Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
EPIDEMIOLOGDicky Budiman menyarankan untuk para jemaah umrah asal Indonesia bisa mendapatkan vaksin booster ketiga, sebelum akhirnya berangkat ke tanah suci untuk beribadah. Selain booster, penggunaan masker wajib dengan jenis KN95 atau sejenisnyna.
“Menurut saya jemaah umrah ini harus booster dan bukan hanya status 2 vaksin saja, dan paling terpenting penggunaan masker dengan jenis KN95 atau sejenisnya,” ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, Senin (10/1).
Lebih lanjut, hal ini disebabkan masa ketika seseorang sudah melaksanakan vaksin dosis kedua harus diperkuat ketika telah melewati 7 bulan lebih masa proteksi. Terlebih, menurutnya 2 vaksin belum cukup untuk menangkal varian virus baru omikron.
“Kalau lebih (7 bulan) mending di booster itu yang harus diperkuat dan juga selain itu upaya pengamanan antar kedua Negara Arab dan Indonesia,” lanjutnya.
Baca juga: Badan POM Resmi Terbitkan Izin Darurat 5 Merek Vaksin untuk Booster
Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia itu juga mengesakan bahwasanya perjalanan ibadah ke tanah suci merupakan urusan yang penting untuk dijalankan. Untuk itu dirinya berpesan, agar pemerintah bisa mereda perjalanan luar negeri yang tidak memiliki kepentingan mendesak.
“Ibadah umrah tentu tidak bisa dikesampingkan karena ini ibadah religius yang harus diutamakan, dalam artian jangan kalah dengan urusan ekonomi, dikalahkan aspek ekonomi apalagi dalam pariwisata yang tidak penting,” tegasnya.
Selain itu dirnya menyarankan kepada pemerintah untuk peningkatan pengamanan dan mitigasi setelah setiba di tanah air. Disamping harus melakukan karantina 10 hari dengan 3 kali tes swab PCR, monitoring para jemaah yang kembali ke rumah masing-masing menjadi sangat penting untuk dilakukan.
“Minimal 10 hari karantina dengan 3 kali swab PCR, 2 di antaranya menjelang hari terakhir karantina, jeda 24 jam harus sama sama negatif, selain itu harus ada pemantauan kembali ke rumahnya, setidaknya 5 -7 hari untuk tetap dirumah dan dimonitor,” tegas Dicky.
Sebelumnya, Kementerian Agama telah memberangkatkan sebanyak 419 jemaah muslim Indonesia untuk melaksanakan umrah perdana pada 9 Januari 2022, kemarin. Wakil Ketua DPP Asosisasi Muslim Penylenggara Haji Umrah Republik Indonesia, Azhar Gazali mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada para calon jemaah umrah untuk mengetahui lebih detil pelaksanaan umrah di masa pandemi.
“Jadi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) sudah siap, karena sudah dibuktikan dengan adanya keberangkatan kemarin, ini akan terus begrulir Insyallah masyarakat sudah di edukasi tentang berangkat umrah di masa pandemi,” jelasnya.
Azhar juga menceritakan keadaan pelaksanaan umrah di masa pandemi. Usai meningkatnya kasus varian omicron di beberapa negara, pengetatan kembali diterapkan di Arab Saudi.
“Sebelumnya sholat berjamaah boleh merapatkan shaf, terkahir sebelum kita (Tim Aju) kembali ke tanah air, pengetatan kembali dilakukan yakni dengan melonggarkan shaf dan tetap menggunakan masker selama beribadah, serta tidak boleh lagi berkerumun atau menetap, harus begerak terus,” pungkas Azhar. (H-3)
Epidemiolog sekaligus peneliti Global Health Security, Dicky Budiman, mengatakan bahwa sebetulnya hal tersebut tidak mengagetkan karena covid-19 kini sudah menjadi endemi.
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran pada 28 Mei lalu mengenai kewaspadaan lonjakan covid-19.
Cuaca yang lebih hangat dan basah (kelembaban tinggi) serta perubahan iklim diduga berkontribusi terhadap penyebaran dan perluasan demam berdarah.
MASALAH utama menghadapi covid-19 kali ini yakni meningkatkan kesadaran masyarakat untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan membiasakan protokol kesehatan (prokes) kembali.
Indonesia kini sudah memasuki fase endemi sehingga banyak hal aturan mengenai pandemi covid-19 akan berubah atau menyesuaikan dengan aturan selanjutnya.
Vaksinasi shingrix terbukti sangat efektif mencegah cacar api dan neuralgia pada pasien yang sudah terkena cacar api.
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
Demam setelah imunisasi pada anak adalah salah satu efek samping yang sering terjadi dan menjadi kekhawatiran banyak orang tua.
Inggris menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi IMS gonorea, yagn difokuskan pada pria gay dan biseksual.
Vaksin HPV memberikan kesempatan bagi tubuh untuk membangun respon imunitas terhadap beberapa tipe HPV.
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada 2024 adalah 87,3% dan antigen baru seperti PCV dan RV adalah 86,6%. Cakupan ini masih di bawah target untuk terbentuknya herd immunity.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved