Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Wapres: NU Harus Jadi Motor Penggerak Demi Kemanfaatan Umat

Emir Chairullah
18/2/2022 09:09
Wapres: NU Harus Jadi Motor Penggerak Demi Kemanfaatan Umat
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan sambutan saat penutupan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 di UIN Raden Intan, Lampung, Jumat (24/12).(ANTARA/Hafidz Mubarak A)

NAHDLATUL Ulama (NU) diminta mengoptimalkan potensi yang dimiliki dan menjadi motor penggerak perubahan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat untuk mengatasi tantangan yang dihadapi bangsa. Dengan banyaknya ulama dan cendekiawan yang berdaya saing secara nasional maupun internasional, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai, hal tersebut sebagai potensi besar menghadapi tantangan. 

“Bagaimana menjadikan potensi yang dimiliki NU itu menjadi sebagai lokomotif gerakan perbaikan, sebagai lokomotif al-harakatul ishlahiyah di semua aspek, sehingga dia bukan merupakan kekuatan yang hanya terkumpul tapi tidak memberikan dampak dinamika terhadap perbaikan-perbaikan, tetapi dia justru bagaimana bisa menjadi kekuatan itu lokomotif penggerak di berbagai sektor,” kata Ma’ruf Amin pada puncak peringatan hari lahir ke-99 NU, Kamis (17/2) malam.

Ma’ruf mengutip pernyataan Hadlratus Syekh Hasyim Asy’ari, yang menyebu NU sebagai organisasi perbaikan. Sehingga, NU merupakan sebuah gerakan ulama dalam menuntun umat ke arah kebaikan di berbagai bidang. 

Baca juga: Ketua Umum Angkatan Muda Kabah Bersilaturahmi dengan Ulama NU di Makasaar

“Nahdlatul Ulama adalah gerakan ulama dalam memperbaiki umat, baik menyangkut masalah keagamaan maupun masalah kemasyarakatan. Kemasyarakatan tentu menyangkut soal ekonomi, budaya, soal politik, dan semua aspek kemasyarakatan,” paparnya.

Oleh karena itu, Ma’ruf berharap kepada para pemimpin NU di setiap tingkatan untuk dapat menjadi dinamo penggerak (muharrik) yang akan membawa seluruh jaringan NU baik di Indonesia maupun di luar negeri untuk menjadi penggerak di semua tingkatan. 

Menurut Ma’ruf, para pemimpin di dalam tubuh NU, baik di pusat, wilayah, maupun di daerah, cabang, sampai ranting, mereka berfungsi sebagai muharrik, sebagai penggerak, sebagai “dinamo” yang bisa menggerakkan untuk memberikan kemanfaatan umat dan bangsa. 

“Arti dari pada Nahdlatul Ulama itu kebangkitan ulama. Sebab kalau tidak terjadi gerakan itu bukan Nahdlatul Ulama lagi namanya, tapi sukutul ulama atau diamnya ulama,” jelasnya.

Ma’ruf menambahkan, NU juga dapat berkontribusi tidak hanya memberikan sumbangsih pemikiran di tingkat nasional, namun juga global. 

“NU ke depan (diharapkan) memberikan kontribusi, baik untuk tingkat nasional kehidupan kita berbangsa, bermasyarakat, dan juga dalam perannya di tingkat global dalam membenahi berbagai konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan, dalam kurun waktu lebih kurang dua bulan kepengurusan PB NU yang baru terbentuk, telah banyak kerja sama yang dijalin dengan berbagai pihak, khususnya dengan sejumlah kementerian, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta dalam proses kerja sama dengan Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian BUMN, dan Kementerian Koperasi dan UKM.

“Kita akan menjalankan program peremajaan sawit rakyat yang potensial melibatkan sekurang-kurangnya melibatkan 130 cabang, pembangunan kampung nelayan di 90 titik di seluruh Indonesia, dan baru saja kita tanda tangani dengan dua kementerian yang Insya Allah akan kita bangun 250 BUMNU (Badan usaha milik NU) dan akan kita didik sekurang-kurangnya 10.000 wirasantri. Ini semua adalah hasil kita menyatakan diri bahwa kita terbuka untuk semua, demi kemaslahatan yang lebih besar dan barakah,” ujarnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya