Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PSIKOLOG anak dan remaja dari Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo membagikan kiat bagi orangtua ketika memberikan pujian atau validasi eksternal pada anak agar tidak menimbulkan dampak negatif.
"Sering ditanyakan orangtua, nanti anaknya besar kepala kalau dipuji terus-terusan atau nanti dia tidak mau terpacu untuk mencapai yang lebih baik lagi. Memuji itu memang ada tekniknya sendiri. Sebenarnya memuji itu bukan sesuatu yang simpel, bukan sesuatu yang gampang," kata Vera dalam sesi webinar, ditulis Kamis (6/1).
Menurut Vera, pujian yang baik seharusnya diucapkan secara spesifik atau langsung mengarah pada proses di balik keberhasilan yang anak capai.
Baca juga: Tuntutan Mati Pemerkosa Anak Didukung Banyak Pihak
Pujian secara umum yang diucapkan secara terus-menerus, seperti sebatas kata-kata," Wah, kamu hebat" atau "Wah, kamu pintar", dapat menimbulkan efek negatif pada anak.
"Kita tidak secara general bilang 'hebat' atau apa. Itu mungkin kalau terlalu berulang kali, dia akan merasa dirinya memang anak paling hebat dan pintar di dunia ini, tetapi begitu keluar rumah dan bertemu sedikit kesulitan jadi gampang rapuh," ujarnya.
Sebagai contoh, kalimat seperti, "Mama bangga kamu bisa bangun tidur di pagi hari sendiri tanpa dibangunkan", kata Vera, akan jauh lebih baik dan bisa berdampak positif pada anak.
Menurut Vera, pujian atau validasi eksternal masih dibutuhkan bagi anak-anak hingga usia remaja. Validasi ini merupakan bentuk apresiasi yang diberikan dari lingkungan sekitarnya sehingga dapat menumbuhkan motivasi pada diri mereka.
"Pujian masih dibutuhkan untuk mereka. Makanya mungkin ada anak-anak yang akan semangat belajarnya kalau dijanjikan reward tertentu," tuturnya.
Meski demikian, Vera mengingatkan agar orangtua juga tetap membantu menumbuhkan dan mengembangkan validasi internal pada diri sang anak.
Validasi internal merupakan perasaan bangga dan semangat yang muncul melalui kesadaran di dalam dirinya sendiri tanpa harus dipicu pujian orang lain.
Validasi ini, kata Vera, biasanya baru berkembang pada usia remaja akhir sekitar 16 hingga 18 tahun.
Sebagai contoh, kalimat seperti, "Wah kamu hebat sudah bisa lebih bagus nilainya, kamu pasti bangga dengan diri kamu sendiri sudah bisa berusaha semaksimal mungkin" atau "Kamu pasti bangga dengan diri kamu sendiri karena bisa bangun tidur tanpa dibangunkan", menurut Vera, merupakan cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan validasi internal.
"Sehingga dia akan menyadari dirinya sendiri, 'Ternyata aku tidak perlu melakukan ini untuk dapat pujian dari orang karena itu membuat aku sendiri merasa senang atau bahagia terhadap apa yang aku lakukan'," pungkas Vera. (Ant/OL-1)
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik utama pada anak yang sifatnya kronis dan potensial menganggu tumbuh kembang anak.
Salah satu penyebab anak tantrum tidak mau berhenti saat mandi adalah instruksi orangtua yang tidak spesifik yang terkadang terkesan sepihak sehingga memicu perdebatan.
Usia 2 sampai 2,5 tahun direkomendasikan untuk toilet training karena anak dinilai sudah memiliki kemampuan untuk melakukan rangkaian dasar yang dibutuhkan dari proses latihan buang air.
Anak dan remaja membutuhkan ruang yang aman dan suportif untuk menyalurkan tekanan emosional yang mereka rasakan, terutama pada masa transisi seperti awal tahun ajaran baru.
Anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah lebih cenderung mengalami masalah perilaku, depresi, rasa rendah diri, dan kegagalan dalam pendidikan.
Pendidikan pada usia dini merupakan fase yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
Pola makan bergizi seimbang bisa mengikuti panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan yang memuat proporsi nasi, sayur, lauk hewani, dan buah sebagai acuan yang mudah diterapkan di rumah.
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved