Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PSIKOLOG anak dan remaja dari Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo membagikan kiat bagi orangtua ketika memberikan pujian atau validasi eksternal pada anak agar tidak menimbulkan dampak negatif.
"Sering ditanyakan orangtua, nanti anaknya besar kepala kalau dipuji terus-terusan atau nanti dia tidak mau terpacu untuk mencapai yang lebih baik lagi. Memuji itu memang ada tekniknya sendiri. Sebenarnya memuji itu bukan sesuatu yang simpel, bukan sesuatu yang gampang," kata Vera dalam sesi webinar, ditulis Kamis (6/1).
Menurut Vera, pujian yang baik seharusnya diucapkan secara spesifik atau langsung mengarah pada proses di balik keberhasilan yang anak capai.
Baca juga: Tuntutan Mati Pemerkosa Anak Didukung Banyak Pihak
Pujian secara umum yang diucapkan secara terus-menerus, seperti sebatas kata-kata," Wah, kamu hebat" atau "Wah, kamu pintar", dapat menimbulkan efek negatif pada anak.
"Kita tidak secara general bilang 'hebat' atau apa. Itu mungkin kalau terlalu berulang kali, dia akan merasa dirinya memang anak paling hebat dan pintar di dunia ini, tetapi begitu keluar rumah dan bertemu sedikit kesulitan jadi gampang rapuh," ujarnya.
Sebagai contoh, kalimat seperti, "Mama bangga kamu bisa bangun tidur di pagi hari sendiri tanpa dibangunkan", kata Vera, akan jauh lebih baik dan bisa berdampak positif pada anak.
Menurut Vera, pujian atau validasi eksternal masih dibutuhkan bagi anak-anak hingga usia remaja. Validasi ini merupakan bentuk apresiasi yang diberikan dari lingkungan sekitarnya sehingga dapat menumbuhkan motivasi pada diri mereka.
"Pujian masih dibutuhkan untuk mereka. Makanya mungkin ada anak-anak yang akan semangat belajarnya kalau dijanjikan reward tertentu," tuturnya.
Meski demikian, Vera mengingatkan agar orangtua juga tetap membantu menumbuhkan dan mengembangkan validasi internal pada diri sang anak.
Validasi internal merupakan perasaan bangga dan semangat yang muncul melalui kesadaran di dalam dirinya sendiri tanpa harus dipicu pujian orang lain.
Validasi ini, kata Vera, biasanya baru berkembang pada usia remaja akhir sekitar 16 hingga 18 tahun.
Sebagai contoh, kalimat seperti, "Wah kamu hebat sudah bisa lebih bagus nilainya, kamu pasti bangga dengan diri kamu sendiri sudah bisa berusaha semaksimal mungkin" atau "Kamu pasti bangga dengan diri kamu sendiri karena bisa bangun tidur tanpa dibangunkan", menurut Vera, merupakan cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan validasi internal.
"Sehingga dia akan menyadari dirinya sendiri, 'Ternyata aku tidak perlu melakukan ini untuk dapat pujian dari orang karena itu membuat aku sendiri merasa senang atau bahagia terhadap apa yang aku lakukan'," pungkas Vera. (Ant/OL-1)
Rencana, program anak kedua Denny dan istrinya akan dilakukan di rumah sakit yang sama tempat istrinya melahirkan anak pertamanya.
Praktik hipnoterapi yang diimplementasikan secara tepat dapat menyembuhkan trauma yang disebabkan oleh perundungan dan meningkatkan prestasi anak di sekolah.
UPAYA memperkuat perlindungan perempuan dan anak dari ancaman tindak kekerasan melalui pengintegrasian sistem antarlembaga terkait harus mendapat dukungan semua pihak.
Pada usia 5 tahun, koneksi yang dibentuk oleh pengalaman sehari-hari dalam bermain, eksplorasi, belajar, akan secara harfiah membangun arsitektur otak mereka.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Muklay menyampaikan bahwa seni sebaiknya dipahami sebagai ruang ekspresi, bukan sebagai sarana mencari keuntungan materi semata.
Guru membagikan enam kebiasaan penting yang bisa diterapkan orang tua dan siswa di bulan pertama sekolah.
Muklay menyampaikan bahwa seni sebaiknya dipahami sebagai ruang ekspresi, bukan sebagai sarana mencari keuntungan materi semata.
Upaya untuk membiasakan anak menerapkan pola makan sehat bisa mulai dilakukan pada masa pengenalan MPASI, ketika anak berusia sekitar enam bulan.
Makan bersama keluarga secara rutin penting untuk membangun kebiasaan makan sehat sekaligus mempererat ikatan keluarga.
Para orangtua disarankan menghindari penggunaan disinfektan dan antiseptik secara berlebihan di rumah dan fokus pada upaya kebersihan fungsional, bukan sterilisasi berlebihan.
Penelitian terbaru mengungkap lima kebohongan kecil yang sering dilakukan orangtua kepada anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved