Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENGIKUTI pola makan dan gaya hidup berbasis nabati yang sehat adalah sarana ampuh yang dapat menunda proses penuaan, mengurangi komorbiditas karena usia.
Selain itu, pola makan tersebut juga mengurangi risiko penyakit Covid-19 yang kronis serta kematian.
Pernyataan ini diungkapkan dalam tanggapan yang diterbitkan dalam European Journal of Clinical Nutrition.
Penulis dari tanggapan tersebut, adalah Hana Kahleova dan Neal D. Barnard, Direktur Clinical Research dan Presiden dari Physicians Committee for Responsible Medicine.
Dua pakar kesehatan ini menganalisis studi terbaru tentang bagaimana kebiasaan makan orang berkaitan dengan infeksi Covid.
Mereka menyimpulkan bahwa pola makan berbasis nabati memperlihatkan pendekatan yang paling hemat biaya dan perlu untuk dipromosikan serta dimasukkan dalam praktik sehari-hari untuk mengurangi Covid-19.
Baca juga: Kapolri Minta Vaksinasi Booster untuk Lansia Dimaksimalkan
“Selama beberapa tahun terakhir, kami telah menyoroti bagaimana pola makan nabati yang sehat dapat membantu orang mencegah dan bahkan mengobati penyakit, seperti penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, atau kanker kolorektal,” ungkap Angelina Pane, Manajer Tantangan 21 Hari Vegan Sinergia Animal dalam keterangan pers, Kamis (24/2).
Vegan Sinergia Animal adalah sebuah NGO internasional yang mendorong dan mendukung orang untuk mengadopsi pola makan berbasis nabati.
“Apa yang kami temukan sekarang adalah cara yang ampuh untuk memerangi penyakit kronis, juga pandemi Covid-19, yang merupakan dua tantangan kesehatan publik terbesar yang saat ini kita hadapi secara global,” lanjut Angelina.
Penemuan ilmiah terbaru
Salah satu studi paling ekstensif yang dilakukan hingga saat ini oleh para peneliti dari Harvard dan King's College London menunjukkan bahwa mereka dengan pola makan berbasis nabati yang sehat memiliki risiko 9% lebih rendah terinfeksi Covid-19,
Selain, mereka juga memiliki risiko lebih rendah 41% mengalami kondisi kronis saat terinfeksi Covid-19. Hampir 600 ribu data dari orang-orang dianalisis untuk penelitian ini.
Penelitian lain yang dilakukan oleh para ilmuwan di John Hopkins University, salah satu universitas dalam bidang kesehatan masyarakat yang paling bergengsi di dunia, meneliti para tenaga kesehatan dari enam negara yang memiliki paparan lebih rentan terhadap pasien Covid-19.
Temuan dari studi tersebut menunjukkan risiko lebih rendah sebesar 73% untuk terkena Covid-19 tingkat sedang hingga berat dialami kelompok yang melaporkan konsumsi dengan lebih sedikit daging dan susu serta lebih banyak buah dan sayuran.
Artikel tersebut juga menyoroti adanya kondisi kronis, seperti obesitas, penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes, yang dikaitkan dengan risiko kematian Covid-19 yang lebih tinggi.
“Kondisi ini sangat terkait dengan pola makan seseorang, dan penelitian tersebut telah menunjukkan bahwa pola makan nabati sangat efektif dalam memerangi setiap masalah tersebut,” jelas Angelina.
Beberapa bukti yang paling mencolok menunjukkan bahwa “pola makan nabati dapat mengurangi risiko kejadian penyakit jantung koroner sekitar 40% dan risiko kejadian penyakit pembuluh darah otak sebesar 29%”.
Penelitian yang sama juga menunjukkan bahwa risiko berkembangnya sindrom metabolik dan diabetes tipe 2 berkurang sekitar setengah.
Sinergia Animal menawarkan program gratis untuk membantu orang mengadopsi pola makan berbasis nabati
“Sejak awal pandemi, kami telah melihat tren di mana orang mencoba kebiasaan yang lebih sehat, termasuk apa yang mereka makan,” komentar Angelina. Hanya di Indonesia saja, 25.554 orang telah terdaftar di Tantangan 21 Hari Vegan sejak pandemi dimulai.
Para peserta tantangan ini menerima email setiap harinya dengan berbagai tips, resep, dan informasi yang perlu mereka ketahui untuk mencoba pola makan berbasis nabati.
“Kami juga memiliki ahli gizi khusus yang akan menjawab pertanyaan, dan mendorong orang untuk bergabung dengan sukarelawan dan teman yang membantu para pemula menavigasi gaya hidup baru ini dengan cara yang ramah dan bersahabat,” jelas Angelina.
“Siapa saja dapat bergabung, kapan saja, dengan mendaftar di 21hariveg.org," tuturnya. (Nik/OL-09)
Minyak kelapa sawit diyakini masih akan terus memainkan peran vital di berbagai sektor dalam pemenuhan hidup masyarakat. Sayangnya, hingga kini ada banyak tantangan yang menghantui.
Bund, pola makan vegetarian, vegetarian lacto-ovo, atau vegan secara signifikan menurunkan risiko kematian dini akibat kanker, penyakit jantung, dan penyakit kardiovaskular.
Water Footprint Network memperkirakan bahwa menerapkan pola makan berbasis nabati selama sebulan di Indonesia dapat menghemat 688,2 liter air.
Nabati Group, produsen makanan yang bermarkas di Jawa Barat, itu, ingin membawa sensasi menyantap makanan berkualitas restoran ke rumah-rumah di Indonesia
Orang yang mengonsumsi diet nabati sehat yang kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan memiliki 19% kemungkinan lebih rendah mengalami sleep apnea.
Kementan terus menggairahkan budidaya porang dan talas guna meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan dan berkontribusi pula pada perekonomian nasional.
Memeroleh makanan bergizi tidak harus selalu mahal, karena banyak sumber daya lokal kaya nutrisi dan menjadi alternatif yang terjangkau.
SELAMA dua tahun terakhir, Indonesia kembali menjadi importir beras, bahkan dalam jumlah yang sangat besar.
Untuk penyelesaian masalah gizi, penyelesaiannya harus sustainable dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga penyuluhan harus tepat.
Sebagaimana susu sapi, susu ikan juga mengandung alergen yang bisa memicu reaksi alergi pada orang tertentu. Jadi, riwayat alergi perlu diperhatikan saat hendak menyajikan susu ikan.
Memasak bekal bergizi seimbang untuk anak sekolah tidak perlu mahal atau sulit. Ahli gizi Esti Nurwanti merekomendasikan bahan makanan lokal yang mudah ditemukan dan terjangkau.
Para dewan pengarah yang ditempatkan pada Badan Gizi Nasional harus berasal dari kalangan ahli yang mengerti kajian gizi dan kesehatan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved