Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dekan FKUI Sarankan Langkah Pencegahan Penyebaran Varian Omicron

Ferdian Ananda Majni
21/12/2021 12:41
Dekan FKUI Sarankan Langkah Pencegahan Penyebaran Varian Omicron
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP.(MI/Adam Dwi)

DEKAN Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP mengatakan bahwa dengan telah ditemukannya kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia, bahkan 1 kasus merupakan kasus transmisi lokal, mengingatkan kembali peristiwa lonjakan kasus Covid-19 di pertengahan tahun 2021 yang lalu.

Menurut Prof.Ari, kondisi tersebut dapat terulang apabila kita tidak waspada dan lakukan langkah-langkah antisipasi untuk pencegahan penyebaran.

“Jika kita ingat kembali peristiwa kolapsnya pelayanan kesehatan kita di bulan Juni dan Juli 2021, kami para dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang masih praktik di rumah sakit merasakan suasana yang mencekam saat itu," jelasnya.

"Sebagian BOR (Bed Occupancy Rate) rumah sakit diatas 100%, ventilator terbatas, oksigen sempat kosong, dan keterbatasan obat-obatan untuk pasien Covid-19," tutur Prof.Ari.

"Selain itu ada juga laporan pasien meninggal di rumah saat isolasi mandiri yang ketika kondisi memburuk tidak bisa dievakuasi ke rumah sakit karena memang kondisi IGD RS yang penuh,” kata Prof. Ari Fahrial dalam keterangannya Selasa (21/12).

Prof. Ari Fahrial mengimbau masyarakat untuk selalu mengingat kondisi lonjakan kasus penyebaran Covid-19 pada bulan Juni dan Juli 2021.

Kasus baru di Indonesia meningkat tajam hingga 1 juta kasus per bulan dan kasus hariannya yang mencapai di atas 55.000 kasus dalam satu hari.

Selain itu, pada periode tersebut pemerintah juga sampai harus membuka fasilitas isolasi mandiri yang terpusat di berbagai tempat dan rumah sakit darurat yang dibuka di beberapa kota.

Masih pada periode yang sama, jumlah tenaga kesehatan yang gugur pun meningkat. Sebanyak 30% dokter yang meninggal selama pandemi, terjadi  pada periode Juni-Juli 2021.

“Setiap hari di grup WhatsApp terinfo adanya kabar kerabat atau kenalan yang meninggal dunia karena Covid-19. Banyak juga yang sedang mencari ruang rawat inap atau ICU untuk keluarganya yang menderita Covid-19. Ingatlah apa yang terjadi pada kita saat itu,” paparnya.

“Saya sendiri kehilangan Bapak saya yang kebetulan karena kondisi sakit jantungnya, perlu menggunakan oksigen dan kehabisan oksigen selama 24 jam karena memang stok oksigen yang terbatas," katanya.

"Hingga akhirnya meninggal dunia beberapa hari kemudian dalam perjalanan mencari RS, walau PCR-nya negatif. Saya juga kehilangan sepupu yang merupakan suami istri sehingga anak-anak almarhum menjadi yatim piatu saat periode Juni-Juli 2021," jelasnya.

"Padahal anak-anak tersebut masih butuh bimbingan kedua orang tua tercinta," lanjut Dekan yang juga merupakan Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM tersebut.

Belajar dari peristiwa tersebut, Prof. Ari Fahrial mengatakan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 varian Omicron terutama menjelang momen pergantian tahun.

1. Memperketat protokol kesehatan (prokes)

Masyarakat perlu untuk memperketat prokes. Gunakan masker dengan baik dan benar, masker digunakan untuk mencegah kita menularkan atau tertular virus. Hindari kerumunan, dan menunda untuk berangkat ke luar negeri apalagi ke negara dengan jumlah kasus Omicron yang tinggi. Vaksinasi untuk yang belum di vaksin.

2. Menjaga pintu masuk ke Indonesia

Pemerintah pusat harus tetap menjaga pintu masuk Indonesia dengan ketat, karantina 10 hari untuk semua yang datang ke Indonesia tetap konsisten dijalankan tanpa tebang pilih. Sekuensing terus ditingkatkan, khususnya untuk kasus positif yang masuk ke Indonesia, laboratorium dengan fasilitas NGS didukung pengadaan reagennya.

3. Larangan pesta malam tahun baru

Pemerintah daerah perlu mengumumkan larangan pesta malam tahun baru serta penutupan tempat-tempat rekreasi pada malam tahun baru.

“Saya mengapresiasi Bupati Bogor dengan polres setempat yang sudah mengumumkan penutupan jalan menuju Puncak saat malam tahun baru, kalau perlu diperluas waktunya," terangnya.

4. Upgrade kemampuan pemeriksaan PCR.

Sehingga semua stakeholder yang terkait pemeriksaan PCR untuk meng-upgrade agar kemampuan pemeriksaan PCR meliputi juga untuk mendeteksi Omicron dengan menggunakan primer yang meliputi Spike Gene (S-gen) Target Failure (SGTF).

“Kalau kita kompak, kita dapat mengendalikan penyebaran varian Omicron ini. Mustinya kita semua bisa bersinergi untuk berkontribusi mengendalikan pandemi ini di bumi pertiwi tercinta,” pungkas Prof. Ari Fahrial. (Fer/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya