Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PERWAKILAN dari sembilan organisasi nonpemerintah yang berbasis di Papua Barat berbagi pengalaman dalam melaksanakan upaya-upaya konservasi dan pelestarian lingkungan di pesisir dan laut provinsi tersebut. Kesembilan organisasi tersebut adalah mitra-mitra penerima hibah Program Blue Abadi Fund (BAF). Kegiatab tersebut digelar di Manokwari, Selasa (14/12).
Lokakarya bertajuk “Sharing Pembelajaran Implementasi Program Blue Abadi Fund” ini diselenggarakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI), selaku administrator program, bersama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat.
"Tujuan utama dari lokakarya ini adalah sebagai forum bagi pembelajaran dari implementasi Program BAF sejak tahun 2017. BAF merupakan sebuah model pendanaan berkelanjutan yang bertujuan menyediakan arus pendanaan jangka panjang yang aman dan stabil guna mendukung kelestarian ekosistem dan spesies di Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) melalui kegiatan perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam hayati secara berkelanjutan," ujar Gellwynn Daniel Hamzah Jusuf mewakili Program BAF
Adapun Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Arifin Rudiyanto menjelaskan, pengelolaan laut dan pesisir, berdasarkan Rencana Pengelolaan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, terdapat program-program prioritas nasional. Program itu antara lain memperkuat ketahanan ekonomi dan pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan, hingga program peningkatan kualitas pengelolaan kemaritiman, perikanan, dan kelautan.
Sementara, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Andi Rusandi yang menghadiri kegiatan secara daring, menyambut baik kegiatan ini, lalu meneruskan.
“Lokakarya ini dapat mendorong dan memperkuat pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia pada umumnya, dan Provinsi Papua Barat pada khususnya, kemudian juga menyebarkan pembelajaran praktik terbaik dari pelaksanaan kegiatan," ujar Andi.
Sedangkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Papua Barat, Jacobis Ayomi, M.Si., menegaskan, pihaknya berkomitmen atas pengelolaan modal alam secara lestari dan berkelanjutan.
Untuk mewujudkan komitmen tersebut, menurut Jacobis, dibutuhkan kemitraan yang strategis dengan berbagai pemangku kepentingan baik di tingkat lokal, nasional, dan global. "Terima kasihn atas dukungan dari berbagai pihak yang mendukung program konservasi di wilayah BLKB Papua Barat, terkhusus USAID-Indonesia dan lembaga donor lainnya yang tergabung dalam Program BAF," ujarnya.
Sebagai informasi, lokakarya ini, selain merupakan berbagi pembelajaran dari implementasi program BAF yang telah berjalan semenjak 2017, sekaligus juga sebagai bentuk apresiasi kepada USAID-Indonesia. USAID-Indonesia merupakan salah satu pihak yang telah mendukung program pendanaan berkelanjutan dan upaya-upaya konservasi pesisir dan laut di wilayah BLKB di Papua Barat. Termasuk melalui Program BAF.
“Blue Abadi Fund adalah contoh nyata dari kerjasama yang baik antara pemerintah, LSM, akademisi, dan lembaga pembangunan lainnya seperti USAID dan Walton Family Foundation, untuk melaksanakan program-program konservasi di Bentang Laut Kepala Burung (BLKB)," jelas perwakilan dari USAID-Indonesia Alexis Polovina.
Alexis menilai sangat penting memastikan kelestarian kawasan BLKB melalui tata kelola dan pengelolaan sumber daya alam yang baik. Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID senang dapat mendukung Indonesia dalam melindungi keanekaragaman hayati laut di kawasan ini untuk kesejahteraan generasi sekarang dan berikutnya.
Selain sambutan dari para tokoh tersebut di atas, lokakarya hari ini dibuka dengan penampilan dari salah satu mitra BAF, yaitu Kelompok Ekowisata Wadowun Beberin. Dalam kesempatan kali ini, kelompok asal Kampung Aisandami, Kabupaten Teluk Wondama, ini membawakan satu babak dalam tarian penyambutan tamu yang berjudul “Penolakan.”
Ketua rombongan dari Wadowun Beberin, Malania Hegemur, menyatakan, tarian tersebut menceritakan suatu masa di Teluk Wondama sebelum datangnya “terang,”. Terang yang dimaksud merujuk kepada masa sebelum diperkenalkannya kitab suci Injil; ketika masyarakat di sana berperang satu sama lain.
“Terima kasih kepada Program BAF yang telah mendampingi kami dari nol. Semoga bantuan dari Program BAF dapat terus menunjang perkembangan kelompok kami ke depannya agar kami bisa lebih baik lagi dan bertambah maju. Kami bercita-cita supaya Kampung Aisandami di Teluk Wondama bisa menjadi (destinasi wisata) seperti Bali, Raja Ampat," tandas Malania.
Rampung sesi pembukaan, lokakarya dilanjutkan dengan sesi presentasi yang diawali oleh Meity Ursula Mongdong dari Conservation International (CI) Indonesia dalam kapasitasnya sebagai anggota Komite Penasihat Konservasi dan Sains dari Program BAF, lalu Rony Megawanto, Direktur Program dari Yayasan KEHATI, dan Haerul Arifin, S.Hut., M.Si., dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Papua Barat. Presentasi lalu dilanjutkan dengan paparan mengenai pengalaman kerja konservasi di Papua Barat dari mitra-mitra Program BAF.
Secara keseluruhan, lokakarya ini diikuti oleh 73 partisipan yang menghadiri secara langsung, dan 46 partisipan secara daring. Kegiatan ini juga menghadirkan mitra-mitra Program BAF sebagai narasumber, yaitu Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kepulauan Raja Ampat, Yayasan Penyu Papua (YPP), Yayasan Nazaret Papua Barat (YNPB), Yayasan Misool Baseftin (YMB), Konsorsium Mitra Bahari (KMB) Papua Barat, dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Raja Ampat. (OL-8)
Masyarakat Papua Barat mendatangi kantor KPK dan Kejagung untuk melakukan klarifikasi dan memberikan informasi hasil investigasi terkait Gubernur Papua Barat Dominggus Madacan.
BENCANA tanah longsor dan banjir bandang Pegunungan Arfak, tepatnya di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Papua Barat menelan belasan korban jiwa.
Jumlah keseluruhan korban dalam peristiwa itu sebanyak 24 orang, terdiri atas lima orang selamat, 16 korban meninggal dunia, sedangkan tiga korban lainnya belum berhasil ditemukan.
Brimob melakukan pencarian Iptu Tomi Samuel Marbun, anggota yang dilaporkan hilang sejak 18 Desember 2024 di kawasan Kali Rawa, Distrik Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni.
Buku Cahaya Fajar dari Balik Gunung Mbaham mengupas perjalanan kepemimpinan Ali Baham Temongmere (ABT), pejabat Papua Barat yang mengedepankan pembangunan berbasis budaya.
SETIDAKNYA 12 ribu pelajar di Manokwari, Papua Barat, sudah mendapatkan makan siang gratis (MBG). Selurhnya merupakan pelajar dari tingkat TK hingga SMA di wilayah perkotaan Manokwari.
Pemerintah Indonesia memperkuat komitmennya dalam mencapai target konservasi laut 30% atau sekitar 97,5 juta hektare dari total wilayah laut nasional pada tahun 2045.
Konservasi spesies laut dilindungi juga menjadi titik fokus kegiatan WWF-Indonesia dengan berkontribusi dalam penyusunan rencana tata ruang laut (RZ KSN/KSNT) di 11 lokasi.
YKAN, sejak 2014, berfokus pada pelestarian alam dan kolaborasi dengan masyarakat lokal. Salah satu contohnya adalah sistem sasi.
Pada 23-25 April 2024, berlangsung pertemuan teknis ketiga mengenai pengaturan pelaksana wilayah tumpang tindih yurisdiksi ZEE dan LK Republik Indonesia-Vietnam, di Ha Noi, Vietnam.
Ia mengatakan menjaga mangrove ini sangat penting untuk satu wilayah untuk mencegah ambrasi.
Populasi hiu tikus telah mengalami penurunan sebesar 80% dan hal ini disebabkan karena adanya praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved