Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KETUA Indonesia Sport Nutrition Association Rita Ramayulis menyarankan Anda menambahkan protein ke dalam makanan selingan atau di antara dua waktu makan dan ketika menjelang tidur, setiap harinya.
"Dulu, selingan itu untuk memenuhi kebutuhan energi yang belum terpenuhi pada makanan pokok. Sekarang tidak bisa lagi, harus menambahkan protein karena itu protect-nya tubuh kita," kata dia dalam sebuah webinar kesehatan, ditulis Sabtu (4/12).
Rita, yang juga pengurus DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) itu mengatakan, protein dibutuhkan sel imunitas agar bisa bekerja sesuai tugasnya. Zat gizi yang juga harus ada di dalam makanan utama ini pun bertugas membantu memelihara sel yang sudah terbentuk.
Baca juga: Edukasi Literasi Gizi Di Daerah Harus Libatkan Tokoh Masyakarat
"Jadi sel-sel yang sudah terbentuk lama-lama menua, butuh dikasih protein supaya tetap disintesis, kepadatannya tetap ada, karena protein bahan dasar seluruh hormon dan enzim dalam tubuh. Jadi tidak boleh kekurangan protein," jelas dia.
Seseorang misalnya membutuhkan enam porsi protein yang bisa didapatkan dari beragam pangan seperti daging, tempe dan olahannya serta susu.
Dari susu contohnya, dibutuhkan sekitar dua porsi, dan jumlah ini akan meningkat seiring seseorang melakukan kegiatan yang membutuhkan energi berlebih, menguras protein atau saat pemulihan usai sakit.
"Saat situasi pandemi, kebutuhan kebutuhan protein kita diminta lebih ditingkatkan, salah satunya bisa diambil dari keju," ujar Rita.
Keju bisa menjadi salah satu sumber protein yang penggunannya relatif luas ke dalam makanan, berbeda dari susu yang cenderung terbatas penggunannya misalnya tidak bisa dipanaskan karena bisa menghilangkan zat gizinya.
"Makanya keju menjadi salah satu pilihan cerdas karena dia bisa masuk ke mana pun. Misalnya mau pakai ubi, singkong, masuk semuanya (bersama keju), malah bikin ubi keju makin terasa enaknya. Kalau ditambahkan keju lebih bernilai," pungkas Rita. (Ant/OL-1)
Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi Untuk Siswa (Genius) yang digagas Badan Pangan Nasional diklaim telah meningkatkan status gizi dan literasi pangan anak-anak sekolah.
Menurut hasil riset yang dimuat dalam British Journal of Nutrition, sebanyak 80% anak Indonesia masih kekurangan asupan DHA.
Investasi gizi sejak dini merupakan kunci untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di masa mendatang.
Pemerintah sangat sadar asupan gizi berperan dalam meningkatkan dan mendukung perkembangan kecerdasan anak, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan.
Indonesia dianugerahi kekayaan pangan yang sangat melimpah dan beragam. Potensi ini mencakup berbagai jenis bahan pangan dari berbagai kategori utama.
Kegiatan dikemas dalam format talkshow, workshop, dan nonton bareng, dengan melibatkan para ibu rumah tangga sebagai peserta aktif.
Banyak yang bertanya, “Jika orang tua saya menderita diabetes, apakah saya juga akan mengalaminya?” Jawabannya: belum tentu.
Pola makan mencerminkan gaya hidup seseorang dan sangat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Sebuah studi menunjukan makanan ultraproses dapat meningkatkan risiko kanker paru sebesar 41% bagi yang sering mengonsumsinya.
Penelitian selama 15 tahun di Swedia membuktikan pola makan sehat dapat memperlambat penuaan dan mengurangi risiko penyakit kronis pada lansia.
Pola makan lebih dominan sebagai pemicu obesitas dibandingkan tingkat aktivitas fisik harian.
Buah-buahan adalah pilihan makanan sehat yang mendukung program diet berkat kandungan nutrisi, serat, dan proteinnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved