Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin Digencarkan

Ferdian Ananda Majni
06/1/2022 10:05
Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin Digencarkan
PENDIDIKAN PRANIKAH: Ratusan pelajar se-Kota Denpasar mengikuti sosialisasi pendidikan pranikah untuk merencanakan keluarga sejahtera(ANTARA / Fikri Yusuf)

KONDISI kesehatan perempuan usia subur saat ini kurang mendukung untuk pengurangan angka stunting karena anemia dan kurang gizi masih tinggi. Untuk itu menurut Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo pencegahan stunting harus dilakukan sejak tiga bulan sebelum menikah.

"Saat ini terdapat remaja putri usia 15-19 tahun dengan kondisi berisiko kurang energi kronik sebesar 36,3%, wanita usia subur 15-49 tahun dengan risiko kurang energi kronik masih 33,5% dan mengalami anemia sebesar 37,1%," kata Dokter Hasto dalam keterangannya Kamis (6/1). Tingginya angka anemia dan kurang gizi pada remaja putri sebelum nikah sehingga pada saat hamil berpotensi menghasilkan anak stunting.

Karena itulah, lanjit Dokter Hasto, BKKBN membuat program wajib pendampingan, konseling dan pemeriksaan yang dilakukan mulai tiga bulan sebelum menikah untuk memastikan setiap calon penganti atau calon pasangan usia subur berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.

"Salah satu fokus dalam pemeriksaan program ini, setiap calon pengantin perempuan diwajibkan untuk memeriksakan kesehatannya. Termasuk memeriksa lingkar lengan atas, tinggi badan, berat badan, kemudian hemoglobin (Hb)," jelasnya.

Khusus pendampingan, program ini fokus untuk meningkatkan pemenuhan gizi calon pengantin atau calon pasangan usia subur untuk mencegah kekurangan energi kronik dan anemia sebagai salah satu risiko yang dapat melahirkan bayi stunting.

"Harapannya faktor risiko yang dapat melahirkan bayi stunting pada calon pengantin/calon pasangan usia subur dapat teridentifikasi dan dihilangkan sebelum menikah dan hamil," papar dokter Hasto.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pronowo menyambut baik Program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin.

"BKKBN punya program bagus, tiga bulan sebelum mereka menikah diperiksa, wabilkhsusus calon pengantin perempuan, yaitu Hb, lingkar lengan, tinggi badan, dan berat badan. Calon pengantin pria kita juga periksa, yang merokok kalau bisa berhenti paling nggak tiga bulan sehingga pada saat bulan madu bayinya akan sehat," ujar Ganjar.

Ganjar menambahkan jika stunting bisa dideteksi sejak awal maka pengendalian stunting akan lebih cepat.

"Hitungan-hitungan kita kalau 500 ribu setiap tahun orang hamil maka sekitar 20 persen bermasalah. Nah, aplikasi aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah, Siap Hamil) bisa kita pakai untuk melakukan intervensi," lanjutnya.

Saat ini provinsi besar yang angka stunting paling rendah diduduki Jawa Tengah, yaitu 20%, Jawa Timur 23%, dan Jawa Barat 24%. "Dari data yang disampaikan ternyata Jawa Tengah lumayan bagus tapi kita akan terus genjot," terangnya.

Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Edy Wuryanto mengapresiasi terobosan yang digagas BKKBN untuk memerangi stunting dari hulu. "Hari ini BKKBN membuat terobosan menangani stunting dari hulu yang tidak pernah dipikirkan oleh orang-orang," katanya.

Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan mengaku selama ini intervensi stunting masih banyak dilakukan di hilir. Padahal, kata dia sumber stunting berada di hulunya, yaitu dimulai  pada fase pranatal atau sebelum kelahiran "Biasanya intervensi dari hilir, misalnya berat anak-anak sudah kurang baru ditangani. Tapi dia lupa bahwa ini terjadi karena hulunya yang nggak tertangani dengan baik," lanjut dia.

Dia menegaskan bahwa Komisi IX DPR RI akan terus meningkatkan anggaran untuk penanganan stunting. Tahun, 2021 BKKBN sudah kita naikkan anggaran itu agar Bapak Presiden ketika bertanya siapa yang bertanggung jawab untuk pengamanan stunting baik buruknya itu BKKBN," tuturnya.

"Banyak anggaran dari kementerian lembaga untuk stunting tapi tidak ada yang menjadi komandan atau leading sektor. Nah, BKKBN lah yang tetap menurut saya nanti Pak Hasto akan bertanggung jawab kepada presiden," sambungnya.

Sebelumnya, Program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin resmi diluncurkan di Pendopo Gede Boyolali, Kabupaten Boyolali, Rabu (29/12).

Program yang digagas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tersebut, diluncurkan langsung secara virtual Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Muhadjir mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membangun keluarga terutama untuk menyiapkan generasi unggul, sehat, cerdas, dan bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa harus dimulai dari hulu.

"Bapak Presiden memberikan arahan kepada kita membangunnya tidak dari hilir dan tengah tapi langsung dari hulunya. Yang paling hulu itu adalah stunting dan stunting itu harus dimulai dari calon pasangan keluarga," kata Muhadjir

Karena itulah pemberian pemahaman yang cukup terhadap calon pengantin itu menjadi mutlak. Bukan hanya soal keagamaan, tapi juga berkaitan dengan kesehatan reproduksi agar nanti mereka melahirkan generasi yang sehat, cerdas dan mampu bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa.

Muhadjir menambahkan pendampingan, konseling, dan pemeriksaan kesehatan dalam 3 bulan pranikah sebagai upaya pencegahan stunting dari hulu kepada calon pengantin adalah program strategis. "Ide untuk melaksanakan program pendampingan konseling dan pemeriksaan minimum dalam tiga bulan pranikah adalah suatu hal yang sangat strategis terutama dalam kaitannya dengan perang melawan stunting," katanya.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya