Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Luncurkan Program Menara Vokasi, 5 Daerah Jadi Tuan Rumah 

Faustinus Nua
07/12/2021 22:55
Luncurkan Program Menara Vokasi, 5 Daerah Jadi Tuan Rumah 
Peluncuran Gebyar Menara Vokasi(Dok. Pribadi)

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) resmi meluncurkan program Menara Vokasi pada Selasa (7/12). Terdapat 5 daerah yang menjadi tuan rumah program akselerasi mutu pendidikan vokasi tersebut yakni Medan, Pekanbaru, Banjarmasin, Labuan Bajo, dan Kolaka. 

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Industri, Sariadi mengatakan, program inisiasi Ditjen Vokasi itu akan memperkuat kemitraan dan keselarasan antar stakeholders. Mulai dari satuan pendidikan vokasi (SMK, PTV, LKP), Pemerintah Daerah, Industri, Asosiasi, dan Media Massa akan tergabung dalam pentahelix. 

"Pembentukan akselerator daerah di 5 wilayah ini mengacu pada model kemitraan pentahelix," ujarnya dalam Gebyar Menara Vokasi, Selasa (7/12). 

Untuk mencapai tujuan tersebut, Ditjen Vokasi menunjuk 5 politeknik di kelima daerah sebagai koordinator. Politeknik Medan akan menjadi akselerator dan penggerak Menara Vokasi Medan, Politeknik Negeri Bengkalis menjadi mesin penggerak di Pekanbaru dan Politeknik Negeri Banjarmasin untuk Menara Vokasi Banjarmasin. Kemudian ada juga Politeknik Elbajo Commodus sebagai penggerak vokasi di Labuan Bajo dan Politeknik Negeri Ujung Pandang untuk Menara Vokasi Kolaka. 

"Setiap perguruan tinggi vokasi kami wajibkan untuk melangkah bersama-sama dengan satuan pendidikan vokasi yang lain yaitu sekolah menengah kejuruan dan Lembaga Kursus Pelatihan," jelasnya. 

Lebih lanjut, Sariadi menyampaikan, kelima Politeknik tersebut akan menyusun peta jalan kemitraan dengan dunia usaha dan industri. Mereka turut berinisiatif dalam berbagai program vokasi mulai dari forum diskusi bersama hingga membangun kerja sama. 

Baca juga : Paduan Suara Universitas Pancasila Raih Medali Emas Kompetisi Internasional

Dia berharap semua pihak bisa berkomitmen untuk mendukung pendidikan vokasi di Tanah Air. Hal itu merupakan salah satu upaya untuk membangun SDM Indonesai yang unggul.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikburistek Wikan Sakarinto mengapresiasi upaya dari setiap wilayah yang telah berhasil membentuk akselerator daerah yang berbasis kemitraan pentahelix. Dia menegaskan bahwa dalam kemitraan yang tepenting adalah komitmen bersama mewujudkan pendidikan vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri serta relevan dengan pembangunan, baik di daerah maupun di skala nasional. 

"Vokasi tidak mungkin berjalan sendiri. Link and match, untuk bisa link mungkin tidak sulit, tapi untuk match ini masih menjadi tantangan. Kita harus tinggalkan cara tradisional, jangan kita mendidik dengan keyakinan sendiri yang ternyata sudah tidak relevan dengan kebutuhan industri yang kebaruannya begitu cepat," tuturnya. 

Menurut Wikan, fokus pembentukan akselerator daerah sendiri mengacu pada program destinasi super prioritas dan pembangunan ekonomi di kawasan 3T. Seperti di wilayah Toba, Sumatera Utara dan Labuan Bajo, NTT yang membutuhkan SDM terampil untuk pengembangan kawasan wisata. Peluang ini tentunya dapat diisi oleh para lulusan vokasi yang merupakan putra-putri daerah setempat. 

Dia juga mengungkapkan bahwa dukungan serta komitmen dari Pemerintah Daerah sangatlah penting, terutama dalam mengatasi persoalan ketenagakerjaan. Ia mencontohkan kemitraan yang dibangun oleh Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) dan beberapa industri, seperti PT Vale, PT Antam, dan PT Ceria yang bekerja sama dalam pembuatan program studi di kampus cabang PNUP di Kolaka. Menurut Wikan, hal ini merupakan bentuk nyata dari 'memasak bersama' antara pendidikan vokasi dengan industri. 

"Dari pembuatan prodi kemudian menyusun kurikulumnya juga bersama. Kita harus punya mindset bahwa yang dibutuhkan oleh industri adalah lulusan vokasi yang siap kerja dan mampu mengerjakan pekerjaan, bukan sekadar lulus mendapat ijazah. Sementara kita masih memiliki tantangan terkait penguatan soft skills. Kalau kita terus mengejar penguasaan hard skills, dalan beberapa tahun ke depan pasti akan tertinggal," jelas Wikan. 

Sebelum penyelenggaraan Gebyar Menara Vokasi, setiap politeknik yang ditunjuk telah mengadakan berbagai pertemuan dan focus group discussion (FGD) bersama dengan mitra, baik dari DUDI, asosiasi, dan pemerintah daerah untuk menyusun peta jalan kemitraan yang berkelanjutan.. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya