LPPM UMJ Gelar Program Pengabdian Masyarakat di Ciseeng

Widhoroso
23/12/2021 21:35
LPPM UMJ Gelar Program Pengabdian Masyarakat di Ciseeng
Workshop dan sosialisasi program pengabdian masyarakat oleh UMJ.(Dok UMJ)

PROGRAM Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bertema 'Pemberdayaan Potensi Masyarakat Melalui Optimalisasi BumDes Desa Kuripan Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. menjadi salah satu program yang meraih pendanaan dalam Program Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Berbasis Hasil Penelitian Perguruan Tinggi Swasta 2021 dari Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Dalam kegiatan terkait bantuan dana tersebut digelar workshop dan sosialisasi bertajuk 'Pemetaan Potensi Desa, Manajemen BumDes dan Penguatan Potensi Pertanian Desa Kuripan, Ciseeng Bogor', yang diadakan di Serpong, Banten, Kamis (23/12). Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMJ, Prof. Tri Yuni Hendrawati, ST., M.Si, menyatakan bahwa program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memiliki dampak yang baik bagi masyarakat. Program, yang memenangkan dana bantuan Kemenristekdikti ini melibatkan mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidikan guna meningkatkan potensi wilayah yang diabdikan.

"LPPM UMJ memiliki road map yang merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat. Sudah 450 karya yang dipublikasikan berasal dari kegiatan pengmas, yaitu KKN Mahasiswa," jelasnya.
 
Dalam workshop tersebut, Ir. Soelarno, M.Si, dekan Fakultas Pertanian UMJ menjelaskan optimalisasi potensi pertanian di Desa Kuripan.  Menurutnya, jenis tanah di Desa Kuripan yaitu jenis Laktosol Coklat, sangat cocok untuk segala jenis tanaman. "Karena itu, petani dapat bertanam tanaman yang memiliki nilai jual sehingga bermafaat untuk kehidupan masyarakatm," jelasnya.

Sedangkan Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian UMJ Dr. Meisanti membahas tentang adaptasi sosial ekonomi petani melalui penguatan kelembagaan kelompok tani. Disebutkan, penguatan kelompok tani menjadi salah satu cara untuk meningkatkan potensi pertanian yang dimiliki desa.

"Petani pun perlu beradaptasi kemajuan teknologi agar dapat bersaing di era globalisasi untuk mempelajari keilmuan baru terkait pertanian. Pembentukan kelompok tani berbasis kepercayaan dan networking serta kerjasama dalam menjalankan usaha tani sangat dibutuhkan agar para pelaku usaha tani mendapat keuntungan," jelasnya. (RO/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya