak goreng curah di Kota Solo di Pasar Legi Solo, Jawa Tengah, Rabu (23/3/2022)(ANTARA/Maulana Surya)

MINYAK goreng sulit didapatkan menyebabkan banyak masyarakat beralih menggunakan minyak curah untuk memenuhi menyajikan makanan yang dikonsumsi keluarga. Namun nyatanya minyak curah sangat berbahaya bagi kesehatan.

"Minyak curah itu kan tidak jelas asal usulnya dulu sempat dilarang karena memang berbahaya," kata Ahli Gizi Dr Tan Shot Yen kepada Media Indonesia, Minggu (20/3).

Secara kualitas minyak kemasan dengan minyak curah sangat berbeda karena minyak curah memiliki komponen asam lemak yang lebih tinggi sehingga asam lemak tersebut menyebabkan mudah rusaknya minyak curah.

Baca juga: Glaukoma Pencuri Penglihatan Tiap Generasi

Baca juga: Alasan Kemenkes belum Pastikan Booster sebagai Syarat Mudik

Kemudian minyak curah juga lebih cepat rusak dibandingkan minyak kemasan karena tingginya asam lemak bebas sehingga akan mudah teroksidasi mengakibatkan mudah rusak.

Sedangkan minyak kemasan dilengkapi dengan vitamin dan mineral. Namun minyak goreng kemasan juga jangan sampai asal menggunakan. Karena terdapat bahan-bahan makanan yang tidak dapat digoreng dengan minyak kemasan.

"Bahan pangan berpati seperti tepung dan umbi yang digoreng dengan suhu tinggi akan menimbulkan reaksi antar gula dan asam amino yang menghasilkan acrylamide. Semakin lama lama menggoreng maka semakin terbentuk acrylamide," ujarnya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Foods and Drugs Administration/FDA) menjelaskan acrylamide merupakan senyawa yang berbahaya dan dikaitkan dengan risiko terjadinya kanker.

Senyawa berbahaya ini bisa ditemukan di makanan seperti gorengan atau makanan mengandung gula yang digoreng menggunakan suhu tinggi di atas 120 derajat celcius. Acrylamide juga paling sering ada di asap rokok.

Efek jangka panjang mengonsumsi minyak curah yang dikonsumsi akan menyebabkan risiko terjadinya kanker, peningkatan kadar kolesterol darah, kemudian berimplikasi pada peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Tan Shot Yen menyarankan untuk masyarakat tidak menggunakan minyak curah yang tidak jelas kesehatannya. Bahkan disarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi minyak goreng apalagi minyak yang digunakan berkali-kali.

Karena pada dasarnya bukan berapa kali minyak goreng dipakai berulang kali melainkan kebutuhan tubuh yang sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang digoreng.

"Masalahnya bukan berapa kali pemakaian minyak karena minyak adalah produk ultra proses bukan hanya diproduksi secara teknologi tapi juga penjernihan berulang dan rafinasi," jelasnya.

Makanan dengan produk nabati jika digoreng akan memunculkan acrylamide dan produk hewani yang digoreng akan muncul polisiklik aromatik hidrokarbon dan senyawa amines. Keduanya jika dikonsumsi rutin dalam berbagai jenis makanan lambat laun berisiko karsinogenik.

"Sehingga ada cara dikukus, atau direbus selain digoreng karena masih banyak menu asli Indonesia yang di kukus dan direbus. Mangkanya ajakan saya adalah kembali jadi orang Indonesia, dengan masakan Nusantara yang sehat dan nikmat," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya