Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Hampir 70% Sumber Air Minum Indonesia Terkontaminasi Limbah Tinja

Atalya Puspa
12/2/2022 12:13
Hampir 70% Sumber Air Minum Indonesia Terkontaminasi Limbah Tinja
Ilustrasi air minum(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

BERDASARKAN data Kementerian Kesehatan tentang Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga pada 2020, dikatakan hampir 70% dari 20 ribu sumber air minum rumah tangga yang diuji di Indonesia terkontaminasi oleh limbah tinja. Menanggapi itu, UNICEF mengungkapkan hal itu menjadi penyebab utama dari kematian anak di bawah 5 tahun.

"Terlalu banyak anak yang tinggal di komunitas yang terkena dampak sanitasi yang tidak aman, yang membahayakan setiap aspek perkembangan mereka," kata Perwakilan UNICEF Robert Gass dalam keterangan resmi, Sabtu (12/2).

Dikatakan Robert, Indonesia sebenarnya telah membuat kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan sanitasi dasar, kurang dari 8% rumah tangga memiliki toilet yang terhubung ke septic tank tertutup, namun pengelolaan kotoran yang buruk dapat menyebabkan kontaminasi ke lingkungan sekitar.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi yang lebih aman, UNICEF kemudian membuat kampanye #DihantuiTai.

Baca juga: Kandungan Mikroplastik dalam Air Minum Kemasan Dinilai masih Aman

Kampanye tersebut bertujuan untuk menginformasikan rumah tangga tentang sanitasi yang aman dan bagaimana kontaminasi tinja di sumber air membahayakan kesehatan masyarakat. Melalui kampanye online ini, UNICEF menyerukan kepada keluarga untuk memasang, memeriksa, memperbaiki atau mengganti septic tank mereka dan mencari layanan penyedotan lumpur setidaknya sekali setiap 3-5 tahun.

“Sanitasi yang aman mengubah hidup anak-anak dan menempatkan mereka di jalur untuk mencapai potensi penuh mereka,” ucap Robert.

Dikatakannya, sanitasi yang dikelola dengan buruk dapat melemahkan sistem kekebalan anak-anak dan menyebabkan kerusakan permanen atau bahkan kematian.

"Melalui inisiatif ini, kami berharap lebih banyak masyarakat di seluruh negeri akan mengambil peran yang lebih besar dalam mengelola sanitasi rumah tangga mereka untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak dan keluarga mereka," pungkas Robert.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya