Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Edukasi Tentang Bahaya Pembakaran Sampah Mesti Ditingkatkan

Mediaindonesia.com
10/1/2022 12:54
Edukasi Tentang Bahaya Pembakaran Sampah Mesti Ditingkatkan
Direktur Ecological Observation & Wetland Conservation (Ecoton), Prigi Arisandi.(Ist)

MASIH banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa kebiasaan membakar sampah di tempat terbuka merupakan salah satu penyebab dari polusi udara.

Padahal, di tengah pandemi ini, kualitas udara yang baik sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan pernapasan manusia.

Prigi Arisandi, Direktur Ecological Observation & Wetland Conservation (Ecoton), sebuah Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah mengatakan, ada dua hal yang perlu didorong agar pembakaran sampah tidak lagi menjadi kebiasaan masyarakat, yaitu edukasi kepada masyarakat serta peran dari pemerintah dalam mengelola sampah.

“Yang pertama, bagaimana masyarakat harus mendapatkan edukasi melalui sekolah dan dunia pendidikan, bahwa membakar sampah mengeluarkan bahan-bahan kimia (yang berdampak buruk),” ujar Prigi dalam video yang diunggah akun instagram Bicara Udara, diakses Senin (10/1).

Sedangkan yang kedua, lanjut Prigi, perlu adanya upaya dan aksi nyata dari pemerintah untuk menyediakan sarana pengelolaan sampah yang baik dan memadai. Sebab, menurutnya, saat ini regulasi pengelolaan sampah dari pemerintah masih belum optimal.

“Pemerintah selalu saja banyak membuat aturan tapi kurang baik dalam implementasi dan pengawasan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Prigi menuturkan bahwa jika dilihat secara nasional, setiap tahun masyarakat menghasilkan 8 juta ton sampah plastik. Sementara hanya 3 juta ton yang dikelola oleh pemerintah.

“Artinya, ada 5 juta ton sampah yang terabaikan. 2,6 juta ton sampah dibuang ke sungai, sisanya 2,4 juta ton akan dibakar. Jadi, perilaku membakar sampah itu terjadi di mana-mana,” terangnya.

Oleh karena itu, Prigi mengatakan perlu peran dari masyarakat melalui berbagai macam komunitas yang secara mandiri dapat aktif untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai lingkungan, khususnya tentang pengelolaan sampah.

“Memang untuk mewujudkan masyarakat yang berpartisipasi dan berkontribusi pada lingkungan dibutuhkan akses informasi. Dari tersedianya informasi ini, kami yakin lambat laun akan tercipta masyarakat yang kritis, mandiri, dan memperjuangkan lingkungan yang sehat dan bebas pencemaran,” pungkasnya. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik